Sahabat Saung Belajar, pernahkah sahabat disuruh guru menulis puisi? Pusing? Ribet? Huftt...
Sini duduk tenang dulu di Saung Belajar. Ambil nafas dalam-dalam. Kita belajar bareng yuk.
Perasaan juga salah satu sumber yang LDA. Isi hati kita sendiri bisa jadi ide, sesuatu yang paling lekat dengan diri kita, bukan?
Misalnya, pernah suatu saat saya merasa kesal sekali pada sekelompok orang. Dalam perasaan saya, mereka itu kok seringnya mencoba membuat saya tampak buruk. Apa yang saya lakukan mereka benci. Nah daripada saya marah - marah meluap ke mereka, saya tuangkan saja persaan yang saat itu lekat dekat pada saya.
Ada selembar kertas, saya corat coret saja semau kata yang keluar. Tanpa edit. Tak apa jika bentuknya pun tak serupa bentuk bait-bait puisi. Setelah merasa lega, beberapa waktu kemudian tulisan itu saya tulis ulang di catatan hp. Sret sret edit sana sini. Plus dipermanis dengan Canva. daan ini hasilnya :
Sini duduk tenang dulu di Saung Belajar. Ambil nafas dalam-dalam. Kita belajar bareng yuk.
Apa itu Puisi dan Manfaat menulis Puisi
Pelajaran bahasa melibatkan ketrampilan menulis puisi tentu bukan tanpa manfaat. Salah satunya adalah membuat kita menjadi lebih kreatif dalam mengeksplore penggunaan bahasa yang kita pelajari. Baik Bahasa Indonesia maupun bahasa asing. Selain itu menulis puisi juga dapat menjadi sarana untuk pengungkapan diri. Membuat perasaan menjadi lebih lega. Menulis puisi itu harusnya menyenangkan dan menenangkan.
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra berwujud tulisan yang didalamnya bisa terdapat irama, rima, ritme dan lirik. Dalam bahasa Inggris puisi dapat disebut dengan poem atau poetry.
Sedangkan pengertian puisi secara etimologis, kata ‘puisi’ berasal dari bahasa Yunani ‘pocima’ yang berarti membuat atau ‘poeisis’ yang berarti pembuatan. Yah, dikatakan begitu karena melalui menulis puisi berarti seseorang itu kan sudah membuat dunia tersendiri. Dunia kata-kata dalam rangkaian bait – bait yang berisi pesan atau gambaran suasana tertentu.
Langkah – Langkah Menulis Puisi
Setelah Sahabat Belajar tahu apa itu puisi dan manfaatnya, Sahabat tentu akan lebih termotivasi untuk menulis puisi tanpa beban. Sekarang siapkan pena dan kertas. Ayo kita mulai menulis!
1. Tentukan ide puisi
Tidak usah panik. Ide yang bisa disebut juga gagasan itu betebaran dimana saja lho. Menulis puisi dimulai dari setitik ide. Cukup setitik saja sudah bisa untuk membuka sumbat keran kata-kata untuk dimuat dalam beberapa bait. Jadi tidak usah langsung bingung membayangkan ribuan kata. Sahabat belajar cukup mengingat memori kenangan atau pengalaman. Atau mengamati lingkungan di sekitar Sahabat. Trus tiba-tiba TINGG ! Ahaa aku punya ide!
Misalnya begini, dari melihat menu takjil , Sahabat tiba – tiba punya ide untuk menulis puisi. Berbukalah dengan yang manis adalah slogan yang sering muncul mengiringi gambar takjil.
2. Tentukan tema dan gaya puisis
Saat setitik ide sudah mulai berpijar di pikiran Sabahat, jangan dibiarkan padam begitu saja yaa. Ikatlah dengan menentukan tema dan gaya puisimu. Tema dapat dikatakan ide pokok permasalahan yang akan Sabahat angkat nantinya di puisi. Bisa tergambarkan dalam bidang ekonomi, politik, sosial, cinta, nasionalisme, atau komedi.
Kemudian pikirkan puisi Sahabat itu mau dibuat dengan gaya yang sendu mengharu biru atau malah ringan seakan bercakap, atau jenaka menggugah tawa.
Sebagai contoh, tadi kan sudah ada menulis puisi dengan ide takjil. Nah sebagai tema saya memilih tema sosial tentang budaya mudik, dengan gaya santai, ringan saja.
3. Menggunakan gaya bahasa
Saat menulis puisi, sahabat belajar dapat menggunakan gaya bahasa agar pilihan kata yang dipakai tidak membosankan. Misalnya saja, Sahabat dapat menggunakan majas simile, metafora ,atau personifikasi. Majas merupakan gambaran sebuah estetika dalam puisi. Majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran dengan makna dan maksud tertentu yang terkandung di dalamnya.
4. Membayangkan Suasana dengan Berimajinasi
Setelah itu biarkan Sahabat membayangkan suasana dengan berimajinasi sebebasnya. Kembangkan puisi Sabahat dengan kata-kata indah yang terlintas di pikiran. Yang penting tulis saja dulu. Bisa menulis di selembar kertas, atau dengan mengetiknya di laptop, atau menulisnya di catatan handphone. Tulis saja dulu tanpa ada beban untuk mengeditnya. Editing bisa nanti-nanti saja setelah jadi draft. Baca ulang sambil diedit sana sini sesuai kata hati.
Beimajinasilah menggunakan kata-kata sebebasnya . Kata-kata itu ibaratnya kan menjadi nyawa dalam puisi. Pilihlah kata-kata yang ringkas, lebih baik jika khas dan bermakna. Karena puisi tidak seperti prosa yang royal menggunakan banyak kata dalam puluhan paragraf.
Utak utik juga kata-kata yang sudah tertulis itu dengan menggunakan permainan bunyi atau pengulangan bunyi untuk mendapatkan rima yang menarik. Tapi jika Sabahat menginginkan puisi Sahabat tanpa rima tertentu pun juga boleh saja. Hanya saja dengan adanya ritmik dan rima yang menarik, puisi Sahabat akan dapat menciptakan nada tertentu dengan suasana tertentu sehingga puisi yang dibaca akan terasa indah atau menyentuh hati.
Manfaatkan Teknik LDA
Dalam mempraktekkan langkah-langkah diatas, Sahabat Belajar akan terbantu dengan memanfaatkan teknik LDA. Apa itu LDA?
Sahabat, yang dimaksud dengan LDA adalah L-ekat, D-ekat, A-krab. Tujuannya sederhana saja, yaitu agar kita tidak merasa takut dulu dengan kegiatan menulis. Menulis itu mudah kok. Cukup pikirkan dan olah kata-kata dari sesuatu yang familiar dengan kita.
Dalam menentukan ide misalnya, Sahabat dapat memulainya dengan mengamati sekitar Sahabat. Bisa saja bagaian tubuh kita sendiri. Bisa saja dari orang atau suasana di sekitar kita atau bisa saja dari benda di sekitar kita. Yang sederhana bisa saja menjadi ide menulis puisi. Sesuatu yang lekat, dekat dan akrab dengan diri Sahabat.
Misalnya saat mati lampu di rumah beberapa waktu lalu, saya bisa dapat ide menulis dari benda yang dekat dan akrab ada saat mati lampu yaitu lilin. Suasana lilin saat menyala membuat saya memilih tema tentang kerelaan saat memberi atau membantu orang lain dengan gaya puisi yang tenang. Bukan santai penuh candaan.
The Art of Giving
by: Misis Dewi_April
Be like a candle in the dark
Which gives light
Without even asking why
As life sometimes shows
that giving
is not only about expecting
something in returns
Demikian juga saat memilih kata-kata untuk puisi Sahabat. Saat kita masih merasa pemula dalam berlatih menulis puisi, LDA akan dapat membantu kita untuk tidak mudah panik karena merasa kebingungan memilih kata. Tenang saja, Sahabat dapat memulai puisi sahabat dengan kata-kata yang memang sudah akrab dengan keseharian. Sahabat dapat pula memilih kata-kata sederhana untuk mendeskripsikan kuatnya suasana atau gambaran yang ada didepan kita.
Contohnya, suatu hari saya jalan-jalan di desa sebelah saja dengan keluarga. Saat capai, kami memutuskan untuk duduk-duduk di sebuah pos kamling bambu sederhana. Dari tempat saya duduk terlihat sebuah rumah tua. Pemiliknya duduk tenang penuh kepasrahan di serambi. Dari suasana gambaran itu terbersitlah untuk menulis puisi. Corat-coret di catatan HP, sambil menunggu suami yang sedang memperbaiki sesuatu milik kenalannya yang rumahnya dekat situ. Menggunakan kata-kata sederhana saja, tertulislah puisi Rumah Tua di Ujung Desa.
Rumah Tua di Ujung Desa
By: Misis Dewi_April
Jalanan bertata batu itu hampir berujung
Disambut jalan tanah setapak
Bersemak rerumputan
Berhias tinggi pepohonan,
dedaunan singkong yang berkerubung,
dan gerumbulan kacang tanah
Mengapit lambaian pucuk jagung
Di sisi kuburan tua
Matahari belum lama meninggi
Perempuan tua duduk memangku caping
Di bangku kecil kayu mahoni
Depan beranda berlantai tanah kering
sepi sendiri
Harum bunga kacapiring
Menguarkan kerinduannya
Akankah rumah ini kembali penuh tawa
Saat lebaran nanti tiba
Memecah sepanjang tahun yang hening
Perempuan tua tetap menunggu
Duduk besenandung kidung lama
Tentang penerimaan, bukan air mata
Di depan rumah kecil berdinding kayu
Tepat ujung jalan sebuah desa
sederhana dalam sunyi
penuh kepasrahan
Perasaan juga salah satu sumber yang LDA. Isi hati kita sendiri bisa jadi ide, sesuatu yang paling lekat dengan diri kita, bukan?
Misalnya, pernah suatu saat saya merasa kesal sekali pada sekelompok orang. Dalam perasaan saya, mereka itu kok seringnya mencoba membuat saya tampak buruk. Apa yang saya lakukan mereka benci. Nah daripada saya marah - marah meluap ke mereka, saya tuangkan saja persaan yang saat itu lekat dekat pada saya.
Ada selembar kertas, saya corat coret saja semau kata yang keluar. Tanpa edit. Tak apa jika bentuknya pun tak serupa bentuk bait-bait puisi. Setelah merasa lega, beberapa waktu kemudian tulisan itu saya tulis ulang di catatan hp. Sret sret edit sana sini. Plus dipermanis dengan Canva. daan ini hasilnya :
Bahkan kemudian puisi itu saya tulis ulang ke bahasa Inggris. Hehehe biar legaa persaannya. Bagi saya, menulis itu menenangkan.
Nah, Sahabat Belajar, tidak sulit bukan menulis puisi? Ayo cobalah menulis sebuah puisi dari sesuatu yang sudah begitu akrab dan dekat dengan keseharian Sahabat. Tuangkan emosi dengan pemikiran yang penuh imajinasi. Langsung tulis kata-katamu. Karena penulis puisi favorit saya, Robert Frost, mengatakan bahwa puisi itu adalah ketika emosi menemukan pemikirannya, dan ketika pemikiran itu kemudian menemukan kata-kata yang pas untuk menuangkannya.
So, just write your own words!
Nah, Sahabat Belajar, tidak sulit bukan menulis puisi? Ayo cobalah menulis sebuah puisi dari sesuatu yang sudah begitu akrab dan dekat dengan keseharian Sahabat. Tuangkan emosi dengan pemikiran yang penuh imajinasi. Langsung tulis kata-katamu. Karena penulis puisi favorit saya, Robert Frost, mengatakan bahwa puisi itu adalah ketika emosi menemukan pemikirannya, dan ketika pemikiran itu kemudian menemukan kata-kata yang pas untuk menuangkannya.
So, just write your own words!
Yuk baca juga contoh puisi yang juga lekat dengan keseharian kita, dari sudut pandang wanita. Bagus banget puisinya, judulnya BREATHE, di sini sudah saya lengkapi dengan terjemahan bahasa Indonesianya yaa : Baca di sini : Puisi Tentang Wanita 'Breathe'