Puisi Puasa Penyemarak Ramadhan

00.56

Assalamu'alaikum Sahabat Belajar,
Rasanya bersyukur sekali ya kita masih bisa menjumpai ramadhan kali ini. Beberapa puisi berikut ini mungkin bisa menjadi penyemarak bulan istimewa ini.Tema dari karya karya puisi ini adalah berbagai suasana bulan puasa. Suasana disaat kita merasa lebih dekat dengan Sang Pencipta, misalnya sujud di sepertiga malam terakhir atau suasana sahur. Simak puisinya satu persatu dan Sahabat mungkin bisa tertarik juga untuk menuliskan sebuah puisi puasa versi kalian sendiri.


Salah satu yang membuat kita lebih dekat pada Sang Kuasa adalah semakin banyaknya sujud yang kita lakukan pada bulan Ramadhan. Berikut sebuah puisi dari sahabat baik saya yang berjudul Sujud. Sebuah puisi yang pendek saja, tetapi dalam dan indah maknanya. Mari kita hiasi malam-malam di bulan suci ini dengan ribuan sujud terdalam, berserah dan berpasrah memohon keridho-an Nya. Selain pahala, ketenangan dan kepasrahan hati bisa kita dapat. 

SUJUD

Di atas sajadah usang, di sepertiga malam itu

Ketika harap berujung kecewa dan asa hampir terputus

Lantunan tasbih dan istighfar bercampur derai air mata

dibisikkan lirih ke bumi semesta alam.


Bersimpuh

Berserah

Berpasrah

Berharap doa dimengerti langit

Memohon ampunan Ilahi Robbi

Puisi lain dari rekan Bapak guru saya ini menyentuh hati, sebuah puisi untuk mengingat saat indah beliau bersantap sahur bersama keluarga. Yang membuat saya terharu, puisi ini ditulis oleh bapak-bapak lho. Seseorang yang saya kira paling cuek, sering tampak tidak pedulian, apalagi untuk urusan menyiapkan makan sahur bagi keluarga. Tetapi Bapak penulis puisi ini memang menyatakan kalau beliau itu tidak hanya mengandalkan istri saja dalam urusan domestik rumah tangga. Apalagi saat bulan Ramadhan seperti ini, beliau berusaha aktif membantu istrinya menyiapkan makan sahur untuk keluarga.  Bukan sebagai beban, tetapi beliau memang menikmatinya sekaligus sarana meraih pahala berlipat ganda.


SAHUR TERINDAH

Kuterbangun dalam tidurku

Kubersyukur hpku berdering kencang

yang selalu mengingatkan untuk cepat bangun dan bersujud

Kuberdoa untuk seluruh keluarga, saudara serta teman


Kunikmati sahur yang ada seraya berdoa

Bersyukur pada Ilahi

Terimakasih Ya Allah

Masih Kau beri kehidupan indah

pada keluarga kecilku


Sungguh sahur Ramadhan ini

adalah sahur terindah bagi keluarga kecil kami 

Salah satu puisi lain yang ingin saya sajikan sebagai penyemarak Ramadhan adalah sebuah syair karya Jelaluddin Rumi. Kali ini saya tertarik melalui karya terjemahannya dalam bahasa Inggris. Bagi Jelaluddin, terdapat sesuatu yang begitu manis yang tersembunyi dalam kekosongan perut saat kita berpuasa. Silakan kita simak puisi berikut ini.

Fasting

by Mevlana Jelaluddin Rumi

English version by Coleman Barks

Original Language Persian/Farsi & Turkish


There's hidden sweetness in the stomach's emptiness.

We are lutes, no more, no less. 

If the soundbox is stuffed full of anything, no music.

If the brain and belly are burning cleanwith fasting

every moment a new song comes out of the fire.

The fog clears, new energy makes you run up the steps in front of you.

Be emptier and cry like reed instruments cry.


When you're full of food and drink, Satan sits

When you fast, good habits gather like friends who want to help.

Lute atau Kecapi, alat musik dalam puisi Fasting

Terjemahan puisi Jelaludin Rumi:

Ada rasa manis yang tersembunyi di dalam perut yang kosong ini!
Kita ini seperti alat musik kecapi begitu saja, tak kurang tak lebih
Ketika perut alat musik kecapi terisi, darinya tak akan keluar musik
Tatkala otak dan perutmu terbakar karena puasa,
setiap saat itu akan muncul lagu baru dari api.

Kabut menghilang,  energi baru membuatmu berlari menapaki undakan di depanmu.
Kosongkanlah dirimu dan melengkinglah dengan indah seperti alat musik dengan buluh di dalamnya
Saat kamu penuh dengan makan dan minum, duduklah setan
Saat kamu berpuasa, kebiasaan-kebiasaan baik  berkumpul bagai para sahabat sejati yang ingin membantu.

Sungguh menggugah hati ya syair dari ahli sufi di atas. Satu lagi puisi yang ingin saya bagikan adalah puisi saya sendiri, pengingat pada hari - hari akhir Ramadhan. Yes, that's right ! Hari dimana banyak orang sudah disibukkan menjelang mudik lebaran. Puisi ringan saja untuk menutup keriangan Ramahan kita kali ini.


MUDIK

Berbukalah Dengan yang Manis

Semanis kenanganku akan dirmu


Iyaa Kamu!

Kamu yang sedang berdesakan

Menunggu tibanya bis mudik gratis

Sambil menenteng sepikul kardus


Dan Kamu juga!

Kamu yang sedang di pojokan

Ngitungin THR sambil senyum tipis-tipis

Akankah kebeli tiket yang bikin hati menangis


Aih, tak apa Teman!

Semua demi yang manis,

yang penuh harap menunggu di kampung halaman.

Demikian beberapa puisi buat Sahabat Belajar semua. Semoga semakin menyemangati Sahabat untuk meningkatkan amalan kita di bulan Ramadhan. Semoga bulan Ramadhan kali ini adalah salah satu bulan terbaik bagi kita di hadapan Allah yang Maha Pengasih. Selamat menjalankan ibadah puasa.









You Might Also Like

1 comments

  1. keren banget puisinya mbak, selamat menjalankan ibadah puasa ya mbak, sehat selalu

    BalasHapus