Saung Belajar Aisyah

    • Home
    • ruang keluarga
    • ruang kelas
    • ruang baca
    • ruang menulis
    • ruang impian
    Cerita hanya tiga paragraf saja? Apa asyiknya?
    Cerita pendek tiga paragraf ini lebih terkenal dengan singkatan Pentigraf . Dalam referensi Bahasa Inggris ada yang menyebutnya flash fiction; fiksi secepat kilat. Wuzz .. wuzz.. membacanya bisa secepat kilat saja. Lalu apakah membuatnya juga asal cepat saja?


    Hmm.. ternyata setelah mencoba menulis, saya bilang: It’s not that easy! Rupanya tidak semudah itu meramu sebuah cerita yang menarik sepanjang tiga paragraph saja. Ibarat kata, pentigraf itu bisa dikatakan sebagai semacam sketsa cerpen. 

    Di dalam pentigraf yang ringkas itu tetap ada penokohan dan plot cerita yang dinamis. Ada pembuka di paragraf pertama. Yakinkan bahwa bagian ini harus menarik, bikin penasaran, disinilah si pencuri perhatian. Sampaikan problem atau topik disini.

    Paragraf dua dapat dikatakan sebagai bagian isinya. Tampilkan konflik disini, walaupun hanya satu paragraf. Upayakan puncak konflik ada di paragraf ini. 

    Nah, paragraf ketiganya merupakan penutup. Idealnya kalimat di paragraph ini disusum dengan unsur suspen (kejutan) yang bisa membuat pembaca terkesima atau malah tertawa. 

    Yess, susah! Merangkai plot para tokoh yang tidak boleh terlalu banyak dengan ringkas itu sungguh bukan hal yang mudah bagi saya. Apalagi perlu se-irit mungkin menggunakan dialog karena dialog akan memicu paragraph baru. Jadi idealnya menggunakan kalimat-kalimat tidak langsung. Kalau tetap mau ada unsur dialog, gunakan seminimal mungkin, bisa satu atau dua saja. Dan letaknya seharusnya di awal atau akhir paragraf.

    Pada Festival Literasi Daring 2021 yang diselenggarakan di sekolahan saya belum lama ini, menulis pentigraf merupakan salah satu cabang lombanya. Setiap kelas mengirim perwakilan penulisnya. Semua dilakukan secara daring karena pelajaran kan masih PJJ saat ini. Banyak tulisan karya siswa yang terlalu panjang. Sulit katanya ngerem nulis, milih kalimat seringkas mungkin tapi tetap ber-alur. Berikut ini salah satu contoh karya murid saya, Najmah Naila, yang sejak awal tulisannya sudah terlihat paling ringkas.

    Pentigraf 1:
    NAMANYA PELAJAR

    https://blush.design/id

                Sepertinya teh seduh buatan Ibuku lebih kuat aromanya dibanding semerbak harumnya bunga melati di belakang rumahku. Buktinya sampai bisa membuatku terjaga dari mimpi panjangku. Pagi ini aku masih sekolah dari bukit karena di rumahku tidak ada sinyal. Entah kapan aku bisa kembali belajar di sekolah. Ya, semua itu karena Virus Covid-19 yang masih merajalela. Pagi ini sebenarnya sama saja seperti biasanya. Sehabis mandi dan memakai seragam sekolah, kusiapkan buku tulis, alat tulis, dan buku paket. Setelah siap untuk mengikuti PJJ, aku mencari Ibuku di dapur untuk berpamitan. Tetapi Ibuku sudah tak ada. Sepertinya sudah pergi ke pasar untuk berjualan sayuran. Pagi ini turun hujan, sungguh sangat miris, pasti akan menganggu kegiatan PJJ-ku.

               Kulihat jam dindingku tepat pukul 7 pagi. Aku langsung bergegas membenahi payung jebolku. Dan langsung saja ku masukkan bukuku ke dalam plastik dan ku ambil segera ponselku dari meja belajar dan kuterjang hujan. Aku berjalan menuju bukit meski jalanan sangat licin. Saat aku sampai di pinggir sungai, tenyata sungainya meluap dan jembatan pun tertutupi luapan air. Aku benar-benar bingung. Tanpa berpikir panjang dengan kalang kabut kucari apapun yang dapat kutumpangi untuk menyeberangi sungai. Di benakku kala itu benar-benar kacau. Pasti aku akan terlambat. Dapat! Aku melihat sebuah sampan di dekat rumah tetanggaku. Tanpa berpikir, langsung ku saut sampan itu, kuletakkan plastik berisi buku dan ponsel di sampan itu. Kutarik menuju sungai. Saat menarik sampan, Fitri, tetanggaku yang juga teman sebayaku memanggilku. Entah kenapa dia menatapku dengan terheran-heran. Aku menoleh dan dengan tergesa ku katakan, "Aku sedang buru – buru."

              Ketika aku sampai di pinggir sungai, sungai sudah tak lagi meluap. Jembatan pun dapat ku lalui. Padahal dengan susah payah aku mencari sampan ini. Tapi aku tak boleh mengeluh, aku harus tetap semangat untuk dapat bersekolah daring. Langsung dengan sedikit berlari, kuseberangi jembatan dan akhirnya aku sampai di tempat biasanya aku mendapatkan sinyal. Yaitu di sebuah gubuk kecil di puncak bukit. Dengan bergegas langsung ku ambil ponselku dan kukeluarkan buku- bukuku. Sudah pasti aku sudah sangat terlambat ikut PJJ. Hanya itu yang ada dalam benakku pagi itu. Langsung kuhidupkan ponselku dan dalam ponselku tertera jelas : MINGGU, 22 Maret 2020.

    ----The End---

    Bagaimana, lumayan seru yaa ceritanya. Tiwas lari-lari nyari sinyal ke atas bukit untuk PJJ eh ternyata hari Minggu. PJJnya libur dong. Latar belakang cerita ini katanya terinspirasi pengalaman salah satu temannya yang tinggalnya di pedesaan yang susah sinyal. Saat PJJ gini harus berusaha keras cari tempat yang sinyalnya cukup bagus.  Sampai ada yang nangkring di atas pohon.

    Kalau berikut ini pentigraf yang kucoba tulis. Idenya random banget hehe.. semoga gak bikin bosen banget.

    Pentigraf 2:
    DUREN MUDAH JUTEK
    pixabay.com

            “Sepet! Mana ada duren sesepet ini?” protes seorang pembeli wanita di sebuah lapak buah kecil di pinggiran kota, “Duren itu HARUSNYA wangi, manis dan legit!” Si bapak penjual yang rambutnya sudah mulai memutih itu mengkeret tersemprot omelannya. Setengah berharap si ibu tetap membayar duren yang terlanjur dibelah. Terbayang wajah ketiga anaknya sering muram.  Sudah seminggu ini PJJ nebeng wifi tetangga yang sebenarnya sejutek si ibuk pembeli itu. Tapi apa boleh buat, dagangan durennya sangat sepi saat pandemi ini. Jangankan beli kuota atau kredit hape yang agak bagusan, untuk makan sehari – hari saja sulit.

           “Nih lihat! Dari ponggenya saja jelas dapat diketahui kalo duren ini sepet!” seru si Ibu sambil mengacak-acak pongge dengan kesal, tetap sambil ngunyah. Bapak penjual tersenyum bingung tak habis pikir. Welah, pongge kok jadi ukuran. Bagaimana taunya coba! Pongge kan letaknya di dalam. Heran. Orang kalau sedang jutek, ukurannya bisa berubah ubah. Jangan – jangan sebentar lagi si ibu akan bilang bahwa sepetnya duren bisa terlihat dari ukuran duri-durinya yang tidak simetri!  Si ibu ngotot minta durennya diganti. Bapak penjual mencoba mencairkan segala kejutekan di antara buliran duren dagangannya. Dengan ramah, ia sodorkan sebuah duren pengganti. Si ibu tersenyum di ujung bibir menerima sebongkah durian paling besar di lapak itu.

            Tanpa disadari, seorang lelaki muda perlente tersenyum mengamati alur drama duren jutek sepanjang pagi itu. Didekatinya bapak penjual, menawarkan kerjasama agar si bapak bisa menyuplai duren di supermarket miliknya. Tapi, dihentikan bicaranya demi melihat si bapak terlihat gelisah. Bapak penjual menunjuk mushola, sudah adzan. Oh, rupanya si bapak penjual duren hanya ijin nutup lapak sebentar. Mau dhuhuran berjamaah. Pemuda berkemeja mewah itu tanpa ragu merangkul bahu berkaos dekil bapak penjual duren, ikut ke mushola. Ia setuju. Urusan dunia selalu dapat menunggu. Si bapak sujud makin panjang penuh syukur siang itu. Tidak hanya kuota, hape pun akan bisa terbeli untuk anak - anaknya bersekolah online. Terbayang ketiga anaknya kembali tersenyum, semanis duren dagangannya.

    Kalau cerita pentigraf berikut ini iseng ditulis oleh gadis kecil saya, Aisyah. Sulung saya ini kadang juga suka berkesperimen dengan tulisan. Idenya kadang malah terkesan ngasal saja. Ah, namanya juga belajar :) Siapa tahu ada yang suka gaya menulisnya ini.

    Pentigraf ke-tiga

    BANGAU MENGGENDONG BECAK

             Siang yang panas beradu dengan gemericik air sungai yang dingin. Sekumpulan semut merah sedang menonton sirkus para pohon kelapa. Mereka terbahak melihat adegan lucu para kelapa saling membenturkan buah bulatnya. Berdebat siapa yang paling keras kepala. Sementara itu, sekawanan burung bangau hinggap diatas jendela yang bergerigi. Mereka duduk diam tanpa suara memandang lalu lintas yang sepi. Jam 13.57. Semakin terik. Membosankan. Sudah dua jam para bangau terkantuk-kantuk memandang jalanan. 

             “Whaaat?!... Ada bangau bersantai dijendela! Ini tidak bisa dibiarkan!!!” Teriakan super nyaring seorang anak perempuan mengagetkan para bangau yang sedang duduk- duduk itu. Saking terkejutnya mereka berterbangan ke arah atap gedung bioskop untuk menghindari makian anak itu. Tapi satu bangau tidak terkejut karena ia sedang memakai headset mendengarkan lagu ikan paus kesukaanya. Si anak tahu kalau masih ada satu bangau. Dia hendak memukul si bangau dengan benda di tangannya. Naas bagi bangau tersebut karena benda yang dipegang anak itu adalah lem cair superkuat yang terbuka! Amboii… lem itu mengenai punggungnya!

            Si bangau sangat terkejut hingga headsetnya lepas. Segeralah ia terbang cepat sambil menoleh kebelakang. GUBRAAKK... ia terpental kebelakang. Bangau ingin melanjutkan terbang, tapi tak bisa! Ternyata punggungnya menempel ke becak tua. Haduuh, capeknya si bangau. Terus menghindari si gadis kecil galak itu sambil keberatan mengendong becak, berseru dalam hati, “Kwak .. kwakk.. Untuuung cuma becak mainan!”

    Menikmati cerita pentigraf bagai mengemil sekeping coklat koin imut. Meski bisa langsung sekali hap, bisa saja lebih nikmat jika dicecap-cecap barang sedikit. Biar terasa pahit legitnya si cokelat. Pun demikian si cerita ringkas pentigraf ini. Enjoy it bit by bit :)

    Cerita - cerita yang kami buat itu tentu belum bisa dikatakan sempurna untuk memenuhi unsur pentigraf yang baik, tapi kami cukup bersenang-senang menulisnya. Ayo kamu juga coba menulis ceritamu sendiri. Mungkin cerita-cerita kami tadi dapat menjadi pemantik idemu. Dari ketiga contoh cerita pargaraf di atas tadi, kamu paling suka yang mana?

    Continue Reading
    Have you ever heard an English proverb : Many a Little Makes a Mickle? Hmm.. do you know what it means? Okay, now let's find out its meaning by reading the following stories.
    Pernahkah Sahabat Belajar mendengar sebuah peribahasa Inggris yang bunyinya Many a Little Makes a Mickle? Hmm.. tahukah kamu artinya? Okay, ayo sekarang kita cari tahu maksud peribahasa itu dengan membaca cerita berikut ini.

    MANY A LITTLE MAKES A MICKLE

    That morning it was still quiet in the classroom of Grade VIII of Paranggupito 3 Junior School. It’s still 6. 30 am and most students were still on their way to school. A pretty girl with a neat uniform named Tari came early that morning because it was her turn to clean the classroom before the lesson started. After she had swept the floor, Tari sat quietly on a chair in front of the reading corner at her classroom. She was sad when she saw the poor condition of that reading corner. It was a small wooden cabinet with only few reading books in it. It looked worn and a little bit messy. The students did not like reading there anymore.

    “Oh, I wish …” Tari said.

    One of her classmates, Nisa, approached her, stood behind her and held her shoulder,” Hey, you must be daydreaming, Tari!”

    “Nisa, you’re surprising me,”Tari exclaimed.

    Nisa sat beside Tari and asked my she looked unhappy,” Why do you look so sad, Tari?”


    Pagi itu masih sepi di ruang kelas 8 SMP Paranggupito 3. Sebagian besar murid masih di perjalanan menuju sekolah. Seorang anak perempuan cantik berseragam rapi bernama Tari berangkat lebih awal pagi ini karena ini gilirannya membersihkan  kelas sebelum pelajaran dimulai. Setelah menyapu lanti, Tari duduk di kursi termenung  sendirian di depan pojok baca kelasnya... Tari sedih melihat keadaan pojok baca di kelasnya yang  keadaannya tidak baik. Pojok baca itu berupa rak kayu kecil berisi sedikit buku-buku bacaan. Pojok baca itu tampak lusuh dan agak berantakan. Anak-anak tidak lagi suka membaca di sana.

    “Ohh, andai saja..

    Temannya sekelasnya, Nisa, berjalan mendekatinya, berdiri di belakangnya, memegang bahu Tari,” Hey , kamu sedang melamun ya Tari?”

    “Nisa, kamu mengagetkan aku saja.” Seru Tari.

    Nisa lalu duduk disamping Tari dan  menanyakan mengapa Tari tampak sedih,” Mengapa kamu tampak murung, Tari?”

    Kira kira apa yaa yang membuat Tari sedih? Yuk, lanjutkan membaca!

    “Look at this ! The reading corner here is so miserable,” Tari pointed at the reading corner sadly.

    “Well, yeah..you’re right. There are only few students reading books here,” Nisa answered.

    Tapi walked to the reading corner and took some old worn books to be shown to Nisa,” Here , take a look! The books are not many and most of them are already worn out.”

    “That’s right. That’s why we are reluctant to read here,” Nisa said.

    “Oh, I wished I had a magic stick. And then… sim saalabiim.. new books are popping out.” Tari started her imagination. She stood up with a pencil on her hand, moved it up and down, as if she was a magician. She dreamed of doing some magic to make a lot of new books for the reading corner. Nisa who was still sitting at her seat laughing at her friend’s acting, “ Ha..ha..ha.. You become look strange that way, Tari. Aha! I get an idea!”

    “What is your idea, Nisa?” Tari wanted to know.

    Nisa stood up and stated her idea. She got an idea to collect some money by selling rubbish,”We are collecting our rubbish for buying books.”

    “Noooo way!” It was Joko’s loud voice. He’s the leader of the class. Joko had just arrived in the class when he was listening to the girls’ conversation. He did not agree and he stated his objection,”Well, you know, I just don’t want to be a scavenger!”

    “Oh my goodness. Who asked you to be a scavenger?” Nisa was so surprised.

    “I had heard that we are going to collect rubbish.” Joko was sometimes bad tempered like that, it was hard for him to accept others’ opinion. Tari tried to calm him down,” Joko, it’s better for you to hear clearly Nisa’s explanation.”

    Nisa then tried to explain her opinion while Joko was still quiet. Tari who was more enthusiastic asked her,” How it works, Nisa?”

    “The mechanism is similar to the rubbish bank in my village. We make places to collect rubbish in front of our classroom,” Nisa explained.

    “Oh no! You’re going to make us to be such a rubbish dealer,” Joko protested.

    “It’s not like that, Joko. The rubbish will be sorted based on it’s type. We can also try to recycle some of the rubbish into handicrafts. Basically, we will make money from our rubbish. And when we are collecting enough money, we will buy some reading books.”

    Joko still couldn’t agree to Nisa’s idea. He showed her one plastic bottle and said,” Do you know how much is it? Rubbish like this is so cheap, you know.”

    “I know it worth a little. But if we recycle it, the rubbish will have better price. Moreover if we try hard collecting money little by little, we will get much money later,” Tari tried to support Nisa’s idea.

    But Joko was still stubborn. He yelled, ”Enough! Don’t dream something weird like this. It’s impossible! Let me tell you books are expensive, weirdo, girl!”

    Nisa was sad and started crying. Tari soothed her cries. Suddenly Miss Nanik, the teacher, appeared from the door. She asked them what had happened. Tari explained the problem between Joko and Nisa. Miss Nanik asked them to forgive each other. Joko and Nisa then shook hands.

    “Oke, if our classmates agree with your idea, I will help. But if they don’t, just forget that idea,” Joko said. He finally agreed to support Nisa.

    In the break time, Joko spoke in front of his classmates. He explained Nisa’s idea for the book corner. Fortunately, most of the students in that class agreed to try Nisa’s idea. From that day, the students of grade VIII collected and sorted their rubbish. They threw the organic waste, like food leftovers or leaves in the green trash bin. This organic waste would be brought by the janitors to the compost makers behind the school.

    The rubbish that they would gather was plastic waste and papers. They collected the paper rubbish in the blue trash bin. Meanwhile, the yellow trash bin was used for non – organic plastic waste such as mineral water bottles, plastic cups or plastic plates. Those rubbish were already cleaned before thrown into the bins.

    “Lihat saja ! Pojok Baca ini begitu buruk,” Tari menunjuk pojok baca itu dengan sedih.
    “Iya sih, kamu benar. Tidak banyak murid yang membaca disini,” jawab Nisa.

    Tari mendekati pojok baca dan memungut beberapa buku yang sudah usang untuk ditunjukkan pada Nisa, “Lihat! buku-bukunya sedikit dan an kebanyakan sudah usang pula.”

    “Ya benar. Itulah mengapa kita jadi malas membaca disini,” kata Nisa.

    “Andai saja aku punya tongkat sihir. Teruss.. sim salabim.. buku - buku baru bermunculan!” Tari mulai berkhayal. Dia berdiri dengan sebuah pensil di tangannya, menggerakkannya naik turun seolah-olah dia adalah seorang penyihir. Dia berharap dapat melalukan sihir untuk membuat banyak buku baru untuk Pojok Baca. Nisa yang masih duduk di kursinya menertawakan tingkah sahabatnya, “Hahaa.. kamu ini jadi malah tampak aneh, Tari.  Ahaa.. aku punya ide!”

    “Apa idemu, Nisa?” Tari ingin tahu.

    Nisa ikut berdiri lalu menyatakan idenya. Dia berpendapat untuk mengumpulkan uang dari menjual sampah, “Kita kumpulkan sampah – sampah kita untuk membeli buku.”

    “Tidaaaak !” Itu adalah suara keras Joko. Dia adalah ketua kelas. Joko baru saja tiba di kelas ketika dia mendengar percakapan kedua gadis itu. Dia tidak setuju dan menyatakan keberatan, “Pokoknya aku tidak mau jadi pemulung!”

    “Ya ampuun .. siapa yang menyuruh kamu jadi pemulung?” Nisa memprotes Joko.

    “Aku tadi dengar kita akan mengumpulkan sampah.” Joko yang memang bertemperamen agak keras, kadang sulit menerima pendapat orang lain. Tari mencoba menenagkannya,” Joko, akan lebih baik kalau kamu dengar dulu penjelasan Nisa.”

    Nisa kemudian mencoba menjelaskan maksudnya sementara Joko masih diam saja. Tari yang tampak lebih antusias menanyakan caranya bagaimana,” Bagaimana cara kerjanya, Nisa?”

    “Mekanismenya mirip seperti Bank Sampah di desaku. Kita buat tempat untuk menampung sampah di depan kelas,” Nisa menjelaskan.

    “Oh tidak, kamu malah akan membuat kita jadi semacam pengepul sampah.” Joko protes.

    “Bukan begitu, Joko. Sampahnya akan kita pilah berdasar jenisnya. Kita juga bisa mendaur ulang bebrapa sampah. Intinya kita akan menghasilkan uang dari sampah kita. Saat nanti kita sudah mengumpulkan cukup uang, kita akan membeli beberapa buku bacaan,” Nisa menjelaskan.

    Joko masih belum bisa menyetujui ide Nisa. Dia menunjukkan sebuah botol plastik dan berkata, “Haha.. kamu tahu berapa harganya? Asal kau tahu, sampah seperti ini tuh murah banget.”

    “Aku tahu itu harganya tidak besar. Tetapi kalau kita mendaulangnya, sampah itu harganya akan lebih baik. Lagipula kalau kita berusaha keras mengumpulkan uang sedikit demi sedikit, kita akan mendapat banyak uang nanti” Tari berusaha mendukung pendapat Nisa. 

    Tapi Joko semakin keras menentang pendapat Nisa. Joko berdiri dengan nada keras, “Cukup!  Tidak usah bermimpi aneh-aneh seperti ini. Tidak mungkin bisa! Biar kuberitahu ya ,buku - buku itu mahal, dasar gadis aneh!”

     Nisa merasa sedih dan mulai menangis. Tari menenangkan tangisnya.  Tiba – tiba Bu Nanik, seorang guru, muncul di pintu. Beliau menanyakan apa yang telah terjadi. Tari menjelaskan masalah antara Joko dan Nisa kepada Bu Nanik. Kemudian Bu Nanik meminta Joko dan Nisa saling memaafkan. Joko dan Nisa kemudian bersalaman.

    “Oke kalau teman – teman sekelas setuju dengan idemu, aku akan membantu. Tapi kalau tidak, lupakan saja idemu itu,” kata Joko. Dia akhirnya bersedia mendukung Nisa.

    Saat istirahat , Joko berkata di depan teman – teman sekelasnya. Dia menjelaskan ide Nisa. Untungnya, sebagian besar siswa di kelas itu mau mencoba ide Nisa. Mulai hari itu, siswa – siswa di kelas 8 mengumpulkan dan memilah sampah mereka. Mereka membuang sampah organik seperti sisa makanan atau daun di tempat sampah warna hijau. Sampah organik akan dibawa petugas kebersihan ke tempat pembuatan kompos di belakang sekolah. 

    Sampah yang akan dikumpulkan adalah jenis sampah plastic dan kertas. Mereka mengumpulkan sampah kertas di tempat sampah berwarna biru. Sedangkan untuk tempat sampah warna kuning digunakan untuk sampah non organik berbahan plastic seperti botol kemasan air mineral, cups plastik atau piring plastik. Sampah itu sudah dibersihkan dan ditata sebelum dimasukkan ke tempat sampah. 

    Day by day, the students were getting more enthusiastic to sort and gather the rubbish. Some handicrafts that they had made were also sold. Some other rubbish were sold to the rubbish dealer. They collected some amount of money. 

    A month later, Joko, Nisa and Tari were standing in front of the reading corner of the class. It looked much better. Miss Nanik then arrived. She showed two reading books in her hands,” Look! These books were bought by the money from the rubbish.”

    “Wow, in a month we can get two book, imagine how many we can get in a year?” Joko exclaimed happily. They were all glad. The reading corner would be filled with more new books.

    “You see, Joko. If we try little by little, we can get more books for our reading corner. It’s like what the proverb said – Many a little makes a mickle,” Tari said.

    Miss Nanik agreed Tari’s words, “What Tari said is right. For a month we have proved that if we are patient and keep trying, we can get good result. We had earned some money from the rubbish to buy books. I’m proud of you all.”

    That day, the students in that class read the books in turn. It was a happy day.


    Hari demi hari, siswa – siswa makin bersemangat memilah dan mengumpulkan sampah. Beberapa kerajinan hasil daur ulang juga mulai terjual. Beberapa sampah dijual ke pengepul sampah. Mereka mengumpulkan sejumlah uang.

    Satu bulan kemudian, Joko, Nisa dan Tari berada di depan pojok baca kelas. Pojok baca itu sudah tampak lebih baik. Bu Nanik tiba. Dia menunjukkan dua buku bacaan di tangannya,” Lihat! Buku- buku ini dibeli dengan uang dari sampah itu.”

    Buku-buku bacaan itu dibeli dari uang hasil memilah dan mengolah sampah plastik dan sampah kertas. 

    “Wow! Sebulan 3 buku, kalau satu tahun?” Joko berseru senang. Mereka semua gembira. Pojok bacanya akan berisi lebih banyak buku bacaan. 

    “Kamu lihat kan Joko, jika kita berusaha sedikit demi sedikit, kita akan bisa mendapat lebih banyak buku untuk pjok baca kita. Ini seperti kata  peribahasa, sedikit demi sedikit lama – lama jadi bukit,” kata Tari.

    Bu Nanik menyetujui kata – kata Tari,” Apa yang dikatakan Tari itu benar. Selama sebulan ini kita sudah membuktikan bahwa jika kita sabar dan terus berusaha, kita bisa mendapat hasil yang baik. Kita telah sedikit demi sedikit telah mengumpulkan uang dari sampah untuk membeli buku bacaan. Bu guru bangga pada kalian semua.”

    Hari itu siswa – siswa bergantian membaca buku baru mereka. Itu hari yang membahagiakan.



    Well, that's the story. I hope you like it. The proverb : Many a little makes a mickle means many small amounts accumulate to make a large amount. 

    Baiklah, itulah ceritanya. Semoga Sahabat Belajar menyukainya. Jadi peribahasa itu dalam bahasa Indonesia artinya mirip dengan : Sedikit demi sedikit, lama - lama jadi bukit. penghasilan juga begitu, kalau kita kumpulkan sedikit demi sedikit, lama - lama bisa terkumpul dalam jumlah yang besar. Kalau kita terus berusaha, sekecil apapun usahanya, kelak pasti akan berhasil meraih impian besar. 
    Sampai jumpa lagi di cerita yang lainnya.


      Salam belajar, 









    Continue Reading
    Hello , Good morning Sahabat Belajar. 
    Di artikel kali ini, kita akan belajar mengenal apa itu teks bergenre Hortatory Exposition. Teks hortatory ini termasuk teks argumentative yang bertujuan untuk mempengaruhi atau meyakinkan pembaca untuk mempercayai atau mendukung pendapat penulis akan suatu issue tertentu. Isu atau ide pokok pembahasannya bisa beragam, bisa tentang lingkungan, politik, sosial atau budaya.


    Social Function:

    The purpose of Hortatory Exposition is to persuade the reader or the listener that something should or should not be the case.

    Text Organization:

    • THESIS
    • ARGUMENTS
    • RECOMMENDATION
    Teks berjenis hortatory exposition ditulis dengan sturuktur teks terdiri dari tiga bagian utama itu : Thesis, Arguments, dan Recommendations. Penjelasannya seperti di bawah ini:

    THESIS
    Awal teks berisi thesis yang merupakan ide pokok pembahasan. Bisa disertai sedikit background/latar belakang permasalahan dan pendapat umum si penulis tentang pokok ide pembahasan tersebut.

    ARGUMENTS
    Bagian ini berisi alasan – alasan penjelas yang sesuai dengan thesis. Dalam sebuah teks sederhana, bisa terdapat dua – tiga argumen. Bisa dilengkapi dengan contoh dan fakta pedukung tiap argumen. Argumen sebaiknya tidak bertentangan dengan pendapat awal si penulis. 
    Argumen di teks hortatory exposition bersifat one-sided argumen. Ini maksudnya, si penulis hanya boleh mengambil satu sisi saja, boleh mendukung saja terhadap suatu issue, atau tidak mendukung suatu issue. Jangan menuliskan hal positif dan negatif suatu issue dalam satu teks hortatory. Kalau poin positif dan negatif bergabung dalam satu text, itu disebut genre text discussion (dipelajari di kelas XII)

    RECOMMENDATION
    Di bagian akhir teks hortatory exposition berisi recommendation atau saran terhadap isu yang dibicarakan. Penulis bisa menyarankan apa yang seharusnya dilakukan atau apa yang seharusnya tidak dilakukan terkait thesis dan argumen di paragraf sebelumnya.

    Example Text

    1. Text tentang pentingnya kita untuk menghindari Junk Food.


    2. Text tentang pentingnya mengurangi dan menghindari penggunaan kantong plastik dalam kehidupan sehari – hari

    Listening Exercise & Reading Aloud

    Salah satu cara untuk memahami teks dengan lebih baik, kita dapat berlatih dengan Listening Exercise. Apalagi jika anda bergaya belajar auditori. Materi pelajaran akan lebih mudah masuk jika didengarkan.
    Sebagai contoh coba dengarkan pembacaan sebuah teks berikut ini. Perhatikan cara pengucapannya dan tirukan. Apakah kamu tahu tentang apa teks yang kamu dengarkan itu? Apa saja saran di teks tersebut?
    Ayo dengarkan lagi dengan seksama. Listen carefully.



    Making Summary with Mind Mapping

    Cara lain memahami teks dengan lebih baik adalah dengan membuat ringkasan memakai teknik mind mapping. Mind mapping adalah semacam diagram yang menunjukkan informasi secara visual. Kamu dapat membuat mind map dengan menggunakan bullpen, pensil warna atau spidol. Atau kamu dapat juga membuatnya dengan menggunakan sarana aplikasi pembuat mind mapping online seperti MindMeister.

    Bacalah dulu keseluruhan teks lalu buat ringkasanannya dalam bentuk mind mapping. Gaya mind mapping bisa berbeda – beda, yang penting bisa menunjukkan gambaran isi teksnya secara ringkas. Cara membuat mind mapping yang paling umum dipakai adalah sebagai berikut:
    Contoh pola mind mapping (sumber dari https://focus.mesiterlab)

    1. Tuliskan subject utama di tengah lembaran kertas
    2. Gambar cabang – cabang dari pusat itu tadi. Setiap cabang bisa menyimbolkan satu ide atau pemikiran terkait subject yang dibicarakan di teks itu. 
    3. Dari tiap cabang itu berilah tambahan cabang – cabang berisi penjelas untuk tiap satu ide.
    4. Kamu dapat menggunakan  warna – warna, ikon, tulisan aestetik, atau gambar untuk mendukung mind mappingmu. Gambar, ikon, warna dan tulisan aestetik itu tujuannya untuk membantu kamu memercikkan munculnya ide baru atau penjelas teks.
    Sebagai latihan sederhana, ayo kita gunakan mind mapping untuk teks berikut ini. Teksnya juga bergenre Hortatory Exposition. Bacalah dulu teksnya secara keseluruhan. Lalu tentukan ide pokoknya dan ide ide penjelasnya, misalnya kita gunakan pola struktur teks Hortatory Exposition yang kita pelajari di awal tadi untuk membantu alur berpikir kita saat meringkas ini.

    Tentukan mana bagian thesisnya, apa saja argumen – argumennya, dan bagaimana saran yang diberikan oleh penulis di akhir teks. Lalu jabarkan dalam bentuk bagan mind mapping yang menarik.

    Text:

    The Bad Impact of TV for Children

    Is it important to know what your kids are watching? Of course yes. Television can expose things you have tried to protect them from, especially violence, pornography, or consumerism. 

    A study demonstrated that spending too much time on watching TV during the day or at bedtime often causes bedtime disruption, stress, and short sleep duration. Another research found that there is a significant relationship between the amount of time spent for watching television during adolescence and early adulthood, and the possibility of being aggressive. Meanwhile, many studies have identified a relationship between kids who watch TV a lot and being inactive and overweight.
     
    Considering some facts mentioned above, you should protect your children. Parents should limit television viewing to one until two hours each day for children. It’s better not to allow your children to have a TV set in their bedrooms. As parents, you should watch television with your children and discuss what is happening in the show.

    Nah, sekarang kalian pasti sudah dapat memahami text bergenre Hortatory exposition dengan baik. Now it's time for quiz!
    Sekarang kalian kerjakan latihan berikut ini. Kerjakan dengan sebaik - baiknya ya , tanpa bertanya kanan kiri. Cobalah untuk menantang dirimu sendiri, apakah sudah benar - benar paham mengenai text ini. Good Luck :)




    Bagaimana hasilnya? I hope you did well. Good Job!
    Semoga sekarang kalian sudah lebih paham mengenai text berbahasa Inggris bergenre Hortatory Exposition. Teruslah membaca dari berbagai sumber.
    Keep reading and someday you'll be  a great leader.


      Salam belajar,


    Continue Reading


    Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) makin lama bisa makin membuat jenuh. Sebagai selingan di kelas, memberi quotes bisa menjadi salah satu pilihan. Sekaligus bisa menjadi bagian selingan literasi siswa. Ini dia beberapa contoh yang barangkali bisa anda pakai di kelas - kelas daring anda. Bisa juga untuk selingan kelas daring di rumah saat mendampingi si kecil. Oya quotes di sini dibuat bilingual, untuk sekalian belajar Bahasa Inggris. Semangaat PJJ!

    Ide ini saya dapatkan dari mengikuti salah satu kelas daring di komunitas Joeragan Artikel di FB. Dan seperti biasa, kelas - kelas JA itu sepesiaal! Pakai telor ;) Di kelas ini, diajari dari mulai memunculkan ide untuk quotes sampai mengeksekusinya di Canva. Barakallah, makasih Ummi Aleeya  sudah mengadakan kelas ini. Beberapa quotes dari saya sendiri, beberapa yang lain diambil dari sumber lain.


    Quote 1

    " Nothing is impossible as long as you give maximal effort in it. As an Arabic wise word says: Man Jadda Wajada, those who strive shall succeed." - Misis Dewi

    (Tidak ada yang mustahil selama kamu memberi usaha maksimal di dalamnya. Sebagaimana kata bijak bahasa Arab berkata : Man Jadda Wajada, siapa yang bersungguh - sungguh pasti akan berhasil.)

    Sketsa 1 :
    Ayoo dong semangat PJJ nya. Pasti bisa!
    Sekolah tatap muka belum juga berhasil terjadi awal tahun ini. Tapi mari tetap bersemangat untuk bergerak maju karena bagaimanapun hidup tak pernah berputar ke belakang.
    Percaya deh tak ada yang tak mungkin selama kamu terus beri usaha maksimal. Seperti kata bijak bahasa Arab bilang : Man Jadda Wajada, siapa yang bersungguh - sungguh pasti akan berhasil.
    " Nothing is impossible as long as you give maximal effort in it. As an Arabic wise word says: Man Jadda Wajada, those who strive shall succeed."

    Quote 2


    "Capturing ideas without doing any actions means nothing" - Misis Dewi

    (Menangkapi banyak ide tanpa melakukan aksi tidak ada artinya)

    Sketsa 2

    'Kamu kok belum juga mengumpulkan tugas menulisnya?" "Nganu Bu, masih cari ide" Walah gendhuuk tholee.. seharian kok gur nangkepi ide, gek kapaan mulai nulise. Sampai deadline rak yo tak kunjung turn in ke GC. Sudaah to gek mulai ajah, nangkepi ribuan ide tanpa aksi itu tak ada artinya. "Capturing ideas without doing any actions means nothing"

    Karena ide yang hanya muter di kepala itu tidak akan bisa terlihat oleh gurumu. Nilainya akan tetap nol selama belum berwujud tindakan. Ya harap maklumlah nak, kan tidak semua orang bisa menerawang isi kepala seseorang hanya dengan membauinya.


    Quote 3


    "During this remote learning, sometimes you might be too reluctant with your GC eexercises. You might be on Zoom not paying too much attention to the explanation. But I believe one day when you're all grown up, you'll remember that your teachers never gave up in this pandemic struck." - Misis Dewi

    (Selama PJJ ini mungkin kamu kadang terlalu  kurang semangat dengan tugas - tugas di GC mu. Kamu mungkin kurang memperhatikan penjelasan saat sedang pembelajaran dengan zoom. Tapi saya yakin suatu hari saat kamu semua dewasa nanti, kamu akan mengingat bahwa guru  - gurumu tidak pernah mencoba menyerah di serangan pandemi ini.)

    Quote 4


    'We could never learn to be brave and patient,  if there were only joy in the world" - Hellen Keller.

    (Kita tidak akan pernah belajar untuk sabar dan berani, jika di dunia ini  hanya ada yang namanya kegembiraan saja.)

    Sketsa:
    Sabar ya. Tetap semangat belajar di rumah. Terus berdoa semoga koronanya segera pergi. 
    Kata - kata ustadzahnya thole ini sering saya pakai ulang di grup belajar kelas saya. Kenyataannya tidak semua anak siap dan nyaman belajar jarak jauh. Banyak anak memang mungkin nyaman - nyaman saja. Dan ada beberapa yang lain diam saja memendam rindu sekolah.
    "Yungalaah PJJ meliih, bu."

    Sudah setahun keadaan mungkin tidak terlalu menyenangkan tapi inilah waktunya untuk belajar lebih sabar dan mencoba hal baru dalam suasana belajar jarak jauh. Coba mari tengok kata - kata mbak Hellen Keller yang melegenda. Dunia mbak Hellen tidak selalu dipenuhi kegembiraan. Dia buta. Tuli dan bisu pula. Tapi dia memilih belajar sabar dan berani belajar. Dia tidak memilih menyerah. Apalagi mager sepanjang hari.

    'We could never learn to be brave and patient,  if there were only joy in the world" - Hellen Keller.
    Kita tidak akan pernah belajar untuk sabar dan berani, jika di dunia ini  hanya ada yang namanya kegembiraan saja.

    "Kapan to bu boleh sekolah lagi?"
    "Ya sabar. Zonanya belum juga menghijau. Meski kangen, Bu gurumu ini selalu siap membantu kamu belajar LDR an,"
    bla .. bla..  plus ceramah bu guru ini memanjang kali lebar memberi fakta dan semangat semoga sekolah segera buka lagi, "selak kangen to?"
    "Enggih bu, kangen ekskul. pengen kemah pramuka teng lapangan Keron"
    Oww tiwas  kepedean. Rupanya tidak semua anak kangen guru bahasa Inggrisnya.

    Quote 5


    "Sometimes we have to learn more patience before tasting the real success in life, Man Shobaro Dzhofiro; Those who are patient shall be full of luck." - Misis Dewi

    (Kadang kita harus belajar lebih banyak kesabaran sebelum merasakan kesuksesan yang nyata dalam hidup, Man Shobaro Dzhofiro; Barangsiapa yang bersabar akan banyak keberuntungannya.)

    Quote 6


    “Patience is waiting. Not passively waiting. That is laziness. But to keep going when the going is hard and slow - that is patience. The two most powerful warriors are patience and time.”
    ― Leo Tolstoy
    (Kesabaran adalah menunggu. tetapi bukan menunggu secara pasif. Itu namanya kemalasan. Tetapi tetap berusaha melalui sesuatu yang saat mau melangkah aja terasa berat dan lambat - itulah baru yang disebut SABAR. Dua pejuang yang paling kuat itu adalah kesabaran dan waktu.)

    Sketsa:
    kesabaran + kerja keras = sukses PJJ
    Tapi sabar itu bukannya sekedar menunggu secara pasif lho ya, itu sih namanya m a l e s.
    Tapiii tetap berusaha melalui sesuatu yang saat mau melangkah aja terasa berat dan lambat - itulah baru yang disebut SABAR.
    Penulis novel Anna Karenina, Leo Tolstoy, bilang : dua pejuang yang paling kuat itu adalah kesabaran dan waktu.
    Yuk, terus bersabar meski belajar di rumah kadang terasa lambat dan makin berat. Kamu pasti bisa!

    Quote 7


    "When you start making excuses and blaming others, you're writing a sad ending for your own succes story." - Misis Dewi

    (Ketika kamu terus membuat alasan dan menyalahkan orang lain, itu artinya kamu sedang menuliskan akhir menyedihkan untuk cerita kesuksesanmu sendiri di masa depan.)

    Sketsa:
    Kepo. Bu guru bertanya:"Mengapa kamu tidak ikut PJJ jam pertama tadi?"
    "Bangun kesiangan Bu"
    "Lha kenapa to kok tadi kamu sampai bangunnya terlalu siang?"
    "Lha simbok kulo niku lhe buk sing lali nggugah"
    "Memangnya kamu tidurnya jam berapa tadi malam"
    "Nganu Bu, jam dua eh jam tiga."
    "Kok bisa?"
    "Lha konco - konco Kulo niku lhe buuu sing gur ngajaki main game onlen sewengi utuh."

    Okay, baiiiklah.. jadi itu semua salahnya simbokmu dan temanmu, seolah you did nothing wrong.
    Tapi coba dengar ini kata pak George Washington Carver, seorang penemu di bidang pertanian yang juga guru di Amerika sana:

    Ninety-nine percent of the failures come to people who have the habit of making excuses - sembilan puluh sembilan persen kegagalan itu dari orang punya kebiasaan suka membuat alasan.
    Kalo kata misisDewi sih:
    "When you start making excuses and blaming others, you're writing a sad ending for your own succes story."

    Ketika kamu terus membuat alasan dan menyalahkan orang lain, itu artinya kamu sedang menuliskan akhir menyedihkan untuk cerita kesuksesanmu sendiri di masa depan.

    Jadi yang penting itu ayo segera kita niatkan untuk berusaha sekeras yang kita bisa, tanpa kepikiran untuk kakeyan alesan.

    Tapi karena masih kepikiran soal bangun telatnya si Thole tadi, bertanyalah lagi Bu guru:
    " Memange kenapa to kok ibukmu sampai lupa membangunkan kamu tadi pagi?"
    "Lha goro-goro ndadak masak jangan gori lhe bu. Esuk - esuk masake mboten sing praktis.ribet"
    Tuh kan kalau sudah hobi beralesan, jangan gori yang tidak tahu apa-apa pun bisa jadi sasaran untuk disalahkan
    #satuharisatuquote
    #JoeraganArtikel

    Quote 8


    "Ninety-nine percent of the failures come to people who have the habit of making excuses" 

    ("Sembilan puluh sembilan persen kegagalan itu dari orang punya kebiasaan suka membuat alasan")
    George Washington Carver/agricultural inventor, writer,teacher/

    Quote 9


    "Remote learning is not only about how cool tech you deal with. It's about how wise you use tech to unleash the great power inside you: preseverance & patience." - Misis Dewi

    (PJJ itu bukan hanya seberapa keren teknologi yang kamu pakai. PJJ itu tentang seberapa bijaksana kamu menggunakannya untuk mengasah-melejitkan dua kekuatan paling besar dalam dirimu : Kegigihan & Kesabaranmu)

    Sketsa :
    "Males bu PJJ. Hape kulo elek."
    Asal masih bisa dipakai tak apa kalau gadgetmu tidak sekeren punya temanmu. Menurut misisDewi sih PJJ itu bukan sekedar seberapa keren gadget yang kamu pakai, tapi seberapa bijak kamu memanfaatkannya untuk mengasah mengeluarkan dua kekuatan paling hebat dalam dirimu : Kegigihan dan Kesabaranmu.

    "Remote learning is not only about how cool tech you deal with. It's about how wise you use tech to unleash the great power inside you: preseverance & patience."
    "Lha emange mboten purun bu, kalo dibelikan i phone 12 pro max?"
    "Ehm..itu kalo dipakai selpi mesti kinclong yo le?"
    "Pool buu. Pripun?"
    Iyaa hape keren mungkin bisa lebih menyenangkan hati, tapiii ....

    Quote 10



    "Great things are done by series of small things brought together" - Vincent Van Gogh
    (Hal - hal hebat itu dilakukan elalui serangkaian hal - hal kecil yang disatukan.)

    Sketsa:
    Jangan meremehkan dan menunda mengerjakan hal - hal kecil. Karena kata pelukis mahsyur Vincent Van Gogh 
    "Great things are done by series of small things brought together"
    Hal - hal besar itu sebenarnya kejadiannya tidak instan. Itu dilakukan melalui serangkaian hal - hal kecil yang disatukan.

    Yuk segera selesaikan tiap keping tugas PJJmu. sesederhana apapun , jika dilakukan dengan sungguh - sungguh, kelak pasti akan membentuk gambaran hebat dalam mozaik hidupmu. 

      Salam Belajar,

     


    Continue Reading

     MENGUATKAN KEMBALI PPK DI MASA SEKOLAH DARING


    Apa yang menjadikan seorang Sudirman menjadi sosok yang banyak dikagumi banyak orang dari masa ke masa?

    Bukan karena jabatannya semata, bukan pula karena kehebatan fisiknya. Beliau adalah seorang jendral sederhana dengan fisik ringkih. Paru-parunya bahkan tak sepenuhnya sempurna. Tetapi kekuatan karakternya mampu menutupi segala kekurangan fisiknya. Jenderal Sudirman tangguh memimpin menggerakkan perjuangan melawan penjajah meski harus ditandu keluar masuk hutan. Sinar matanya selalu menyala tak gentar, memberi tauladan dan menyemangati prajurit pasukan gerilyanya.

    Apa yang membuat seorang tokoh enterpreneur dunia bernama Soichiro Honda tidak menyerah ketika berulang dia mengalami kegagalan? Apa yang menjadikan Colonel Sanders sukses dengan bisnis waralabanya meski sebelumnya dia harus terus mencoba menawarkan resepnya setelah ditolak 1009 kali?

    Semua dapat melihat bahwa pada diri kedua tokoh sukses tersebut melekat mental yang kuat, pribadi yang tangguh pantang menyerah meski kegagalan mendera berulang. Bukan hanya karena keilmuan atau kekuatan finansial semata. Karakter hebat mereka menghantarkan mereka menjadi pengusaha hebat yang kini mampu membuka berjuta lapangan kerja, memberi manfaat bagi orang lain.

    Apalah pula yang menggerakkan seorang petani tua dari desa Ndali, Wonogiri, bernama Mbah Sadiman menanami bukit gersang di wilayah desanya seorang diri? Sejak tahun 1996, Mbah Sadiman berupaya menanami bukit Gendol dengan harapan desanya tidak lagi terkena krisis air seperti musim-musim kemarau sebelumnya. Dengan karakternya yang kuat, penuh keikhlasan secara mandiri beliau menanam satu demi satu pohon di bukit yang sebelumnya rusak karena pembalakan liar dan beberapa kali kebakaran yang terjadi sekitar tahun 1960an sampai 1980an. Dan kini, setelah puluhan tahun menanam, bukit tersebut kembali menghijau dan desanya terhindar dari krisis air. 

    Ya, nilai seseorang adalah pribadinya. Ilmu pengetahuan, pangkat, atau kekayaan memang berguna tetapi karakter yang kuat pun tak kalah pentingnya. Sudah hampir satu tahun sejak pandemi Covid masuk Indonesia, siswa diharuskan melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Pembentukan karakter siswa yang kuat tidak bisa lagi dilakukan secara langsung oleh guru di kelas – kelas. Lalu bagaimanakah gambaran ketangguhan karakter siswa kita selama PJJ ini?
      
    Pada tahun 2020,  berita di media massa diwarnai dengan fakta bahwa banyak siswa mengalami kejenuhan dan kesulitan saat mengikuti PJJ. Beberapa di antaranya malah merespons keadaan itu dengan hal negatif seperti melakukan tawuran, tergoda miras atau bermain gim tanpa kenal waktu. Bahkan yang miris adalah munculnya berita dua kasus bunuh diri di kalangan pelajar pada bulan Oktober tahun 2020 lalu. Diberitakan seorang siswi di Kabupaten Gowa mengakhiri hidupnya dengan minum racun dengan alasan diduga karena merasa tak sanggup mengikuti PJJ. Yang terakhir diberitakan adalah seorang siswa SMP di kota Tarakan yang gantung diri di kamarnya dikarenakan merasa begitu terbebani, tidak kuat lagi menjalani PJJ.

    Sebuah survei yang diselenggarakan oleh UNICEF pada bulan Mei dan Juni 2020 lalu menunjukkan bahwa ada sekitar 66 persen siswa di Indonesia menyatakan tidak nyaman saat harus belajar di rumah selama pandemi ini. Sebelumnya pada bulan April 2020, Komisi Pelindungan Anak Indonesia (KPAI) merilis sebuah survey yang berisi bahwa 73 persen siswa di berbagai propinsi merasa berat mengerjakan tugas PJJ di rumah. Permasalahan – permasalahan yang terungkap oleh beberapa survei tersebut makin menyulitkan siswa dalam PJJ jika karakter mereka tidak kuat.

    Dari pengalaman saya sendiri, beberapa keluhan telah saya terima sebagai wali kelas di sebuah SMA negeri. Mayoritas keluhan adalah tentang kurangnya karakter kejujuran saat mengerjakan tugas atau tes. Beberapa menunjukkan karakter kurang  mandiri, ditandai dengan minimnya etos kerja siswa untuk membaca materi atau mengerjakan tugas – tugas selama PJJ. Selain itu,  karakter disiplin juga terasa menurun. Orang tua mengeluhkan makin sulit mengendalikan anaknya bahkan untuk sekedar membangunkan mereka di pagi hari. Ritme PJJ yang tidak seperti sekolah pada biasanya menimbulkan celah untuk hal tersebut. 

    Hal inilah yang kemudian menjadi semangat untuk menguatkan kembali pendidikan karakter di negeri kita selama PJJ, bukan sebagai mata pelajaran baru atau kurikulum baru, melainkan terintergrasi dengan seluruh kegiatan belajar mengajar di sekolah; menjadi poros pendidikan. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dicanangkan pemerintah melaui Perpres Nomor 87 tahun 2017. Pembelajaran harus didesain tidak hanya untuk ‘transfer of knowledge’ tapi juga ‘transfer of value’, bukan sekedar membuat menyampaikan ilmu pengetahuan tapi juga menyampaikan nilai – nilai karakter baik pada siswa.

    Bapak Nadiem Makarim dalam Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 tahun 2020, menyampaikan beberapa kebijakan tentang penyelenggaraan pendidikan di masa darurat penyebaran Covid-2019. Salah satunya adalah tentang penguatan karakter siswa selama PJJ. Guru didorong untuk mendesain pembelajaran untuk memberikan pengalaman belajar dengan konsep kebermaknaan tanpa terbebani capaian kurikulum semata.

    Sejak awal pun, bapak pendidikan negara kita, Ki Hajar Dewantara telah meletakkan fondasi yang kuat bahwa pendidikan di Indonesia harus secara selaras mengoptimalkan bertumbuhnya budi pekerti, fikiran dan tubuh anak tanpa terpisah pisahkan. Pendidikan karakter sebagai upaya menumbuhkan budi pekerti anak harus menjadi ruh tak terpisahkan saat sekolah berupaya meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta didiknya. Apalagi saat siswa dihadapkan keadaan yang berat di masa pandemi seperti ini, karakter yang kuat akan membantu mereka melaluinya.

    Selama sekolah daring, konsep pendidikan karakter tersebut dapat diimplementasikan di sekolah dalam tiga bentuk sebagai berikut:

    1. Pendidikan karakter berbasis kelas
    Dalam bentuk ini, pendidikan karakter diterapkan melalui proses PJJ setiap mata pelajaran terintegrasi dalam RPP guru mapel tersebut. Guru memodifikasi penugasan dan materi yang melibatkan penguatan karakter siswa.

    2. Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah
    Dalam bentuk ini, pendidikan karakter dapat berupa pembiasaan nilai-nilai utama dalam kegiatan keseharian sekolah dan pemembentukan ekosistem sekolah yang mendukung pembiasaan tersebut. Selama PJJ sekolah tidak boleh berhenti membuat program – program yang dapat menguatkan karakter siswa.

    3. Pendidikan karakter berbasis masyarakat
    Dalam PJJ, pendidikan karakter diimplementasikan dengan melibatkan orang tua, komite sekolah, dunia usaha di sekitar sekolahatau pemerintah dan pemda setempat. 

    Pada akhirnya, melalui penguatan pendidikan karakter diharapkan pendidikan di Indonesia tidak hanya mampu mencetak generasi yang cerdas dan terampil, namun juga membentuk individu yang memiliki karakter hebat. Sehingga kelak muncul Generasi Emas 2045 yang cerdas, terampil dan berkarakter mulia. Mereka adalah generasi yang berkepribadian berani seperti Jenderal Sudirman, bermental kuat – pantang menyerah semacam Soichiro Honda, dan berjiwa ikhlas, mandiri semacam Mbah Sadiman. 

    Saat semakin banyak pemuda Indonesia memiliki kepribadian kuat, penyakit – penyakit sosial semacam korupsi, tawuran atau penyalahgunaan narkoba akan semakin berkurang. Indonesia akan dikenal sebagai bangsa berkepribadian hebat sebab pada dasarnya kepribadian bangsa tercermin melalui kepribadiaan dan karakter individu – individu warga masyarakatnya.

    Salam Belajar,


    Continue Reading
     Assalamu'alaikum Sahabat Belajar

    Ada cerita Islami lagi nih. Ceritanya itu terinspirasi dari Mahfudhat yang berbunyi : Man qolla shidquhu, qolla shodiquhu. Apa yaa artinya mahfudhat itu?

    Ayo kita cari tahu dalam cerita karya Aisyah berikut ini.


    Suatu pagi di depan kelas 4 SD Perwira Bangsa. Sean dan Riki berjalan bersisihan menuju kelas. Sean  adalah anak laki-laki yang berambut ikal, mukanya seperti anak berwajah usil. Sedangan Riki itu anak laki-laki berambut lurus dan berkacamata yang mempunyai kebiasaan suka lupa PR nya. Dia teman sekelas Sean. Pagi itu mereka mengenakan seragam sekolah celana panjang merah dan baju putih berlengan pendek.

    “Eh, Sean, kamu sudah mengerjakan PR belum?” Riki bertanya apakah Sean sudah mengerjakan PR. 

    “Ehh..anu.. tentu saja sudah. Ini di tasku,” Sean menjawab dengan menepuk nepuk tasnya. 

    Eh, Riki malah memasang wajah lesu. Riki belum bersemangat masuk kelas, dia malah duduk bertopang dagu di kursi taman di depan kelas. 

    “Mengapa sedih, Riki?” tanya Sean.

    “Aku belum mengerjakan PR. Aku lupa mengerjakannya tadi malam,” jawab Riki.

    Sean menyodorkan buku tulis berisi PR ke Riki. Untuk memikat hati Riki agar terus menjadi temannya, Sean menawarkan Riki untuk meniru PRnya,  “Ini , kamu tiru saja PR ku.”

    Riki ragu-ragu menerimanya, “Hmmm.. sebenarnya sih ini tidak baik tapi...”

    Riki duduk di kursi taman sementara Sean berdiri disampingnya. Riki sebenarnya kurang yakin apakah PR Sean benar – benar dikerjakan dengan baik. 

    Sean pun mulai berbohong. Dia bilang bahwa pekerjaan rumahnya pasti bagus,” Jelaslah PR ku pasti oke! Aku dibantu oleh kakakku. Dia guru.” 

    Sambil menulis di meja taman, Riki mengamati bahwa soal nomor lima itu sulit.  Dia menunjuk ke soal menghitung volume kerucut yang rumit itu. Dia ingin tahu bagaimana Sean mengerjakannya, “Soal nomor lima susah. Bagaimana sih cara mengerjakannya?”

    “Ehmm.. anu.. itu ..” Wajah Sean jadi bingung. Itu karena dia hanya berbohong saja bahwa dia bisa mengerjakan dengan dibantu kakaknya yang guru. Kenyataannya Sean asal-asalan saja mengerjakan PR itu.

    (Teeet..teeeet..teeeet)

    “Sudah bel masuk tuh. Yuk, ke kelas!” ajak Sean.

    Sean terlihat lega. Bel masuk sudah berbunyi. Dia tidak perlu lagi menjelaskan PR nya. Riki segera menutup bukunya. Mereka segera masuk ke kelas.

    Di dalam kelas, Bu guru menanyakan PR matematika. Murid-murid menjawab, “Sudaaah”. Termasuk Riki dan Sean yang duduk di bangku paling depan.

    Diantara tumpukan buku PR diatas meja, bu guru memanggil Sean dan Riki. Bu guru menunjukkan buku PR yang nilainya E. PR mereka salah semua jawabannya. “Riki, Sean, PR kalian kok hampir semua salah jawabannya.” 

    Riki sangat terkejut. Dia berbisik ke arah Sean., “Lho kok begini, Sean?  Tadi kamu bilang sudah mengerjakan dengan baik.”

    Bu Guru dengan sabar menasehati Riki dan Sean agar lain kali jika ada PR, mereka harus mengerjakan dengan baik. Riki dan Sean menunduk malu dan menjawab, “Baik Bu.”

    “Baiklah,anak – anak semua sekarang perhatikan penjelasan Bu Guru. Untuk Riki dan Sean, nanti kalian akan mendapatkan tugas mengerjakan soal tambahan agar lebih faham.”

    Bu guru kemudian berdiri di papan tulis. Bu guru akan menjelaskan pembahasan mengenai soal di PR tersebut. Riki berwajah makin masam. Dia merasa dibohongi oleh Sean.

    Sesaat menjelang pulang sekolah, Bu guru berdiri di samping meja Sean. Dia minta tolong kepada Sean, “Sean, bolehkah Bu guru minta tolong?”

    “Baik, Bu,” jawab Sean.

    “Tolong titip uang jahitan ke kakakmu ya. Bu guru suka hasil jahitan kakakmu itu,” kata Bu Guru sambil menyerahkan sejumlah uang. Dan kemudian berjalan menuju kantor guru.

    Sean mengangguk lesu. Dia tidak tahu bahwa Riki masih belum pulang dan mendengar percakapannya dengan Bu Guru. Riki makin marah. Merasa kembali dibohongi Sean. Tadi pagi Sean bilang kakaknya adalah guru yang pandai. Sekarang ketahuan, kakaknya ternyata bukan guru. 

    Riki berkata kesal, “Huuuh, Sean. Tadi kamu bilang kakakmu itu guru.”

    Sean bingung dan malu, ketahuan berbohong, “ Emm .. anu.. kakakku memang sebenarnya adalah penjahit.”

    Riki melengos pergi dan berkata dengan ketus, “Huuuh.. aku tidak mau jadi temanmu lagi!”

    Sean makin terduduk lesu di kursinya padahal teman sekelasnya sudah keluar ruangan semua. Sean tidak menyadari kedatangan Bu Guru yang kembali masuk ke kelas karena hendak mengambil kacamatanya yang tertinggal.

    Bu guru menghampirinya. Sambil memegang lembut bahu Sean, Bu Guru bertanya apa yang terjadi, “Mengapa kamu tampak bersedih, Sean?”

    Sean kemudian menjelaskan masalahnya kepada Bu Guru.  Sean merasa menyesal telah membuat Riki tidak mau lagi jadi temannya. 

    “Ooo, jadi kamu membohongi Riki, ya?” tanya Bu Guru.

    “Yaa, begitulah, Bu. Saya menyesal.” Sean menjawab dengan pelan.

    Bu Guru lalu menjelaskan, “Sean, besok lagi tidak boleh ya kamu menyuruh teman untuk mencontek jawabanmu. Memberi contekan jawaban ulangan atau PR ke teman itu sebenarnya tidak membantu. Tapi malah meracuninya.”

    Sean terkejut,” haah kok malah dibilang meracuni, Bu.”

    “Ya, karena saat kamu memberi contekan, kamu mengajari temanmu untuk tidak mandiri dan tidak percaya dirinya sendiri. Dan ini tidak bagus untuk temanmu itu. Kalau temanmu tidak mandiri dan tidak percaya diri nanti dia tidak bisa jadi orang yang sukses. Kamu mau temanmu jadi orang gagal?”

    “Tidak lah, Bu.”

    “O ya Bu Guru jadi ingat ada mahfudhat berkata begini : Man qolla shidquhu, qolla shodiquhu.”

    “Apa artinya pudot pudot itu, Bu?” Sean bingung apa artinya.

    Bu guru tersenyum kecil, “ Bukan pudot, Sean. Mah-fu-dhot. Mahfudhot itu kata – kata mutiara yang biasa dipakai di bangsa Arab sana. Man qolla shidquhu, qolla shodiquhu itu artinya: Barangsiapa yang sedikit kejujurannya, sedikitlah temannya.”

    Bu guru dengan lembut dan sabar menjelaskan artinya. Sean mengangguk-angguk mengerti. “Ini nanti saya akan mampir ke rumah Riki untuk meminta maaf, Bu.”

    Sean faham bahwa ketidakjujurannya membuat temannya jadi sedikit. Sean akan mampir kerumah Riki untuk minta maaf. Bu guru mengacungkan jempol sambil berseru gembira memuji Sean,” Itu baru anak sholeh!”

    ***

    Nah, Sahabat, bagaimana ceritanya?
    Semoga dari cerita itu kita dapat memetik pelajaran di dalamnya. Pokoknya yang jujur! Jangan suka mencontek, jangan suka berbohong. Daan nanti temanmu akan jadi banyaak.
    Sampai jumpa lagi di cerita berikutnya.

    Ù…َÙ†ْ Ù‚َÙ„َّ صِدْÙ‚ُÙ‡ُ Ù‚َÙ„َّ صَدِÙŠْÙ‚ُÙ‡ُ
    “Man Qolla Shidquhu Qolla Shodiquhu”
    Barangsiapa yang sedikit kejujurannya, sedikitlah temannya

    Continue Reading

    Hai, hai..Assalamu'alaikum Sahabat Belajar

    Kali ini ada cerita anak menarik nih untuk menemani akhir pekanmu. Ceritanya anak sulung saya, Aisyah, suka belajar menulis cerita. Ini dia salah satu karyanya. Mungkin masih banyak kekurangannya yaa... tapi saya bangga sekali putri saya ini sudah mau mencoba menulis dan saya ingin berbagi ceritanya di blog ini. Selamat membaca :)


    NABI MUHAMMAD PAHLAWANKU

    Karya : Aisyah

    Srak… srak… srak…
    Terdengar suara gesekan sapu dengan tanah di depan sebuah  rumah. Seorang anak laki-laki  terlihat menyapu halaman rumah tersebut.                                                                                                                                                    
    “Zaki,ayo main!”seru segerombol anak seusianya.
    “Iya,aku izin dulu, yaaa…” Tak lama ia sudah keluar menghampiri teman-temannya.

    ~~

    “Eh Riza nanti malam ada film Batman lhooo!”kata seorang anak bertubuh gempal.
    “Wah, beneran Dodo,disaluran mana?”jawab Riza yang tadi ditanya.
    “RCTI,jam 7,”jawab anak tadi,yang bernama Dodo.Tiba-tiba Zaki ikut nimbrung.
    “Kalian ngomongin apa sih?”
    “Itu lhooo, film Batman kamu nggak tahu,ya?” tanya Dodo.
    “Iya nih, Zaki. Zaki jarang nonton TV yaaa,”timpal Riza yang tiba-tiba nimbrung juga.Di rumah memang Zaki jarang nonton TV. Dia biasanya belajar, menghafal Al Quran atau membaca buku cerita tentang nabi-nabi.

    ~~

     “Idiiiih Zaki, sekali-kali nontonTV-lah biar tahu, jangan baca buku melulu,”kata Dodo sedikit mengejek.
    “Oke,aku akan menontonnya,tapi jawab dulu pertanyaanku. Ehm,ya…  Siapa nabi setelah Nabi Isa?”timpal Zaki.
    “Eeeer, siapa ya, Za?” jawab Dodo yang malah bertanya ke Riza.
    “Hemm,siapa nabi sesudah Nabi Isa.Ehm,aku tidak tahu Zak,” jawab Riza, yang ternyata juga tidak bisa menjawab pertanyaan Zaki.
    “Jawabannya ya Nabi Muhammad lah, gitu aja masa nggak tahu, sih,” jawab Zaki sambil tersenyum.
    “Oh iya, aku lupa!” sahut Dodo dan Riza bersamaan.

    ~~

    Keesokan harinya. Di sekolah jam ke-3 pelajaran SBK bersama Pak Boko.
    “Anak-anak, kali ini kita akan menggambar, temanya pahlawan yang kalian sukai dan idolakan, ya,” perintah Pak Boko.
    “Iyaaa, pak!” jawab anak-anak serempak dari seluruh penjuru kelas.Zaki bingung karena pahlawannya Nabi Muhammad. Juga ia tidak tahu bagaimana menggambarnya. Alhasil dia hanya menggambar kaligrafi bertulis Muhammad.

    “Hei , kamu hanya menggambar tulisan. Apa boleh, Zak?” tanya Erwin, teman sebangkunya yang tak sengaja melihat gambarnya. “Itu Muhammad. Pahlawanmu Nabi Muhammad. Aneh. Beliaukan sudah meninggal. Lihat aku, menggambar presiden kita. Kau ini, huuuu... “sambung Erwin, sambil mencibir.
    Memang, Zaki hanya menggambar kaligrafi bertuliskan Muhammad.

    Pulang sekolah. Zaki semakin diolok-olok anak aneh dari teman-temannya.Dia tidak mendengarkan ejekan dari teman-temannya. Kebanyakan tadi mereka menggambar Batman, Hulk, Thor, Spiderman, Superman dan pahlawan lain dalam film super hero yang sering tayang di televisi. Menurutnya, Nabi Muhammad jauh lebih baik daripada pahlawan-pahlawan tadi yang hanya bohongan dan buatan manusia.


    Di rumah, sebelum tidur, ibunya yang biasa ia panggil ‘Ummi’ menceritakan perjuangan Nabi Muhammad dalam mendakwahkan Islam di Mekkah. 
    ”Zaki, kok kelihatan murung hari ini?” tanya Ummi sebelum Zaki tidur.
    Dengan singkat Zaki menceritakan kejadian di sekolah tadi.
    “O, gitu. kali ini Ummi ingin cerita tentang perjalanan hijrah nabi ke Madinah. Mau tidak?”
    Zaki mengangguk dengan senang.

    “Nah gini Zak ceritanya, pada suatu hari nabi Muhammad berdakwah di Mekkah. Kaum Quraisy yang sering melakukan perbuatan yang dilarang Allah, menentang dakwah Nabi Muhammad. Para pengikutnya disiksa agar mereka takut dan melanggar perintah Allah.”

       “Wahai Muhammad, jangan berdakwah di sini, kamu dan pengikutmu akan kami aniaya, begitu kata ancaman kaum kafir Quraisy. Melihat situasi yang berbahaya itu, Allah memerintahkan mereka berhijrah ke Madinah. Para pengikut nabi Muhammad terlebih dulu berangkat, dan tinggallah Nabi Muhammad bersama Abu Bakar di Mekkah."

    “Pada waktu yang ditentukan Allah, Nabi Muhammad dan Abu Bakar menyusul ke Madinah. Namun para pemuda Quraisy ingin mencelakai Nabi Muhammad, mengejarnya. Di tengah kejaran kaum kafir, mereka bersembunyi di gua di bukit Tsur."

    ”Jangan takut! Allah pasti melindungi kita,” kata Nabi Muhammad kepada Abu Bakar yang masih khawatir akan keselamatan Nabi Muhammad, para pemuda Quraisy yang mengejar Nabi Muhammad telah sampai ke bukit Tsur, mereka melihat gua yang dipakai bersembunyi oleh Nabi Muhammad dan Abu Bakar. Sebelum para pemuda Quraisy hendak memasuki gua tersebut, Allah memerintahkan burung merpati untuk bertelur di mulut gua dan laba laba untuk bersarang di sana."

    " Melihat kondisi seperti itu para pemuda kafir Quraisy berpikir tidak mungkin Nabi Muhammad dan Abu Bakar ada di dalam gua itu, lalu mereka semua pergi melanjutkan pencarian,mereka semakin penasaran  dimana Nabi Muhammad berada."

     ”Tak seorang pun manusia bisa mencelakai kita kalau Allah tidak berkehendak, maka percaya dan berimanlah kepada Allah, begitu tutur Nabi Muhammad kepada sahabatnya. Akhir cerita, Nabi Muhammad meninggalkan gua itu dengan selamat. Mereka melanjutkan perjalanan menuju Madinah dan terus menyebarkan ajaran Allah untuk kebaikan," ucap Ummi Zaki mengakhiri ceritanya.

    “Nah, selesai ceritanya. Sekarang Zaki tidur, ya Sayang…”

    Zaki pun tertidur tapi cerita ummi itu membuat Zaki lebih bersemangat untuk terus bersabar menghadapi teman-temannya yang mengejeknya. 

     “Teman-teman. Tadi aku dengar dari Pak Rafi, ada ulangan agama hari ini,” kata Zaki mengumumkan.

    Tak lama Pak Rafi datang dan memulai ulangan.Teman-teman banyak yang mengeluh bahwa soalnya susah-susah.Tapi bagi Zaki itu mudah, karena Ummi kemarin sudah menceritakan kisah yang dijadikan bahan ulangan.

    Tiba-tiba Pak Boko masuk membawa gambar yang kemarin mereka buat.Di buku gambar Zaki tertulis nilai hanya 75 dengan keterangan “Bagus tapi tidak sesuai ketentuan.”

    Zaki terlihat sedikit lesu karena biasanya nilai SBK tidak pernah 75. “Eh Zaki, kamu lagi ngapain?” tanya seorang anak yang bertubuh tinggi.

    “Itu nilai SBK ku....” kata Zaki tapi langsung dipotong oleh anak tadi,” Tidak apa-apa harusnya kalau cuma dapat 75. Lebih baik nilai agamamu bagus. Kata bundaku begitu sih,” katanya.

    “Betul juga.O ya Muzia, siapa pahlawan yang kamu gambar?” kata Zaki bertanya.

    “Itu.Tadinya aku ingin juga menggambar kaligrafi bertuliskan Muhammad, tapi tidak jadi karena takut tidak boleh.Jadi aku hanya menggambar Gajah Mada. Tapi hanya asal jadi gitu, deh,” jawab Muzia.

    Zaki sudah tahu kalau Muzia tidak terlalu suka dengan superhero dalam film. Muzia sama sepertinya, lebih suka tokoh-tokoh Islam seperti Abu Bakar atau Umar Bin Khattab. Jadi Muzia hampir sama dengan Zaki, menyukai tokoh-tokoh Islami.

    Keesokan harinya, di sekolah Zaki ada lomba dongeng tema Islami. Di kelas Zaki belum ada yang mendaftar padahal satu kelas harus ada yang ikut.Minimal satu orang. Zaki ingin saja ikut tapi dia malu bilang ke Pak Rafi yang ada di depan kelas, menunggu siapa yang akan mendaftar. 

    Akhirnya Zaki memberanikan mengacungkan tangannya. Muzia yang duduk di sampingnya menyenggolnya. Muzia menatap Zaki seakan dia berkata,”Kau yakin? Nanti kau akan semakin diolok-olok.” 

    Tapi Zaki mengangguk mantap. Ia yakin. Keputusannya bulat.

    Sementara itu, di seberang sana, di bagian belakang kelas, Dodo dan Riza jadi sebal karena mereka tidak bisa ikut. Mereka tidak punya buku cerita Islami dan mereka juga tidak tahu banyak tentang cerita Islami.

    Hari lomba pun tiba.Zaki peserta nomor urut 2, sudah maju. Zaky merasa sedikit gemetar. Tapi dia menguatkan hati. 
    “A..A..Assalamu’alaikum...  Warahmatullahi wabarakatuh,” Zaki masih takut-takut. 

    Dia coba melihat sekeliling agar lebih tenang. Di bagian depan samping kiri dia melihat Muzia memberinya jempol sambil tersenyum. Pak guru dan teman – teman lain menyemangati. Beberapa temannya berteriak, “Ayoo Zaki, pasti bisa!”

    Zaki jadi tidak gemetar lagi. Dia tidak ingin mengecewakan teman-teman sekelasnya. Dia ingin bisa menceritakan kisah Rosul yang mulia agar semua orang banyak yang tahu. “Bismillahirrohmanirohiim, aku pasti bisa.” Zaki berteriak kuat dalam hati. 

    Diatas panggung Zaki kemudian memulai penampilannya dengan menyanyikan lagu berjudul MY HERO. Itu lagunya Harris J, pemuda muslim penyanyi asal luar negeri. Semua orang terkesima mendengar lagu itu, ternyata suara Zaki sangat merdu.

    .....o Muhammad you are my hero
    you are my hero
    always my hero................”

    Setelah menyanyikan sedikit bagian lagu itu, Zaki mulai bercerita tentang kisah Nabi Muhammad dengan penghayatan. Zaki bercerita tentang hijrah Nabi Muhammad ke Taif, Habasyah dan Madinah. Wajahnya agak menangis sedih saat menggambarkan penderitaan Rosul. suaranya kembali riang saat Rosul disambut dengan meriah oleh kaum Anshar di Madinah.

    Semua orang terkesima mendengar kisah Zaki tentang betapa hebatnya Nabi Muhammad. Zaki menyampaikannya dengan menarik dan penuh semangat. 

      

    Saat turun panggung, dia langsung dikelilingi teman-temannya.Mereka berkata,” Wah, ceritanya bagus sekali. Kamu pasti menang.”

    “Tak kusangka cerita nabi Muhammad bisa menarik juga.Aku boleh pinjam bukumu itu ya.” Begitulah, banyak teman-teman yang memuji ceritanya.

    Dodo malah berkata,” Huh itu tidak ada apa-apanya dibandingkan Batman,” Dodo berkata itu seperti mengejek. Teman yang lain banyak yang tidak setuju, mereka berkata, “Hebat!”

    Riza yang mendengar Dodo jadi merasa tidak enak, “Tidak perlu berkata seperti itu juga, Do.”

    “Huh, kau ikut ikutan tidak suka Batman sekarang.Lebih suka Zaki ya, hohoo!” jawab Dodo dengan kesal dan meninggalkan Riza yang ingin membicarakannya baik-baik.

    “Apa bagusnya menceritakan itu. Tidak ada manfaatnya, “ gerutu Dodo sambil menghentak-hentakkan kaki ke kelas. 

    Setelah lomba, masih ada pelajaran, yaitu Akidah Akhlaq bersama Pak Rohmat.Dodo masih kesal terhadap Zaki.Apalagi setelah lomba mendongeng tadi dia mendapat juara I. Dodo makin kesal saja.Dia juga menjauhi Riza setelah kejadian tadi.Dodo melamun di kelas.

    Tiba-tiba pintu terbuka. Zaki bersama teman-temannya masuk.Zaki membawa pialanya. Dia terlihat senang. Dodo semakin jengkel melihat Zaki dengan pialanya, apalagi dengan Riza yang tampak bercakap-cakap dengan Zaki.

    Tok. Tok. Tok. 

    Anak-anak segera duduk. Itu adalah suara sepatu Pak Rahmat.yang membuat anak anak bingung adalah ini masih jam   08.30,setengah sembilan,padahal masuknya jam 10.00.

    ”Assalamualaikum!” suara Pak Rohmat.
    “Wa’alaikumusalam!”jawab anak anak                                                         
    “Anak-anak sekarang bapak akan bercerita tentang hijrah nabi Muhammad, melengkapi cerita Zaki tadi ya. Tahu tidak siapa yang menyambut Rosul ketika sampai Madinah?” beberapa anak menjawab tidak tahu.

    “Saat Rosul datang, semua penduduk Madinah semua keluar menyambut. Semua terkesima dengan kebaikan Rosul sehingga bergemuruh syair Thola’al badru ‘alaynâ dari segala penjuru. Jadi tidak hanya orang Arab dan kita orang Indonesia yang memuji Rosul. Beberapa tokoh dunia seperti Mahatma Gandhi dari India atau Michael Hart dari Amerika menunjukkan pujiannya akan Nabi Muhammad. Misalnya lagi itu tadi penyanyi dari negara Inggris yang dinyanyikan oleh Zaki di panggung tadi.” Pak Rahmat kemudian bercerita panjang lebar dari hijrah nabi dari Thaif, Habasyah, dan Madinah.

    Dodo yang tadi kesal sekarang terkesima. ”Ternyata Batman kalah dari nabi Muhammad.” Gumamnya.
    Dodo menyadarinya,nanti pulang sekolah dia akan meminta maaf kepada Riza dan Zaki.

    “Eh Zaki,Riza aku minta maaf yaa atas yang kemarin.’’kata Dodo penuh harap.

    “Iya kami memaafkanmu, sekarang kamu suka nabi Muhammad, kan,” kata Zaki sambil tersenyum, Dodo menganggukkan kepalanya kuat-kuat.

    Lalu, Riza berkata, “hei, Zaki, rencana kita berhasil, kita telah membuat Dodo suka dengan nabi Muhammad!” Riza tertawa diikuti tawa Zaki dan Dodo.

    “Ah, kalian ini,” kata Dodo di sela tawanya.

    ~~

    Tamaat.. begitulah ceritanya. Semoga Sahabat dapat memetik hikmah di dalamnya. Doakan semoga gadis kecil saya ini makin semangat belajar menulis ceritanya agar jadi lebih baik. Sampai jumpa di cerita - cerita yang lain.

    Continue Reading
    Older
    Stories

    About Me

    Dewi Apriliana
    An ordinary working mom who loves kids and teaching and reading
    Read More>

    Member of

    1minggu1cerita

    Popular Posts

    • Making Appointment & Reservation by Phone ; Belajar Bahasa Inggris Yuk
    • Apem Kukus Tradisional yang Ngangeni
    • LANGKAH MUDAH MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK LDA
    • Orang-Orang Biasa by Andrea Hirata; Sebuah Kisah Luar Biasa dari Orang Biasa
    • Mengenal Reading/Writing Learning Style
    • Giving Examples in English ; Materi Bahasa Inggris Lintas Minat Kelas XI
    • Let’s Learn Poems ; Sebuah Alternatif Pembelajaran Puisi Berbahasa Inggris
    • Cokelat Rondo Kuning ; Bukan Cokelat Biasa

    FOLLOW US

    recent posts

    Press

    press

    Blog Archive

    • ▼  2021 (5)
      • ▼  Maret 2021 (3)
        • Menikmati Sekeping Pentigraf
        • A Bilingual Story For You: English - Indonesian
        • Contoh Hortatory Exposition Text & Soal PG Latihannya
      • ►  Februari 2021 (1)
      • ►  Januari 2021 (1)
    • ►  2020 (19)
      • ►  Desember 2020 (2)
      • ►  November 2020 (3)
      • ►  Oktober 2020 (2)
      • ►  September 2020 (2)
      • ►  Juli 2020 (1)
      • ►  Mei 2020 (1)
      • ►  April 2020 (3)
      • ►  Maret 2020 (1)
      • ►  Februari 2020 (2)
      • ►  Januari 2020 (2)
    • ►  2019 (35)
      • ►  Oktober 2019 (10)
      • ►  Agustus 2019 (1)
      • ►  Juli 2019 (2)
      • ►  Mei 2019 (2)
      • ►  April 2019 (3)
      • ►  Maret 2019 (2)
      • ►  Februari 2019 (6)
      • ►  Januari 2019 (9)
    • ►  2018 (15)
      • ►  Desember 2018 (10)
      • ►  November 2018 (1)
      • ►  Oktober 2018 (1)
      • ►  September 2018 (2)
      • ►  Agustus 2018 (1)
    • ►  2017 (2)
      • ►  Desember 2017 (1)
      • ►  Mei 2017 (1)
    • ►  2016 (1)
      • ►  Desember 2016 (1)

    Labels

    ruang baca ruang guru ruang impian ruang kelas ruang keluarga ruang menulis ruang perpustakaan

    Statistics

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top