Referensi Menulis Proposal Penelitian Terkait T-PACK Berbantuan SAC
17.57Sebuah penelitian biasanya diawali dengan sebuah proposal. Diharapkan penelitian nantinya akan berjalan lebih terarah saat proposal sudah tertulis dengan jelas. Di postingan kali ini, Sahabat Belajar dapat mengamati sebuah contoh proposal penelitian sederhana. Sahabat tentu saja dapat menyusun sebuah proposal yang lebih baik dari ini. Selamat melakukan penelitian
Halaman Judul
PROPOSAL PENELITIAN
PENERAPAN TPACK FRAMEWORK DENGAN SAC UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA EXPRESSING ADVICE DI KELAS XI MAPEL BAHASA INGGRIS SMAN INDONESIA HEBAT TAHUN AJARAN 2022/2023
A. Latar belakang
Pembelajaran abad 21 dalam Kurikulum 2013 adalah salah satu konsep yang dianjurkan untuk diimplementasikan dalam proses belajar mengajar, termasuk pembelajaran Bahasa Sastra Inggris pada kelas XI program peminatan. Konsep pembelajaran abad 21 ini pada dasarnya berupaya mendorong siswa untuk berfikiran kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif. Konsep ini dikenal dengan singkatan 4C; Creativity, Critical Thinking, Communication dan Collaboration. Pada pola ini guru seharusnya selalu berupaya mengaktifkan potensi siswa untuk belajar mencari tahu dan menerapkan apa yang telah mereka ketahui untuk menjadi sebuah ketrampilan, yang pada akhirnya akan membangun sikap mereka. Pembelajaran yang didukung teknologi merupakan aspek penting dalam pembelajaran abad 21. Perkembangan teknologi yang begitu pesat telah memberikan kemudahan akses terhadap beragam sumber belajar digital.
Kegiatan belajar mengajar di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi berkembang lebih pesat saat pandemi Covid-19, termasuk pada pembelajaran Bahasa dan Sastra Inggris. Berbagai bentuk teknologi telah dicoba oleh guru untuk memperlancar penyampaian pembelajaran selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Mulai bulan Januari 2022 makin banyak sekolah melakukan pembelajaran tatap muka kembali. Akankah kemudian pemanfaatan teknologi dalam proses belajar kemudian dihilangkan? Saya rasa tidak. Bagaimanapun perkembangan teknologi terus berjalan di dunia ini. Guru dalam konteks kompetensi profesionalnya harus mempunyai kemauan untuk terus beradaptasi dengan linkungannya, termasuk keamujuan teknologi. Inilah yang diamanatkan kepada guru-guru di Indonesia melalui Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Permen Nomor 17 Tahun 2007 tentang kualifikasi dan standar kompetensi guru. Guru bahasa dapat terus mengeksplore teknologi apa saja yang dapat diterapkan di kelasnya untuk meningkatkan keterampilan berbahasa peserta didiknya.
Dalam pembelajaran bahasa terdapat empat keterampilan yang seharusnya dikembangkan, yaitu : Listening (menyimak), Reading (membaca), Writing (menulis), dan Speaking (berbicara). Menurut Hymes (1972) dalam Fauziati Endang (2010:15), mengajarkan keterampilan berbicara telah menjadi suatu pusat dalam kelas pembelajaran bahasa asing. Harris (1968:84) menyatakan bahwa saat berbicara, ada lima komponen bahasa yang terlibat; pronunciation, grammar, vocabulary dan comprehension. Salah satu upaya yang aspek yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk meningkatkan keterampilan berbicara menuju kemampuan 4C ini adalah dengan memanfaatkan teknologi.
Diperlukan sebuah usaha lebih dari guru untuk berupaya menerapkan konsep 4C dalam kelas bahasa sastra Inggris dengan memanfaatkan teknologi. Mengajak siswa untuk kreatif dan berfikiran kritis kadang tidak mudah, bahkan ketika guru sudah mencoba memanfaatkan beberapa teknologi. Hal inilah yang peneliti rasakan ketika mengamati keterampilan berbicara dari siswa kelas XI Bahasa, khususnya pada materi Expressing Advice/Suggestion (Mengungkapkan saran dalam Bahasa Inggris). Saat diminta untuk menyusun dan mempraktekkan dialog mengungkapkan saran, mereka merasa kesulitan. Dialog yang mereka susun hanya persis menggunakan contoh frasa dari buku, kadang kurang tepat pada konteksnya dan dipraktekkan dengan malu-malu sambil membaca teks. Cara pengucapan dan kelancaranpun masih kurang. Banyak siswa belum mampu mencapai KKM 75 untuk nilai keterampilan berbicara.
Hasil pembelajaran tersebut belum ideal, peneliti kemudian melakukan refleksi dan menyimpulkan bahwa pembelajaran untuk materi ini masih belum membawa siswa ke arah 4C sesuai harapan. Kegiatan pembelajaran untuk keterampilan berbicara seharusnya diharapkan menuju ke sebuah tahapan melakukan presentasi berbicara secara kreatif, mampu berfikir kritis, mampu berkolaborasi dan berkmunikasi menggunakan bahasa Inggris mengungkapkan saran dengan memanfaatkan teknologi yang lebih tepat.
Sesuai dengan silabus, ciri yang harusnya diharapkandapat teramati adalah :
- Siswa mampu menyusun sebuah teks lisan mengungkapkan saran menggunakan bahasa Inggris secara kreatif dalam merespons berbagai situasi yang berbeda sesuai konteks.
- Siswa mampu berdialog (berkomunikasi) mengungkapkan saran menggunakan bahasa Inggris dengan lancar dengan pengucapan yang tepat.
Dari pengamatan, siswa mengalami kesulitan karena kurang latihan untuk memahami materi dan contoh-contoh ungkapan saran dalam bahasa Inggris. Saat mempraktekkan dialog siswa merasa malu dan kurang percaya diri karena kurang berlatih mengulang-ulang ungkapan mengungkapkan saran ini di rumah. Sementara itu saat di rumah, siswa merasa keberatan untuk mengakses materi yang disampaikan guru dalam bentuk video pembelajaran di YouTube karena itu dirasa menghabiskan kuota internet mereka yang terbatas. Sebagian besar siswa di kelas tersebut belum memiliki akses Wifi di rumah.
Guru sebagai peneliti kemudian mencoba melakukan sesuatu perbaikan pembelajaran untuk mengatasi kesulitan tersebut sehingga siswa dapat mencapai kemampuan siswa sesuai harapan. Peneliti kemudian mencoba untuk memanfaatkan teknologi yang berbeda dengan menggunakan sebuah framework (kerangka kerja) yang disebut TPACK (technological pedagogical content knowledge) dalam pembelajaran.
TPACK ini pada dasarnya berupa sebuah kerangka kerja yang menggambarkan interaksi dalam pembelajaran yang saling terkait antara teknologi, konten, dan pedagogi (Koehler, Mishra, Hersey & Peruski, 2004). Dasar kerangka kerja ini bersumber dari pemaparan pemikiran Shulma (1986,1987) tentang konsep Pengetahuan Konten Pedagogis. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Mishra dan Kohler (2005) dengan mengembangkannya dengan menekankan pentingnya Pengetahuan Konten Pedagogis Teknologi (TPCK). Dalam TPACK Framework, unsur teknologi, pedagogi dan konten saling terkait dan saling mendukung satu sama lain. Pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran sebaiknya harus juga mempertimbangkan aspek pedagogi dan konten pembelajarannya secara seimbang. Teknologi yang mumpuni saja akan kurang bermakna dalam proses belajar mengajar jika tidak mendukung pedagogi yang sesuai, apalagi jika konten materi pembelajaran di teknologi tersebut tidak sesuai dengan silabus. Dalam penelitian ini, guru memanfaatkan teknologi berupa SAC dan Google Sites sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan speaking.
SAC (Smart Apps Creator) merupakan sebuah aplikasi tool perangkat lunak di PC yang dapat digunakan untuk pembuatan mobile apps multimedia dengan proses coding yang lebih mudah dan cenderung instan. Guru dapat membuat aplikasi berbasis android terkait materi mengungkapkan saran ini di platform SAC lalu siswa dapat mengaksesnya dengan mudah di gawai mereka. Aplikasi yang dibuat dengan SAC ini tidak terlalu monoton dengan tampilan video semata. SAC dapat diisi dengan audio, video, dan latihan interaktif dengan cara menyentuh tombol yang disediakan di layar.
Peneliti membuat sebuah aplikasi SAC berisi materi dan latihan mengungkapkan saran dalam Bahasa Inggris. Keuntungannya adalah, saat aplikasi SAC yang dibuat oleh guru saat sudah terinstall di HP siswa, siswa dapat berlatih dengan aplikasi ini tanpa menggunakan jaringan internet. Siswa dapat berlatih sepuasnya dalm bentuk tampilan aplikasi HP yang menarik tanpa mengkhawatirkan habisnya kuota internet. Diharapkan melalui aplikasi SAC yang dibuat oleh guru ini, siswa akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk memahami materi mengungkapkan saran dan berlatih mengucapkan frasa-frasa Bahasa Inggris yang sering dipakai dalam mengungkapkan saran.
Dengan TPACK Framework ini, guru dapat menggunakan teknologi berupa media pembelajaran SAC dengan lebih terarah . Saat teknologi SAC dapat diterapkan dengan baik dalam pembelajaran, diharapkan semua siswa kelas XI dapat mencapai KKM pada materi mengungkapkan saran dalam Bahasa Inggris.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini ada tiga dan dijabarkan sebagai berikut ::
1. Bagaimana penerapan TPACK Framework berbantuan SAC dalam meningkatkan keterampilan berbicara Expressing Advice di kelas XI SMA Indonesia Hebat tahun ajaran 2022/2023?
2. Sejauh mana peningkatan keterampilan berbicara Expressing Advice pada peserta didik dengan penerapan TPACK Framework berbantuan SAC di kelas XI SMA Indonesia Hebat tahun ajaran 2022/2023 ?
3. Bagaimana respons peserta didik terkait penerapan TPACK Framework berbantuan SAC dalam meningkatkan keterampilan berbicara Expressing Advice di kelas XI SMA Indonesia Hebat tahun ajaran 2022/2023 ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan penerapan TPACK Framework dengan SAC dalam meningkatkan keterampilan berbicara Expressing Advice di kelas XI peminatan Bahasa Sastra Inggris SMAN 2 Wonogiri tahun ajaran 2022/2023.
2. Untuk menjelaskan hasil belajar peserta didik pada keterampilan berbicara Expressing Advice dengan menerapkan TPACK Framework dengan SAC di kelas XI peminatan Bahasa Sastra Inggris SMAN 2 Wonogiri tahun ajaran 2022/2023.
3. Untuk menjelaskan respons peserta didik terkait penerapan TPACK Framework dengan SAC dalam meningkatkan keterampilan berbicara Expressing Advice di kelas XI peminatan Bahasa Sastra Inggris SMAN 2 Wonogiri tahun ajaran 2022/2023.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan muncul dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Dengan penelitian tindakan kelas ini, peneliti berharap dapat memberi manfaat bagi penelitian – penelitian lain dalam bidang bahasa , khususnya tentang meningkatkan kemampuan berbicara dengan memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran dengan TPACK Framework.
2. Penelitian ini khususnya juga membawa manfaat bagi diri peneliti sendiri untuk mengatasi permasalahan dalam meningkatkan keterampilan membaca pada materi expressing advice di kelas XI program peminatan.
E. KAJIAN PUSTAKA
1. Keterampilan Berbicara Pembelajaran Bahasa Inggris SMA
Keterampilan berbicara (speaking) merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai dalam pembelajaran bahasa Inggris. Keterampilan ini diajarkan dengan lainnya seperti menyimak (listening), membaca (reading) dan menulis (writing). Demikan juga dalam kurikulum 2013 untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Inggris program peminatan untuk kelas XI SMA.
Terdapat beberapa definisi yang berbeda dari beberapa ahli mengenai keterampilan berbicara ini. Brown dan Yule (1989) menyatakan bahwa berbicara bagi pembicara bukan sekedar menyatakan apa di dalam pikirannya kepada pendengar, tetapi juga untuk mengungkapkan permintaan, informasi, layanan dan lainnya. Sementara Jones (1989) menyatakan bahwa berbicara itu merupakan bentuk komunikasi dua arah antara pembicara dan pendengar. Sesuatu yang disampaikan oleh pembicara dilakukan secara efektif karena berbicara itu bukan sekedar memproduksi suara semata, tetapi juga merupakan sebuah proses untuk mencapai tujuan tertentu yang di dalamnya melibatkan penyampaian pesan.
Dalam keterampilan berbicara ada 4 komponen yang dinyatakan oleh Hughes (2003) yaitu pronunciation, grammar, vocabulary, fluency dan comprehension. Yang dimaskud dengan pronunciation adalah pelafalan kata, cara bagaimana kata itu dilafalkan. Kata yang dilafalkan dengan tepat mempengaruhi pemahaman penyampaian pesan. Sedangkan komponen grammar adalah tentang aturan dalam bahasa untuk mengubah bentuk kata-kata dan kemudian menyambungnya dalam bentuk kalimat yang bermakna. Berbicara akan lebih jelas maknanya jika disampaikan dalam tata bahasa yang tepat sesuai konteksnya. Yang dimaksud dengan komponen vocabulary adalah kosakata yang dipakai dalam berbicara. Pemilihan kosakata yang tepat seharusnya disesuaikan dengan konteknya agar pesannya tersampaikan dengan baik. Komponen berikutnya adalah fluency yang berarti kelancaran, berbicara disampaikan dengan lancar dan akurat sesuai dengan konteksnya sehingga pendengar akan lebih mudah memahami arti kalimat yang diucapkan. Komponen yang terakhir adalah comprehension atau pemahaman. Komponen ini mencakup tentang pemahaman baik dari pembicara maupun pendengar yang harusnya memahami apa maksud/arti kalimat yang disampaikan saat proses berbicara.
Pembelajaran berbicara dalam kurikulum 2013 untuk peserta didik kelas XI BahasaInggris juga didesain dalam ranah berbicara untuk berkomunikasi. Salah satu ungkapan yang dipelajari dalam berkomunikasi di kurikulum tersebut adalah ungkapan menyatakan saran (Expressing Advice). Saat mengajarkan keterampilan berbicara, empat komponen pronunciation, grammar, vocabulary, fluency dan comprehension sebaiknya turut dilibatkan. Salah satu upaya yang aspek yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk meningkatkan keterampilan berbicara menuju kemampuan ini adalah dengan memanfaatkan teknologi.
2. TPACK Framework Dalam Pengajaran Bahasa
Pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi sudah semakin berkembang saat sekolah harus dilakukan secara daring selama pandemi covid-19. Saat sekarang pandemic sudah mulai berlalu dan sekolah sudah kembali dilaksanakan secara luring, pemanfaatan teknologi dipandang masih ada manfaatnya bagi peserta didik. Pemanfaatan teknologi akan lebih bermakna jika dilakukan dengan juga mempertimbangkan masalah konten pelajarannya dan juga ranah paedogogi yang tepat untuk diterapkan oleh guru saat pembelajaran. Dasar kerangka kerja ini bersumber dari pemaparan pemikiran Shulma (1986,1987) tentang konsep Pengetahuan Konten Pedagogis. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Mishra dan Kohler (2005) dengan mengembangkannya dengan menekankan pentingnya Pengetahuan Konten Pedagogis Teknologi (TPCK). Dalam TPACK Framework, unsur teknologi, pedagogi dan konten saling terkait dan saling mendukung satu sama lain.
Berikut ini bagan TPACK :
Salah satu pendekatan berupa kerangka kerja yang menarik perhatian peneliti terkait dengan hal tersebut adalah TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge). TPACK terbentuk atas perpaduan 3 jenis pengetahuan dasar, yaitu Technological Knowledge (TK), Pedagogical Knowledge (PK), Content Knowledge (CK). Hasil perpaduan 3 pengetahuan dasar tersebut, menghasilkan 4 pengetahuan baru, meliputi Pedagogical Content Knowledge (PCK), Technological Content Knowledge (TCK), Technological Pedagogical Knowledge (TPK), dan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK). Gambar di atas memperlihatkan interelasi antara 3 pengetahuan dasar yang mengahasilkan 4 pengetahuan. Berikut ini penjelasan setiap domain pengetahuan TPACK yang disarikan dari Mishra & Koehler (2006 & 2008) dan Koehler, Mishra, & Cain (2013). Technological
Technological knowledge (TK) atau pengetahuan teknologi merupakan pengetahuan tentang berbagai jenis teknologi sebagai alat, proses, maupun sumber. Pedagogical knowledge (PK) atau pengetahuan pedagogik yaitu pengetahuan tentang teori dan praktik dalam perencanaan, proses, dan evaluasi pembelajaran. Content knowledge (CK) atau pengetahuan konten adalah pengetahuan tentang konten atau materi pelajaran yang harus dipelajari oleh guru dan diajarkan kepada siswa. Pedagogical content knowledge (PCK) atau pengetahuan pedagogik konten merupakan pengetahuan pedagogik yang berhubungan dengan konten khusus (Shulman, 1986). Technological content knowledge (TCK) atau pengetahuan teknologi konten adalah pengetahuan tentang timbal balik antara teknologi dengan konten. Technological pedagogical knowledge (TPK) atau pengetahuan teknologi pedagogik adalah pengetahuan tentang berbagai teknologi dapat
digunakan untuk memfasilitasi belajar dan pembelajaran. Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) atau pengetahuan teknologi pedagogik dan konten adalah pengetahuan tentang penggunaan teknologi yang tepat pada pedagogik yang sesuai untuk mengajarkan suatu konten dengan baik.
Dalam menerapkan TPACK sebagai sebuah kerangka kerja dalam pembelajaran bahasa Inggris guru harus mengintegrasikan unsur pedagogi, konten dan teknologi dalam RPP mereka. Berikut aspek – aspeknya berdasar penelitian oleh Koh, Chai dn Lim (2016; dalam Drajati Nur Arifah,dkk, 2019):
- Untuk hal yang terkait pedagogi, guru mempertimbangkan bagaimana memulai kegiatan pembelajarannya, metode pembelajaran yang bagaimana yang akan diterapkan dalam mengajar nanti, merancang aktivitas siswa yang diharapkan berlangsung di kelas, juga menyudun bagaimana assesemennya dan evaluasi yang akan dilakukan.
- Dalam hal konten, guru merancang sebuah konten materi pembelajaran yang sesuai kurikulum atau silabus yang dikembanglsn dari arahan kementrian pendidikan dan kebudayaan. konten juga dibuat berdasar karakteristik siswa sehingga diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa menjadi lebih baik.
- Terkait aspek teknologi, guru memilih penerapan teknologi yang yang paling sesuai untuk dapat digunakan dalam memotivasi siswa, dalam menyampaikan konten pembelajaran sesuai metode yang dipilih. Pemilihan pemanfaatan teknologi juga dengan mempertimbangkan keterampilan siswa, dalam hal ini terkait keterampilan siswa abad 21 seperti keterampilan berfikir kritis, keterampilan berkomunikasi, berkolaborasi dan menjadi kreatif.
- Guru menerapkan ketiga aspek pedagogi, konten dan teknologi secara seimbang dalam pembelajaran sehingga nanti ketiganya akan saling terkait seperti gambaran dalam diagram TPACK di atas.
3. Media SAC (Smart Apps Creator)
Smart Apps Creator merupakan media pembelajaran memanfaatkan teknologi yang akan digunakan dalam penelitian ini.SAC merupakan sebuah aplikasi tool perangkat lunak di PC yang dapat digunakan untuk pembuatan mobile apps multimedia dengan proses coding yang lebih mudah dan cenderung instan. Guru dapat membuat aplikasi berbasis android terkait materi mengungkapkan saran ini di platform SAC lalu siswa dapat mengaksesnya dengan mudah di gawai mereka.
Peneliti membuat sebuah aplikasi SAC berisi materi dan latihan mengungkapkan saran dalam Bahasa Inggris. Keuntungannya adalah, saat aplikasi SAC yang dibuat oleh guru saat sudah terinstall di HP siswa, siswa dapat berlatih dengan aplikasi ini tanpa menggunakan jaringan internet. Siswa dapat berlatih sepuasnya dalm bentuk tampilan aplikasi HP yang menarik tanpa mengkhawatirkan habisnya kuota internet. Diharapkan melalui aplikasi SAC yang dibuat oleh guru ini, siswa akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk memahami materi mengungkapkan saran dan berlatih mengucapkan frasa-frasa Bahasa Inggris yang sering dipakai dalam mengungkapkan saran.
SAC dipandang sebagai salah satu media pembelajaran yang tepat untuk mendukung pembelajaran Bahasa Sastra Inggris dengan memanfaatkan teknologi dengan mengaitkan pedagogi dan konten yang sesuai. Peneliti meyakini bahwa pemanfaatan SAC dengan metode pembelajaran dalam kerangka TPACK mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran tema expressing advice di kelas XI Indonesia Hebat.
Berikut ini contoh tampilan SAC dari android siswa karya guru dalam mengajar expressing advice.
F. METODOLOGI PENELITIAN
1. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini ada tiga. Data pertama adalah data pelaksanaan pembelajaran/proses pembelajaran bahasa Inggris (keterampilan berbicara Expressing Advice) menerapkan TPACK Framework dengan SAC. Ini data yang diperlukan untuk menjawab rumusan masalah yang pertama di penelitian ini, yaitu mencari tahu bagaimana penerapan TPACK Framework dengan SAC dalam meningkatkan keterampilan berbicara Expressing Advice di kelas XI mapel Bahasa Inggris SMAN Indonesia Hebat tahun ajaran 2022/2023.
Untuk data yang pertama ini sumber datanya adalah dari guru dan peserta didik kelas XI, diamati saat melaksanakan KBM untuk materi keterampilan berbicara Expressing Advice dengan menerapkan TPACK Framework dengan SAC. Seorang kolabolator akan ditetapkan sebagai observer yang objective untuk pengambilan data yang pertama.
Data yang kedua adalah berupa nilai keterampilan berbicara Expressing Advice (Menyatakan saran dalam bahasa Inggris). Data ini akan digunakan untuk mencari jawaban dari rumusan masalah yang kedua di penelitian ini untuk mencari tahu sejauh mana peningkatan keterampilan berbicara Expressing Advice pada peserta didikdengan penerapan TPACK Framework dengan SAC di kelas XI mapel Bahasa Inggris SMAN 2 Indonesia Hebat tahun ajaran 2022/2023. Nilai keterampilan peserta didik ini dinyatakan dalam bentuk nilai dalam skala 0 – 100. Untuk data yang kedua ini, sumber datanya adalah : peserta didik kelas XI, semester gasal SMA Indonesia Hebat tahun ajaran 2022/2023 (fokus pada nilai peserta didik).
Adapun data yang ketiga adalah data hasil observasi respons peserta didik dalam pembelajaran bahasa Inggris (keterampilan berbicara Expressing Advice) menerapkan TPACK Framework dengan SAC. Data jenis ini digunakan sebagai bahan untuk menjawab rumusan masalah ketiga di penelitian ini yaitu untuk mencari tahu bagaimana respons peserta didik terkait penerapan TPACK Framework dengan SAC dalam meningkatkan keterampilan berbicara Expressing Advice di kelas XI mapel Bahasa Inggris SMA Indonesia Hebat tahun ajaran 2022/2023
Untuk data yang ketiga, sumber datanya adalah peserta didik kelas XI, semester gasal SMA Indonesia Hebat tahun ajaran 2022/2023 dengan berfokus pada fokus pada respons peserta didik.
2. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, prosedur pengumpulan data adalah sebagai berikut :
- Guru menyiapkan instrumen yang akan dipakai dalam penelitian. Untuk penelitian ini, instrumen yang dipakai adalah: Lembar observasi, tes berbicara (menyusun dan mempraktekkan dialog menyatakan saran dalam bahasa Inggris), angket respons siswa.
- Guru melakukan tahapan pengumpulan dari setiap data.
Untuk data yang pertama, guru membuat lembar observasi dan mengisinya saat pembelajaran keterampilan berbicara dengan menerapkan TPACK berbantu SAC. Yang diobservasi adalah bagaimana alur pelaksanaan pembelajarannya dengan TPACK framework berbantu SAC.
Untuk data yang kedua, guru membuat soal dan rubrik tes berbicara (speaking) menyatakan saran dalam berbahasa Inggris.
Contoh soal : Create and perform a dialogue expressing advice in pairs. Choose one of the following themes:
- The failure in math test
- The confusing ideas of spending the next holiday
- Finding birthday present for Mom/Dad
- Suffering a toothache in the middle of the Physic class
Rubrik penilaian (sumber Buku Guru Bahasa Inggris Kurikulum 2013) :
- Untuk tahapan pengumpulan data yang ketiga, guru membuat sebuah angket dalam bentuk google form tentang respons siswa saat pembelajaran bahasa Sastra Inggris dilakukan dengan menerapkan TPACK berbantu SAC. Peserta didik lalu mengisi angket tersebut secara daring dari gawai mereka.
3. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan desain PTK Kemmis dan Mc Taggart. Bagan desain penelitian berdasar Kemmis dan Mc Taggart adalah sebagai berikut :
Pada hakekatnya desain Kemmis dan Mc Taggart terdiri dari empat komponen berupa perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Komponen – komponen penelitian pada model ini merupakan satu siklus tindakan yang dilaksanakan dalam satu kali pembelajaran. Keempat tahapan dalam penelitian tersebut merupakan unsur untuk membuat siklus. Desain dalam penelitian ini juga melibatkan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi dalam siklus pertama. Setelah siklus pertama selesai, peneliti kemudian melakukan refleksi untuk menentukan tindakan berikutnya. Jika hasil keterampilan peserta didik XI BB menyatakan saran belum memuaskan maka peneliti akan melanjutkan ke siklus ke dua dengan urutan desain penelitian sama dengan siklus pertama melibatkan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi
4. Rencana Tindakan
a. Perencanaan
Pada awal tahap perencanaan ini dilaksanakan renungan berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dan dilakukan diskusi serta konsultasi bersama guru mapel bahasa Inggris lintas minat kelas XI yang lain SMA Negeri 2 Wonogiri pada hasil nilai siswa dalam keterampilan berbicara mengungkapkan saran.
Pada tahap persiapan penelitian berikutnya, peneliti akan melakukan hal berikut ini:
(1) menyiapkan materi pelajaran yang akan diajarkan
(2) menyusun rencana pembelajaran (RPP) menyatakan saran dengan menerapkan TPACK Framework berbantu media SAC
(3) membuat media pembelajaran SAC dengan materi expressing advice sebagai sarana latihan siswa dalam keterampilan berbicara, peneliti juga menyiapkan media GoogleSites sebagai tempat materi tertulis dan tempat untuk menampilkan unjuk kerja keterampilan berbicara menyatakan saran.
(4) menyusun dan menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi, lembar soal dan rubrik tes keterampilan berbiacara menyatakan saran dalam bahasa Inggris (5) berkolaborasi dengan guru mata pelajaran bahasa Inggris lintas minat, peserta didik kelas XI BB, dan pihak sekolah. Tahap ini bermanfaat agar pada pelaksanaan tahap tindakan lebih mudah, terarah, dan sistematis. Rencana pembelajaran ini digunakan sebagai program kerja atau pedoman penelitian dalam melaksanakan proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
b. Tindakan
Tindakan merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan. Tindakan yang akan dilakukan secara garis besar adalah pembelajaran keterampilan berbicara mengungkapkan saran dengan menerapkan TPACK Framework berbantu SAC. Tindakan yang dilakukan pada setiap siklus terdiri atas tiga pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit pada setiap pertemuan.
Rencana pembelajaran pada bagian awal pendahuluan yaitu tahap mengkondisikan peserta didik agar siap melaksanakan proses pembelajaran. Tahap pendahuluan ini meliputi: (1) Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan mengawali pembelajaran membaca Alquran dan memberikan perintah kepada ketua kelas untuk memimpin doa, memeriksa kehadiran peserta didik, kebersihan dan kerapian kelas sebagai wujud kepedulian lingkungan; (2) Guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan, dan manfaat yang akan diperoleh peserta didik dalam pembelajaran yang akan dipelajari yaitumenganalisis makna dan kebahasaan dialog menyatakan saran (3) Guru memberi motivasi pada peserta didik secara komunikatif dan kreatif tentang pentingnya memahami dialog menyatakan saran dalam bahasa Inggris.
Kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan berikutnya adalah melakukan pembelajaran dengan menerapkan TPACK Framework berbantuan SAC sebagai media pembelajaran. Pada pertemuan pertama di siklus 1, guru mengajak peserta didik mendownload aplikasi SAC yang telah dibuat guru dengan materi menyatakan saran dalam bahasa Inggris di gawai android peserta didik. Guru lalu mengajari bagaimana cara belajar dengan menggunakan SAC, tidak hanya disekolah tapi juga di rumah. Tujuannya agar ada pengulangan dalam belajar siswa untuk materi ini sehingga nanti diharapkan peserta didik sudah lebih siap dan percaya diri saat melakukan dialog menyatakan saran ini. Peserta didik juga dijelaskan materi dan tahapan kegiatan pembelajaran selengkapnya dengan menggunakan media SAC. Pada akhir pemelajaran pertemuan pertama, dilakukan tanya jawab terkait materi hari itu.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua adalah peserta didik kemudian membuat kelompok secara berpasangan (in pairs). Peserta didik kemudian menyusun sebuah dialog dengan memilih sebuah tema dari beberapa tema yang telah disiapkan. Sebelumnya peserta didik dajak mengulang materi yang telah dipelajari melalui SAC di rumah. Setelah peserta didik menyusun dialog secara bepasangan, peserta didik kemudian berlatih mengucapkan dialog tersebut.
Pembelajaran pada pertemuan ketiga adalah unjuk kerja, peserta didik kemudian mempraktekkan dialog yang sudah disusun di pertemuan kedua. Peserta didik melakukan dialog di depan kelas. Peserta didik dapat saling berkomentar mengenai penampilan dialog temannya.
c. Pengamatan atau Observasi
Observasi adalah mengamati kegiatan atau tingkah laku peserta didik selama proses penelitian berlangsung. Pelaksanaan observasi dilakukan bersama-sama dengan tindakan dalam pembelajaran. Observasi dilakukan peneliti dengan bantuan guru kolabolator selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi ini akan mengungkapkan segala peristiwa yang berhubungan dengan pembelajaran, baik aktivitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran maupun respon terhadap pembelajaran berbicara mengungkapkan saran.
Dalam observasi ini, data diperoleh melalui beberapa cara, yaitu: (1) tes keterampilan berbicara yang dikerjakan oleh peserta didik, (2) observasi untuk mengetahui aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung, (3) pengisian kuisioner untuk memperoleh data melalui pendapat peserta didik yang dilakukan di luar kegiatan pembelajaran berlangsung, (4) catatan harian peserta didik dibuat untuk mengetahui segala sesuatu yang terjadi dalam proses pembelajaran dan mengungkapkan kesulitan peserta didik, (5) catatan harian guru yang melengkapi pengamatan terhadap perilaku maupun respon peserta didik saat proses pembelajaran, dan (6) dokumentasi foto yang digunakan sebagai laporan kegiatan yang berupa gambar aktivitas peserta didik selama mengikuti pembelajara keterampilan berbicara mengungkapkan saran dalam bahasa Inggris.
Semua data tersebut kemudian diargumentasikan secara lengkap. Hasil observasi ini digunakan sebagai bahan refleksi dan jika diperlukan digunakan sebagai dasar perbaikan pada pembelajaran berikutnya. Dalam penelitian ini, peneliti didampingi guru mata pelajaran bahasa Inggris yang lain sebagai kolabolator.
d. Refleksi
Setelah melakukan kegiatan observasi terhadap proses pembelajaran, tindakan selanjutnya adalah menganalisis hasil penelitian baik dari tes tertulis maupun dari observasi. Kegiatan berikutnya adalah refleksi untuk merenungkan kembali hasil tindakan yang telah dilakukan. Refleksi bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang telah dicapai pada setiap siklus dan hal-hal yang belum tercapai sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan tindakan/langkah perbaikan pada siklus berikutnya. Jika indikator ketercapaian belum terwujud, maka siklus dilanjutkan hingga terwujud, tetapi jika indikator telah terwujud maka kegiatan selanjutnya adalah penyusunan laporan.
5. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dinyatakan berhasil jika tercapai indikator keberhasilan sebagai berikut :
1. Guru terobservasi sudah melakukan pembelajaran sesuai TPACK Framework, dengan memanfaatkan media pembelajaran dengan SAC.
2. Indikator keberhasilan peningkatan kemampuan ketrampilan berbicara yang dicapi peserta didik adalah saat secara klasikal minimal 75 % dari jumlah peserta didik mencapai KKM = 70. Diharapkan setidaknya 25 peserta didik di kelas tersebut telah mencapai KKM atau maksimal ada 9 peserta didik yang mendapat nilai praktik menulis dibawah 70.
3. Minimal 75 % peserta didik merespons dengan aktif selama proses pembelajaran dengan menerapkan TPACK Framework berbantu SAC.
6. Prosedur Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif berupa analisis statistik sederhana. Analisis data hasil penelitian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Menganalis data secara kualitatif hasil observasi saat guru melakukan proses KBM bersama peserta didik berupa lembar observasi terkait penerapan TPACK framework berbantu SAC.
2. Menganalisis data secara kuantitatif yang berupa hasil penilaian ketrampilan berbicara expressing advice pada peserta didik , dikumpulkan kemudian dibuat rerata dan simpulan. Penilaian ketrampilan menulis ini dilakukan dua kali, yaitu sebelum penerapan TPACK pada prapenelitian dan sesudah tindakan penerapan TPACK berbantu SAC.
3. Menganalisis data secara kuantitatif hasil isian angket/kuisioner yang telah diiisi peserta didik, terkait respons mereka saat pembelajaran berbicara mengungkapkan pendapat dilakukan dengan menerapkan TPACK Framework berbantu SAC.
7. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
8. Daftar Referensi
Drajati, dkk. (2019). Pembelajaran Bahasa Inggris SMA/SMK/MA dengan Kerangka TPACK: Teori Dan Praktik. Surakarta: Yuma Pustaka.
Gillian Brown and George Yule. (1989). Teaching the Spoken Language : Approach Based on the Analysis of Conversational English. Australia : Cambridge University Press.
Harris, David.P. (1974). Testing English as a Second Language. New Delhi: Tata
McGraw-Hill Publishing.
Hughes, Arthur. (2003). Testing for language teachers. Cambridge University Press.
Koehler, M. J., Mishra, P., Ackaoglu, M.,&Rosenberg, J. M. (2013). The Technological Pedagogical Content Knowledge Framework for Teachers and Teacher Educators. Commonwealth Educational Media Centre for Asia.
Mishra, P., & Koehler, M. J. (2006). Technological pedagogical content knowledge: a framework for teacher knowledge. Teachers College Record
Rhodi Jones. (1989). Speaking and Listening. London : The Bath Press.
Salam Belajar.
1 comments
wah ini malah proposal asli ya
BalasHapus