'Lima Sekawan' ; Our Soulmate
06.40Bagi saya, setiap pembaca buku pasti memiliki belahan jiwa masing-masing. Itu adalah buku yang kamu pilih untuk dibawa kemana-mana - yang paling sering terbawa. Itu adalah buku yang paling sering kau ambil setiap kali kamu akan bepergian; yang tak perlu menghabiskan waktu berjam jam untuk memutuskannya! Itu adalah satu buku yang memiliki tempat spesial di hatimu.
Kata 'kami' disini maksudnya adalah: saya dan anak perempuan saya - Aisyah. Kita mungkin saja sering berdebat akan banyak hal kecil; yah seperti halnya ibu dan anak yang lain. Tetapi, anehnya kita punya satu kesamaan dalam memilih buku sebagai soulmate-belahan jiwa.
Yups, novel serial 'Lima Sekawan'(The Famous Five) adalah belahan jiwa kami. Kapanpun kami memutuskan untuk melakukan perjalanan, anak perempuan saya itu hampir dipastikan menyelipkan salah satu koleksi Lima Sekawan nya ke dalam tas. Bisa saja sih dengan buku lain, seperti kisah Abunawas atau Muhammad Al Fatih. Tetapi Lima Sekawan tetap pilihan utama. Seperti saya, dia juga menikmati membaca buku kecil seukuran pocket ini waktu luang di sela perjalanan.
Hmm, memangnya siapa ya yang bisa menolak petualangan seru dari keempat anak dengan seekor anjing itu?
Kami sering ikut merasa tercekam setiapkali kelima tokoh itu mengalami masalah selama petualangan mereka. Kami seakan bisa ikut mersakan segarnya susana di tempat mereka berkemah. Rasanya menyenangkan untuk menikmati bagaimana kelimanya bercakap dan melakukan perjalanan. Rasanya hebat untuk memiliki impian akan bisa punya sebuah pulau kecil lengkap dengan kastil antiknya, seperti Pulau Kirrin. Itu selalu terasa mengesankan. Kami berasa langsung jatuh cinta begitu saja dengan Julian, Dick, Anne, dan Georgina (George) - dan anjing mereka ,Timmy.
Setting di sebagian cerita di novel hampir sebagian besar berupa suasana pedesaan. Ini membuat anak-anak dapat menemukan kesenangan-kesenangan sederhana dari kehidupan di pondok-pondok sederhana, sungai sungai kecil de tengah padang, piknik, dan perjalanan bersepeda di sekeliling kehidupan pedesaan di Inggris dan Welsh.
Merupakan pengalaman yang cukup segar dan berbeda bagi orang Indonesia seperti kami. Dari Televisi atau koran, kita mendapat gambaran bahwa orang Eropa selalu modern dan hidup di gedung bertingkat. Dan serial novel ini menyajikan pandangan yang berbeda.
Saya tidak yakin sih , apakah sebenarnya orang Eropa masih ada yang hidup seperti ini akhir-ahkhir ini. Mengingat bahwa 'Lima Sekawan' telah ditulis tahunan yang lalu, tepatnya di tahun 1940 an oleh penulis Inggris bernama Enyd Blyton. Saya pikir cara hidup orang-orang Eropa itu bisa saja berbeda sekarang. Justru inilah yang menjadikan Lima Sekawan menjadi lebih menarik. Saya dan putri saya dapat ngobrol dengan asyiknya tentang bagaimana ya rasanya menikmati tea time, atau bagaimana ya rasanya menikmati dua telur rebus dengan sepotong keju dan jus lemon segar dari lahan pertanian di sekitar kemah mereka.
Lima Sekawan adalah Soulmate kami - itu pastinya!
20 comments
Asyik ya, punya hobi yang sama dengan anak. Ini juga novel anak favoritku mba. Anakku juga suka baca. Tapi agak susah ya carinya di toko buku sekarang.
BalasHapusIni di toko buku Gramed pas ada lagi, mbak.. cetakan baru. gambar sampulnya lebih kekinian gitu , Mbak Saras. Tapi isinya masih sama kok. Dua mingguan kmaren saya nambah lagi. Sudah hampir lengkap 21 koleksi nii
HapusIya, nanti saya coba ke sana mba. Tengkyu
HapusIni buku Saya waktu kecil... Sayang tdk sy wariskan pada anak2. Ibu hebat.
BalasHapusCerita buku lamaa hehe.. memang hilang beberapa, mbak.
HapusWaktu kecil aku jg syukaa lima sekawan. Sekarang baru ngenalkan 1 buku lima sekawan ke anak2. Next menyusul judul lain insyaAllah
BalasHapusMudah-mudahan si kecil juga tertarik ya , Mbak Husnul :-)
HapusLima sekawan juga bacaan saya waktu sekolah dulu. Cuma anak-anak saya sudah zamannya Harry poerter, dan saya tidak begitu senang membacanya hanya menikmati difilmnya saja
BalasHapusIya, mbak nitha..sekarang anak-anak lebih suka Harry Potter atau Ghoosebumb. Wah iya, filmnya juga seru.
HapusWoow, hobby yang sama, yang dicari Juga gak jauh-jauh deh ... Buku, Alhamdulillah ya mbak, hobby gadisnya positif banget
BalasHapusIya nih mbak, Alhamdulillah gadis kecil kami suka membaca. Awalnya sulit sekali memperkenalkan asyiknya membaca ke dia. Anaknya aktif dan gak bisa diem soalnya. Ternyata dia suka sekali dengan genre petualangan semacam Lima Sekawan ini. Jadi keterusan suka membaca deeh
HapusAlhamdulillah, jaman sekarang gitu lo mbak Dewi, semoga Bundanya jadi soulmate yang istimewa setelah buku-bukunya ... Aamiin
Hapusaku penggila enyd bilton dari kecil. semua bukunya aku buru. kalau gak minjem di perpus, nyelengin duit jajan buat beli. sayang koleksiku sama ibuku di kasihin entah siapa...
BalasHapusEnyd Bliton memang tulisannya semua seruuu... waduh sayang sekali itu bukunya. Tapi mudah-mudahan dengan deberikannya ke orang lain, makin banyak anak yang kenal dengan karya tulisan asyik ini. Yesss.. ibunya mbak Weedee memang baik hati.
HapusWah ini bukunya legend banget ya mbak.. jadi inget masa kecil... Hebat mbak.bisa mengajarkan anak senang membaca disaat banyak anak asyik dengan gadgetnya
BalasHapusBetuull... legend banget serunya! Iya nih mbak, Alhamdulillah gadis kecil kami suka membaca. Awalnya sulit juga mbak mengenalkan membaca ke dia. anaknya aktif banget gitu. Ternyata dia jadi makin jatuh cinta membaca setelah kenal dengan buku- buku cerita bergenre petualangan semacam Lima Sekawan ini
HapusBuku saya waktu kecil nih. Sayang udah nggak tahu dimana, bahkan detil ceritanya banyak yang lupa
BalasHapusSerial ini memang sudah lamaa sekali ya mbak Sita. Kalau ingin mengingat serunya cerita di serial ini, di Gramedia sekarang ada lagi. Versi cetak ulang dengan cover kekinian.
Hapuskalau gak salah ada 21 seri ya. semuanya sudah saya baca sama putri saya juga. anehnya setelah membacanya senang bikin cemilan sore sebagai teman minum teh. kebiasaan keluarga disana
BalasHapusBetul, mbak Yanti, ada 21 seri. Daan semuanya seruuu.
BalasHapusIya nih, gadis kecil kami juga suka pura-pura tea time dan bikin camilan sendiri sepulang sekolah. Kadang-kadang kalau lapar, bikin telur rebus sendiri dan dimakan dengan roti. Padahal setelah itu ya tetep makan nasi .. haha..
Kita doakan ya mbak, mudah-mudahan anak-anak kita itu kelak bisa betul-betul merasakan tea time di Eropa sana. Aaamiiin.