THE FAMOUS FIVE, OUR SOULMATE
05.42For me, each reader has her own soulmate. It's a book of which you choose to bring about - the most often. It's the one that you'll most likely to pick up whenever you travel away; without even spending a minute to decide! It's the one that has the special part in your heart.
Our, here, means : me and my daughter -Aisyah. We might argue at some small other things just like other ordinary mom and daughter. But, strangely we do have the same similarities in choosing a book as a soulmate.
Yes, The Famous Five series are : Our Soulmates. Whenever, we decide to have a travel, my daughter will most likely to slip one of her collection to her bag. She , just like me myself, really enjoy reading it whenever we have spare time during the journey.
Well, who can resist the interesting adventure of those four kids and a dog? We still gasped a lot with their troublesome during their adventure. It's just fun to enjoy how those 'Fives' talk and walk. Having a dream to have our own small island with an antique castle like Kirrin Island is always awesome. We just fall in love with Julian, Dick, Anne, and Georgina (George) - and their dog Timmy.
The settings, which are almost always rural, make the children can discover the simple joys of cottages, creeks, the picnics, and bicycle trips around the English and Welsh countryside. It's something fresh and new for Indonesian like us to see how European live in the past. From the television and newspaper, we have a picture that European is always modern and lives in sky crapers. And these series bring us different views.
I don't really sure actually whether any European live this way now days. The Famous Five had been written many many years ago, in 1942, by an English author Enid Blyton. The way people live can be different, I think, with people has now days. That makes this novel becomes more interesting. I can spend a nice chatting with my daughter how it's like to have a tea time, or having boiled eggs with a slice of cheese and fresh lemonade from the nearby farm.
The Famous Five, for sure has become our soulmate.
Indonesian version:
Bagi saya, setiap pembaca buku pasti memiliki belahan jiwa masing-masing. Itu adalah buku yang kamu pilih untuk dibawa kemana-mana - yang paling sering. Itu adalah buku yang paling sering kau ambil setiap kali kamu akan bepergian; yang tak perlu menghabiskan waktu berjam jam untuk memeutuskannya! Itu adalah satu buku yang memiliki tempat spesial di hatimu.
Kata 'kami' disini maksudnya adalah: saya dan anak perempuan saya - Aisyah. Kita mungkin saja sering berdebat akan banyak hal kecil; yah seperti halnya ibu dan anak yang lain. Tetapi, anehnya kita punya satu kesamaan dalam memilih buku sebagai soulmate-belahan jiwa.
Yups, novel serial 'Lima Sekawan'(The Famous Five) adalah belahan jiwa kami. Kapanpun kami memutuskan untuk melakukan perjalanan, anak perempuan saya itu hampir dipastikan menyelipkan salah satu koleksi Lima Sekawan nya ke dalam tas. Bisa saja sih dengan buku lain, seperti kisah Abunawas atau Muhammad Al Fatih. Tetapi Lima Sekawan tetap pilihan utama. Seperti saya, dia juga menikmati membaca buku kecil seukuran pocket ini waktu luang di sela perjalanan.
Hmm, memangnya siapa ya yang bisa menolak petualang keempat anak dengan seekor anjing itu? Kita sering ikut merasa tercekam setiapkali kelima tokoh itu mengalami masalah selama petualangan mereka. Rasanya menyenangkan untuk menikmati bagaimana kelimanya bercakap dan melakukan perjalanan. Memiliki impian akan bisa punya sebuah pulau kecil lengkap dengan kastil antiknya, seperti Pulau Kirrin, selalu terasa mengesankan. Kami berasa langsung jatuh cinta begitu saja dengan Julian, Dick, Anne, dan Georgina (George) - dan anjing mereka ,Timmy.
Setting di sebagian cerita di novel ini adalah hampir berupa suasana pedesaan. ini membuat anak-anak dapat menemukan kesenangan-kesenangan sederhana dari kehidupan di pondok-pondok sederhana, sungai sungai kecil de tengah padang, piknik, dan perjalanan bersepeda di sekeliling kehidupan pedesaan di Inggris dan Welsh. Ini merupakan sesuatu yang cukup segar dan berbeda bagi orang Indonesia seperti kami. Dari Televisi atau koran, kita mendapat gambaran bahwa orang Eropa selalu modern dan hidup di gedung bertingkat. Dan serial novel ini menyajikan pandangan yang berbeda pada kita.
Saya tidak yakin sih , apakah sebenarnya orang Eropa masih ada yang hidup seperti ini akhir-ahkhir ini. Mengingat bahwa 'Lima Sekawan' telah ditulis tahunan yang lalu, tepatnya di tahun 1940 an oleh penulis Inggris bernama Enyd Blyton. Saya pikir cara hidup orang=orang Eropa itu bisa saja berbeda sekarang. Justru inilah yang menjadikan Lima Sekawan menjadi lebih menarik. Saya dan putri saya dapat ngobrol dengan asyiknya tentang bagaimana ya rasanya menikmati tea time, atau bagaimana ya rasanya menikmati dua telur rebus dengan sepotong keju dan jus lemon segar dari lahan pertanian di sekitar kemah mereka.
Lima Sekawan adalah Soulmate kami - itu pastinya!
0 comments