Ke Jogja? Coba Museum Air di Jogja Bay

22.55

EDUTRIP KE MUSEUM AIR WATER FOR LIFE

KE JOGJA BAY TIDAK SEKEDAR MAIN AIR SAJA

Tahukah anda Jogja punya sistem pengairan yang hebat sejak dulu kala? Apa itu ya Selokan Mataram? 

Eh, Jangan pakai tisu banyak-banyak lho. Sstt.. pakai tisu banyak-banyak itu berarti kita tak sayang air. Lhoh kok bisa, Cuma tisu ini?

Si kecil kami mendapat jawabannya di Museum Air di Jogja Bay.

Mengunjungi Jogja bersama si kecil pasti akan tambah lebih seru jika menyempatkan ke Jogja Bay. Sebuah Waterpark besar dengan area sekitar 7,7 hektar di sebelah utara pas area Stadion Maguwoharjo, Depok. Berbagai wahana yang ada dapat anda cek di akun ig mereka:  Official Account Jogja Bay (@jogjabay). Di situ akan selalu di update berbagai promo harga menarik dan jam bukanya.

Saat memasuki area Jogja Bay, kita akan diingatkan untuk tidak boleh bawa makanan dan minuman dari luar. Ada berbagai kios pujasera di dalamnya. Setelah membeli tiket di loket depan, pengunjung akan diperiksa secara mendetail barang bawaannya. Kalau di tas kita ada makanan atau minuman, mereka akan menyimpankan dulu. Tapi kalau tidak mau ribet, lebih baik makanan dan minuman dari rumah kita taruh di mobil saja.

Untuk barang bawaan berupa handuk dan baju ganti dapat kita simpan di loker. Harga sewa lokernya Rp. 30.000. Jangan takut tak kebagian, ada banyaaak loker disana. Lokernya cukup leluasa kok. Kami sekeluarga cukup memakai satu loker saja. Kalau lupa bawa handuk, di sana juga menyediakan sewa handuk sekitar Rp.20.000. Mau sewa gazebo juga bisa. Apalagi kalau perginya barengan kakek nenek, menyewa gazebo jadi pilihan yang oke.

Ke waterpark jelas untuk main air sepuasnya ya.  Untuk wahana main air, Jogja Bay sudah cukup juara deh. Wahana main airnya beragam. Tapi kali ini keluarga kami menikmati pilihan lain setelah puas main air. Kami menyempatkan mengunjungi Museum Air yang berada di dekat area teater pertunjukan, sebelum pintu keluar. 

Museum Air Water For Life di JogjaBay ini diluncurkan pada bulan November 2018. Memang harus bayar lagi sih untuk masuk wahana ini, waktu itu per orang baik anak atau dewasa membayar Rp.15.000. Sebanding kok dengan ilmu dan pengalaman yang akan kita dapat. Kadang ada juga promo gratis masuk ke wahana ini.

Oya, saya sarankan anda mengecek dulu jam – jam masuknya. Ini karena paketnya dibuat seperti tur berkeliling dengan waktu keliling sekitar satu hingga satu setengah jam. Misalnya, sesi pertama dibuka jam 11.30 siang, maka untuk ikut sesi berikutnya anda harus menunggu tur sesi 12.30. Agar tidak menunggu lama, sebelum masuk maen air, anda dapat mengecek dulu ke gedung  Museum Air untuk merancang anda sekeluarga nantinya mau masuk sesi yang mana. Sekali tur, bisa untuk sekitar 20 – 30 peserta, tetapi tur akan dimulai sesuai jam tanpa menunggu penuh kapasitasnya.

Waktu itu, saya dan si kecil ikut sesi siang, sementara si bapak lebih suka mengunggu di luar mengobrol dengan temannya. Sebenarnya, boleh juga anak – anak masuk tanpa didampingi orang tua, karena setiap tur akan dipandu oleh seorang tour leader dari pihak pengelola. Saya memutuskan ikut, karena si adek menurut saya belum mampu mengikuti arahan tour leader dengan baik.


Setelah membeli tiket, sebelum masuk,  pengunjung museum dipersilakan menggunakan jas ala pratikum gitu. Tersedia berbagai ukuran disana. Selama tur pengunjung dilarang merekam atau memfoto tanpa ijin dari tour leader. Jangan khawatir, nanti banyak kok spot-spot yang diperbolehkan untuk mengambil foto, misalnya spot 3D diantara ikan hiu atau spot foto yang membuat kita seakan sedang berada di kapal selam kuning imut.


Tour dimulai dengan berjalan memasuki area Teater Air. Ruangannya seperti layaknya gedung film kecil. Disitu kami diajak melihat tayangan mengenai pentingnya menjaga air dan upaya untuk melestarikannya. Salah satunya adalah tentang ‘Selokan Mataram’. Si kakak yang suka sejarah setengah berseru excited, “Buk, aku pernah moco kui. Di pelajaranku ada.”

Bagi pengunjung yang masih TK kebawah, mungkin akan sedikit bosan , karena tayangannya agak lama, sekitar 20 menitan. Sebaiknya sebelum masuk dijelaskan dulu pada si kecil, bahwa nanti akan ada tayangan agak lama dan sebagian area tur nantinya disetting dengan suasana gelap. Setting yang cenderung gelap ini ditujukan agar dapat membawa suasana hutan hujan di sepanjang perjalanan menjadi lebih hidup. 

Setelah melihat tayangan di teater Air, kita akan dibawa berjalan ke semacam lorong dengan suasana hutan hujan, sungai dan air terjun. Di sepanjang perjalanan, ada keterangan yang dapat dibaca dan dipegang disana-sini. Tour guide juga sangat ramah dalam menjelaskan dan menjawab pertanyaan. Ada juga satu lagi tayangan tentang siklus air dan suasana pantai di tengah perjalanan. Tak ketinggalan tentu saja diorama penjelasan pengelolaan air di perkotaan lengkap dengan diorama, salah satunya adalah diorama Selokan Mataram yang melegenda itu.


Anak-anak sangat excited ketika sampai di area percobaan. Suasananya kali ini terang, seperti di sebuah laboratorium para penemu hebat. Tour guide sudah menyediakan berbagai percobaan IPA sederhana dengan air. Misalnya yang paling disukai si thole adalah bagaimana air di berbagai gelas dapat menghasilkan bunyi yang berbeda.

Bagaimana alur perjalanan air di tubuh manusia juga dapat diamati dan dipraktekkan dengan menyenangkan. Terdapat berbagai fakta tentang air ditampilkan dengan bentuk yang dapat dibuka tutup, cocok untuk anak-anak yang memang susah diam. Pada bagian akhir disajikan fakta tentang pencemaran air dan bagaimana cara menanggulanginya. Termasuk soal pemakaian tisu itu. Hmmm .. ternyata selain dibuat dari kayu, si tisu itu sangat boroooos air dalam proses pembuatannya. Jadi kalau kita boros tisu, kita juga boros air. Tak baguuusss.

Hemat air itu juga bagian penting dari edukasi. Gunakan air seperlunya dalam kehidupan sehari-hari. Upayakan untuk menggunakan produk yang eco-friendly.
Memang semboyan museum ini adalah ‘Water for Life- Air untuk Kehidupan'. Kenyataannya, kita memang tidak bisa hidup tanpa air. Air sangat bermanfaat untuk kehidupan kita. Kalau kita tak mau peduli, siapa lagi?
Itulah pengalaman kami mengunjungi Museum Air ' Water For Life' di Jogja Bay. Yuk, belajar mengenal air lebih dalam di museum ini.



You Might Also Like

15 comments

  1. wah ini dek aisyah putrine mbak wi yang sd dan pinter bikin cerpen itu kan ya? eh apa sekarang udah SMP hihi? si kakak? hehehe asyik ya mba wi bisa bawa si kakak dan si adek wisata sambil belajar...aku baru ngeh ada wisata yang bisa buat belajar IPA gini nih mba wi, sekalian praktik jadi ga sekedar teori ya kalau udah dolan ke sini...takcatet ah siapa tau kapan kapan mampir jogja...

    tapi bener sih yang perkara tissue dan harus hemat air itu...hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih mbak mbul..tahu tahu si gendhuk sudah gadis. Daan hobinya sama mbak mbul nih.. makin suka corat coret di hape. Saat ini dia lagi suka ngambbar yang ala ala manga gitu.

      Hapus
    2. pengen ke sini mba wi...nanti kalau ada kesempatan ke kebumen mau kasih proposal ke my husband to going to Jogja...and plesiran xixixi

      wah pasti gambar manganya dek aisyah lebih bagus dari gambar embul yang acak kadut mba wi wkwkwkkw

      Hapus
  2. Wah, asyik banget. Anak-anak pasti pada seneng ya, Wik. Aku baru tau kalau ada museum air di Jogja. Sejak pandemi wes gak pernah pergi-pergi jauh, jadi kudet. Nek ke Jogja, tempat andalan yang dikunjungi sama anak-anak paling cuma Taman Pintar atau Malioboro. Wkwkk Jadi pengen ke Museum Air kapan-kapan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yess.. taman pintar dan maliboro memang andalan juga yaa kalau pas di jogja

      Hapus
  3. Wah sebagai orang Jogja yang beberapa kali ke Jogjabay, jadi makjleb nih baca tulisannya mbak. Tiap ke sana yang dituju cuma berenang dan main-main. Museum air hanya dilewati saja. Ternyata seru juga ya. Bermanfaat banget buat nambah ilmu secara menyenangkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maen air memang yang paliiiing disukai anak anak ya hehe.. gak ada bosennya.
      Ini juga baru tahu ternyata isi museum airnya bisa seru juga. Yuk dicobab

      Hapus
  4. Bisa jadi referensi kalau ke Jogja nih. Saya belum pernah ke sini, dulu hanya berkunjung ke taman pintar saja, karena waktunya terbatas. Cocok banget ini Jojgabay untuk anak laki2 saya yang suka petualangan. Apalagi kalau berhubungan dengan air ya mbak, anak2 pasti suka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, habis puas berpetualang di air trusberpetualang di museum air

      Hapus
  5. Wah aku isin mba sebagai warga Jogja malah belum pernah mampir sini wkwkwk. Pedahal beberapa kali udah ngetem di stadion buat nemenin si kakak latihan nyetir. Kan tinggal ngesot udah sampe situ ya.

    Ternyata ada ya wahana lain yang enggak cuma berenang di Jogja Bay tuh. Selama ini ku kudet bingit. Hehehe tambah maluuu aku. Sesuk lah aku harus jadwalin ke sana kalau copit udah reda lagi. Suwun mbake

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang masa kopit gini jadi agak gimana gitu ya mbak kalo ke tempat yang rame rame. Stay safe mbakkuuh

      Hapus
  6. Wisata ke museum itu bukan berarti membosankan ya Mbak. Seru malahan, kalau baca tulisannya Mbak Dewi. Semoga ada kesempatan untuk main ke Jogja Bay, sewaktu berkunjung ke kotanya.

    Makasih infonya yaa Mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang kata museum kesannya membosankan yaa.. barangkali tempatnya ini diganti nama aja hehe gak pakai kata museum gitu. Biar lebihmenarik

      Hapus
  7. Noted mbak suatu saat kalau saya ke Jogya lagi ini.nih tempat rekomended sekali untuk dikunjungi. Bisa main air sepuasnya hahaha

    BalasHapus
  8. Aku baru tahu diJogja ada Wahana air yang menarik. Tempatnya juga cukup luas yaa buguru.


    Mungkin jika pengunjungnya banyak dan makin terus dikembangkan Museum air bisa setara dengan Ancol yang ada di Jakart.😁😁

    BalasHapus