Upaya Membentuk Bank Sampah di Sekolah

03.56

 AYO MULAI MEMBENTUK BANK SAMPAH DI SEKOLAH
Sebagaimana seorang petani, bank sampah adalah lahan bagi guru untuk menyemaikan bibit karakter baik siswanya selain di ruang kelas. Dengan adanya Bank Sampah di sekolah kita akan dapat terlibat dalam program pilah sampah yang baru – baru ini kembali digiatkan pemerintah. Berikut tahapan – tahapan pembentukan bank sampah berbasis sekolah:

A. TAHAP PERSIAPAN

  1. Memahami Pengertian dan Konsep Bank Sampah
Pada tahap ini, anda sudah siap meniatkan pendirian bank sampah di sekolah anda. Sebelum membentuk bank sampah secara resmi, kita sebaiknya mempelajari dahulu tentang apa itu bank sampah, apa manfaatnya, dan apa saja yang diperlukan untuk membentuk sebuah bank sampah berbasis sekolah.
Tahukah anda? Bank sampah mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah Indonesia, bahkan sampai dibuatkan sebuah Peraturan Menteri (Permen) terkait pengadaan bank sampah. 
Adalah Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 13 Tahun 2012 yang mengatur dengan cukup jelas mengenai pedoman pelaksanaan Reduce, Reuse, dan Recycle (3R) melalui bank sampah. Dalam Permen tersebut, yang dimaksud Bank Sampah adalah tempat pemilahan, dan pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang dan atau diguna ulang yang memiliki nilai ekonomi. Konsep dasar bank sampah adalah mengurangi, memilah, memanfaatkan, mendaur ulang, dan menabung sampah.
Setiap bank sampah harus menerapkan konsep 3R : 
  • Bank sampah harus terkait dengan segala aktivitas yang mampu mengurangi sumber sampah, mengurangi jumlah sampah yang tertumpuk di TPA. 
  • Bank sampah harus dapat mendorong aktivitas penggunaan kembali sampah yang yang layak pakai untuk fungsi yang sama atau fungsi yang lain. Dalam hal ini akan menambah nilai ekonomi sampah yang tadinya tidak berharga.
  • Bank sampah berkaitan dengan kegiatan mengolah sampah untuk dijadikan produk baru.
Dengan adanya bank sampah di sekolah, siswa akan terdorong untuk menerapkan ketiga konsep tersebut dengan pendampingan guru. Jadi meskipun namanya adalah ‘Bank’, sebuah bank sampah bukan hanya sekedar menjadi tempat bagi siswa untuk menukarkan sampahnya menjadi uang. Ini adalah sebuah media dimana siswa diberi wadah untuk mempraktekkan secara langsung konsep pengelolaan sampah terpadu; Reduce, Reuse, dan Recycle.

2. Melakukan Kunjungan Ke Bank Sampah Terdekat
Melihat contoh nyata kegiatan di sebuah bank sampah akan membantu anda memperoleh gambaran yang lebih jelas sebelum memulainya. Melakukan kunjungan ke Bank Sampah terdekat adalah sebuah alternatif kegiatan. Ini tentu saja kegiatan yang bersifat optional, bukan suatu keharusan.
 Anda sebenarnya dapat melakukan kunjungan secara virtual melalui tayangan – tayangan di websites. Akan tetapi pengalaman yang nyata, betul – betul terlibat dan berada disana akan memberi kesan yang lebih kuat kepada siswa.
Jika di dekat lingkungan sekolah anda belum ada bank sampah berbasis sekolah, anda dapat melakukan kunjungan ke bank sampah berbasis masyarakat setempat. Konsep kerja bank sampah di lingkungan masyarakat umum pada dasarnya sama dengan konsep kerja bank sampah berbasis sekolah. 
Akan lebih mudah menyusun proposal dan melakukan persiapan saat telah ada contoh nyata. Anda dapat melakukan kunjungan dalam tim kerja kecil atau dapat mengikutsertakan beberapa siswa perwakilan dari beberapa kelas. 
Dari bank sampah yang anda kunjungi, anda dapat mengamati secara langsung bentuk ruangan atau banguannya, dan peralatan apa saja di dalamnya. Mintalah agar petugas bank sampah menjelaskan arsip apa saja yang diperlukan dalam pengelolaannya dan bagaimana mengisi arsip – arsip tersebut. Anda juga dapat menggali informasi mengenai pasang surut penyelenggaraan bank sampah dalam jangka waktu lama. 

3. Menyusun Proposal Bank Sampah Sekolah
Setelah anda berencana membentuk bank sampah, maka anda dapat memulai menyusun proposal. Susunan proposal bank sampah sekolah pada dasarnya sama seperti proposal pada umumnya. Tuliskan latar belakang alasan perlunya pendirian bank sampah di sekolah anda, sesuai dengan kondisi riil di sekolah anda.
Anda dapat mendiskusikan penyusunan proposal dengan beberapa rekan kerja yang mendukung kegiatan anda. Untuk sekolah jenjang menengah, proposal dapat disusun dengan melibatkan pengurus osis. Pada proposal, sebaiknya dilengkapi dengan rancangan pembiayaan, waktu yang ditetapkan untuk penyetoran dan tempat yang akan dipakai untuk bank sampah. Sertakan pula rancangan susunan pengurus bank sampah.  Jangan lupa tentukan nama bank sampah yang sesuai dengan visi misi sekolah anda. Akan lebih bagus jika anda merancang nama atau logonya sekaligus.
Berikut contohbeberapa nama dan logo bank sampah berbasis sekolah :
  • Bank Sampah ‘BIMA’ SMA N 2 Wonogiri
Nama BIMA merupakan singkatan dari ‘Bisa Mandiri.’ Ini sesuai dengan karakter kemandirian yang hendak dikembangkan oleh sekolah ini. Selain itu nama Bima merupakan salah satu tokoh pewayangan yang merupakan bagian budaya Jawa Tengah. Tokoh Bima melambangkan tokoh yang ksatria gagah berani. Seperti Bima, diharapkan siswa nanti dapat dtimulus untuk berjiwa ksatria dalam berupaya mencintai lingkungannya melalui bank sampah sekolah ini.

  • Bank Sampah SEHAT SMP N 5 Pemalang
Nama Bank Sampah ini merupakan singkatan dari kata: Spirit, Edukatif, Humanis, Aspiratif, dan Terintegrasi (Terpadu).  Sekolah ini menunjukkan bahwa Bank Sampah dilaksanakan dengan semangat mendidik masyarakat secara terpadu sebgai sumber aspirasi dalam pengelolaan sampah.
Logo  Bank Sampah SEHAT ini merangkum visi dan misi pendirian Bank Sampah di SMP N 5 Pemalang.

  • BANK SAMPAH SDN KALIDERES 07
Nama dan Logo Bank Sampah SDN Kalideres 07 ini memang tidak rumit. Ada gambar visual tentang orang membuang sampah di tempatnya dan logo 3R. Nama dan logo yang sederhana akan cukup membantu bagi siswa yang masih kecil Gambar daun pada logo ini juga akan membantu kesan siswa untuk selalu mencintai lingkungan.

Anda dapat memikirkan banyak variasi nama dan logo untuk bank sampah di sekolah anda. Meski bukan satu-satunya hal utama, menentukan nama dan logo yang sesuai akan bermanfaat untuk menguatkan eksistensi bank sampah yang akan anda bentuk di sekolah anda.

4. Mempersiapkan Bangunan / Ruangan
Oke, anda sudah semakin yakin untuk mendirikan sebuah bank sampah di sekolah. Apa saja yang kemudian perlu dipersiapkan?
Pertama, tentu saja adalah tempat. Jika ingin sempurna, anda dapat merujuk pada Lampiran I Permen Nomor 13 Tahun 2012 tentang persyaratan bank sampah. Pada bagian ini dengan jelas tertulis persyaratan konstruksi dan standar manajemen bank sampah.
Untuk pengadaan tempat yang akan dijadikan bank sampah di sekolah, tidak harus selalu membangun tempat yang baru. Anda dapat memanfaatkan ruang yang tidak terpakai misalnya. Luasan lantai bangunan atau ruang untuk bank sampah standardnya lebih kurang atau sama dengan 40 m2. 
Ruangan untuk bank sampah harus dilengkapi dengan pintu, mendapat ventilasi yang cukup, tidak bocor dan mudah dibersihkan. Ruangan atau bangunan tersebut harus dapat menampung sampah dan perlengkapan bank sampah.
Ruangan itu nantinya akan penuh dengan sampah yang disetorkan oleh nasabah jadi perlu dipikirkan agar bagaimana ruangan tetap mudah dibersihkan meskipun terdapat banyak kumpulan sampah. 
Intinya adalah jangan sampai ruangan untuk bank sampah ini kemudian menjadi masalah lingkungan yang baru, dibuat agar jangan menjadi bau, becek atau kotor penuh dengan tikus dan serangga. 
Mempersiapkan Perlengkapan Bank Sampah
Setelah anda memperoleh gambaran tentang tempat yang akan digunakan untuk bank sampah, anda mulai dapat memikirkan peralatannya. Lalu apa saja peralatan yang kita perlu persiapkan untuk memulai sebuah bank sampah?
  • Satu set meja dan kursi
Meja dan kursi ini diperlukan petugas saat mencatat sampah yang disetorkan oleh siswa. Jumlah kursi dapat ditambah menjadi dua atau tiga jika diperlukan.
  • Timbangan
Peralatan ini termasuk unsur penting dalam bank sampah karena pencatatan transaksi adalah berdasarkan berat sampah yang disetor siswa sebagai nasabah. Ada berbagai jenis timbangan yang dapat dipakai, jenis timbangan gantung adalah yang paling populer digunakan. Dengan timbangan gantung, penimbangan akan lebih mudah dan cepat untuk dilakukan. 
Ada beberapa jenis timbangan gantung yang dapat digunakan:
a. Timbangan Dacin
Jenis timbangan gantung ini terbuat dari besi, seperti yang biasa digunakan pada Posyandu untuk menimbang balita.
Jenis timbangan ini juga sering dipakai di pasar – pasar tradisional untuk menimbang berbagai hasil bumi. Kelebihan dari timbangan ini adalah lebih tahan lama dan tidak memerlukan baterai atau listrik untuk pengoperasiannya.
b. Timbangan gantung analog
Timbangan analog memakai jarum lebih mudah diamati bagi siswa daripada timgangan dacin. Terdapat berbagai merek timbangan gantung analog beredar di pasaran. Harganya mulai dari kisaran puluhan sampai ratusan ribu rupiah. Anda dapat memilih yang sesuai dengan kebutuhan dan dana yang tersedia.
c. Timbangan gantung digital
Timbangan gantung digital sangat lebih mudah dan cepat diamati karena hasil pengukuran langsung tertera dalam bentuk angka detail dilayar, tidak seperti jarum yang mudah bergerak-gerak. Hasil pengukuran pun dapat kita sesuaikan dalam skala gram maupun kilo dengan sangat mudah. 
Hanya saja timbangan jenis ini memerlukan baterai, tidak seperti timbangan analog yang bergerak tanpa baterai. Pastikan untuk mematikan timbangan setelah selesai, jangan sampai timbangan ditinggalkan dalam keadaan menyala atau dalam posisi stand by seharian atau semalaman.
Timbangan digital sekarang juga semakin mudah dijumpai di pasaran dengan berbagai pilihan tipe dan merek. Kisaran harganya mulai dari ratusan ribu hingga jutaan. Timbangan digital di kisaran harga kelas menengah sudah mencukupi untuk kebutuhan bank sampah sekolah untuk waktu yang cukup lama. 
  • Almari
Besaran almari dapat disesuaikan dengan besaran ruang dan kebutuhan. Almari diperlukan untuk menyimpan arsip-arsip bank sampah. Akan lebih baik jika ada bagian almari yang berkaca, sehingga dapat sekaligus difungsikan sebagai ruang pajang contoh benda hasil daur ulang dari sampah. 
  • Alat Tulis Perlengkapan Kantor (ATK)
Sudah selayaknya seperti kantor, bank sampah juga memerlukan beberapa peralatan untuk pengarsipan. Beberapa perlengkapan alat tulis kantor yang diperlukan misalnya:  buku tulis ukuran folio, map, box file, bolpoint, gunting dan stappler. 
Secara sederhana, perlu dipersiapkan tiga atau empat buku catatan:
a. Buku Registrasi Data Nasabah
Buku ini untuk mencatat data nama dan kelas nasabah bank sampah sekolah. Data ini akan berubah-ubah karena siswa di sebuah sekolah hanya akan selama dia bersekolah disitu, tidak seperti warga masyarakat yang cenderung menetap.
b. Buku Besar Administrasi
Buku ini digunakan untuk mencatat rekap setoran sampah, mencatat data jenis sampahnya dan nominal harganya sesuai yang disetorkan dan ditimbang.
Data ini sebenarnya bisa juga dikerjakan dan disimpan dalam program komputer, tetapi mempunyai catatan dalam bentuk tertulis tangan pun dapat menjadi back up data yang baik.
c. Buku kegiatan
Buku ini digunakan untuk mencatat kegiatan – kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan pelaksanaan bank sampah. buku ini dapat sekaligus berfungsi sebagai notulen jika ada kegiatan rapat. Data dalam buku ini dapat dilengkapi dengan tempelan foto-foto kegiatan yang telah dilaksanakan. 
d. Buku tamu (jika diperlukan)
Buku ini digunakan untuk mencatat kedatangan tamu yang bukan termasuk di daftar nasabah di bank sampah sekolah kita. 
  • Perlengkapan kebersihan
Bank sampah perlu dilengkapi peralatan kebersihan yang memadai untuk menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan di sekitar bank sampah. Agar lebih higenis, sediakan beberapa sarung tangan untuk digunakan saat memilah sampah. Sediakan pula tempat cuci tangan lengkap dengan sabun dan handuk kecil. 
  • Mencetak Buku Tabungan Nasabah 
Layaknya sebuah bank, bagian perlengkapan yang terpenting adalah mempersiapkan buku tabungan untuk mencatat transaksi yang dilakukan oleh bank sampah sekolah kita.
Jenis nasabah bank sampah dapat berupa nasabah yang bersifat individual maupun bersifat kolektif. Kalau bank sampah anda menghendaki memilih nasabah individual berarti satu buku tabungan digunakan untuk atas nama satu siswa. Nasabah di bank sampah juga dapat bersifat kolektif, misalnya sekelompok siswa dalam satu kelas. Dalam hal ini, satu kelas memiliki satu buku tabungan.
Ada berbagai versi pencatatan dalam buku tabungan yang dapat anda terapkan. Pada dasarnya terdapat kolom yang mencatat dana masuk dan dana keluar secara terperinci. Pada buku tabungan terdapat kolom kredit, debit dan keseimbangan untuk mencatat transaksi. Ada dua jenis lembaran. Yang satu berupa lembaran yang memuat data global tabungan nasabah dan lembar satunya untuk menuliskan data detil di setiap transaksi. Setelah memutuskan bentuk buku tabungan nasabah, anda dapat mencetaknya sesuai dengan kebutuhan. 

  • Membuat Papan Nama Bank Sampah
Hal berikutnya yang perlu dipersiapkan adalah pembuatan papan nama untuk bank sampah anda. Papan nama tentu saja tidak harus berupa banner yang tercetak. Papan nama dapat juga dibuat secara sederhana buatan tangan dengan cat. Yang jelas dengan adanya papan nama, Bank Sampah akan semakin mudah dikenali dan akrab di mata siswa.

Demikianlah beberapa hal yang perlu menjadi perhatian anda pada tahap persiapan. Persiapan yang baik akan memudahkan pelaksanaan tahap-tahap berikutnya. Yuk, cek persiapan anda dengan bantuan checklist berikut!

B. TAHAP SOSIALISASI

Sosialisasi bertujuan untuk mengenalkan Bank Sampah kepada seluruh bagian warga sekolah. Bank sampah harus merupakan kegiatan yang dilaksanakan dengan kesadaran bersama, bukan hanya sekedar paksaan. Semua komponen sekolah haruslah memiliki pengetahuan yang mencukupi mengenai proyek bank sampah yang akan dilaksanakan di sekolah tersebut.

Materi Sosialisasi
Berikut beberapa hal yang dapat disampaikan saat sosialisasi:
  • Bank Sampah Sekolah yang akan dilaksanakan adalah bagian dari sebuah program nasional di bidang lingkungan. 
Sebagaimana dijelaskan dalam Undang – Undang Nomor 18 tahun 2008, pengelolaan sampah sebaiknya dilaksanakan dengan prinsip 3 R (Reduce, Reuse, dan Recycle). Pemerintah mengajak masyarakat untuk berperanserta dalam mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang sampah. Pengelolaan sampah dengan pola ‘kumpul – angkut – buang’ digentikan dengan pola yang lebih terintergrasi yaitu ‘pilah – angkut – olah – pemrosesan. Pemerintah memandang Bank Sampah sebagai wahana penerapan strategi 3R tesebut.
Sekolah adalah salah satu komponen masyrakat yang seharusnya turut aktif berperan serta di dalamnya. Salah satunya melalui pembentukan Bank Sampah Sekolah.
  • Penjelasan secara umum mengenai konsep dan pengertian bank sampah sekolah. 
Sebelum terlibat melaksanakan kegiatan bank sampah, siswa dan warga sekolah lainnya seharusnya mengetahui apa itu bank sampah dan apa manfaatnya. Bahwa bank sampah tidak persis seperti bank yang bersifat mencari keuntungan semata. Bank sampah adalah sebuah alternatif sistem yang fokus kegiatannya adalah mengelola sampah sejenis sampah rumah tangga di lingkungan sekolah secara kolektif.  
Tunjukkan pula manfaat – manfaat dari pelaksanaan bank sampah sekolah. Baik manfaat untuk kelestarian lingkungan, maupun manfaat lansung bagi siswa itu sendiri. Selain mendapat sedikit manfaat finansial berupa uang dari tabungan, pastikan anda menyampaikan bahwa manfaat terbesarnya adalah pada pembentukan karakter baik pada diri mereka. bahwa siswa dengan karakter yang kuat kelak akan sukses di masa depan.
  • Pemaparan alur pengelolaan sampah pada bank sampah sekolah.
Sampaikan secara jelas bagaimana mekanisme kerja bank sampah yang berlaku secara umum. Mekanisme kerja bank sampah sekolah pada dasarnya meliputi : pemilahan – penyetoran – penimbangan – pencatatan – dan pengangkutan. 
Proses terakhir tidak selalu berakhir dengan ‘pengangkutan.’ Beberapa sekolah dapat menggunakan sampah yang terkumpul untuk dijadikan media belajar, sebagai bahan untuk didaur ulang, atau dijual ke pengepul.
  • Beberapa informasi terkait teknis sistem bank sampah meliputi :
1. Jenis sampah yang diterima 
Apakah bank sampah menerima jenis sampah anorganik saja? 
Apakah bank sampah juga menerima sampah organik ?
2. Harga tiap jenis sampah per kilogram atau gram
Patokan harga bersifat fluktuatif, bisa naik bisa turun. Sesuikan dengan harga dari pengepul sampah yang bekerjasama dengan bank sampah sekolah anda.
3. Kondisi sampah yang diterima
Beberapa bank sampah hanya fokus pada sampah dengan kondisi kering. Tetapi jika bank sampah sekolah anda ingin fokus pada pembuatan kompos misalnya, sampah basah sisa makanan dan dedaunan juga bisa disetor.
4. Cara pengemasan sampah yang telah dipilah
Apakah sampah dimasukkan ke wadah kantung platik atau karung misalnya.
5. Teknis pengangkutan
Apakah nasabah mengantar sendiri sampahnya ke bank sampah atau dengan sistem penjemputan dimana petugas bank sampah yang akan mengambil sampah milik nasabah.
6. Sistem Penimbangan dan pencatatan
7. Sistem bagi hasil
Perlu dijelaskan dari awal bagaimana konsep bagi hasil yang akan diterapkan di bank sampah sekolah anda. Ada sedikit bagian yang perlu disisihkan untuk operasional bank sampah. 
8. Teknis pencairan tabungan
Perlu dijelaskan bahwa untuk menghindari sikap konsumerisme, uang harus dibiarkan dalam tabungan dulu untuk jangka waktu minimal sebulan untuk dapat diambil nasabah.

Target Audience Sosialisasi
Siapa saja yang harus mendapat sosialisasi mengenai bank sampah ini?
Siswa sebagai komponen yang akan melaksanakan langsung tentu saja adalah target audience utama dari sosialisasi. Seluruh siswa harus mengikuti sosialisasi agar mendapat pemahaman yang jelas mengenai bank sampah sekolah yang akan dijalankan. Jika siswa di sekolah anda jumlahnya cukup banyak, sosialisasi dapat dilakukan menjadi beberapa tahap. 
Rekan guru dan karyawan juga perlu mendapatkan sosialisasi meskipun jika mereka tidak termasuk bank sampah sekolah. Bagaimanapun juga rekan guru dan karyawan perlu tahu apa kegiatan yang sedang berlangsung di sekolah terkait dengan anak didiknya. Mereka akan dapat membantu kelancaran pelaksanaan bank sampah sekolah nantinya. Baik terlibat secara langsung maupun tidak langsung. 
Orang tua siswa juga sebaiknya mendapat informasi yang mencukupi mengenai program bank sampah ini. Dukungan dari orang tua siswa akan mempercepat penanaman nilai karakter baik pada siswa. Orang tua siswa didorong untuk turut memberi contoh konsep 3 R saat dirumah.
Masyarakat sekitar sekolah, dalam hal ini dapat diwakili oleh komite sekolah, juga dapat menjadi target audience sosialisasi. Informasi melalui web sekolah akan dapat mensosialisasikan bank sampah ke khalayak lebih luas.

Teknik Penyampaian Sosialisasi
1. Sosialisasi kepada siswa 
Anda perlu memperhatikan karakteristik siswa- siswa anda untuk menentukan teknik sosialisasi yang sesuai. 
Bagi siswa kelas rendah, misalnya siswa PAUD , TK dan SD, sosialisasi sebaiknya dilaksanakan dengan cara yang menarik dan menyenangkan. Bisa berupa games – sambil bermain atau lewat lagu – lagu gembira. Anak – anak akan kurang tertarik pada metode yang melulu ceramah atau dengan slide power point. Rentang konsentrasi mereka yang pendek dan suka bergerak akan membuat mereka tidak menikmati cara seperti itu.  Permainan dan lagu akan membawa mereka belajar konsep baru tentang bank sampah dengan lebih menyenangkan. 
Sosialisasi dapat dilakukan di ruang – ruang kelas atau di luar ruangan, seperti lapangan atau kebun sekolah. Biarkan mereka bergerak dan menikmati sosialisasi dengan cara mereka sendiri.
Berikut contoh penyampaian kegiatan bank sampah melalui lagu:

Ayo ayo ke BANK SAMPAH, yuk!
Tabung , tabung sampahmu
Jangan lupa pilah sampahmu
Plastik – kertas – dipisaaah
Jangan lupa pilah sampahmu
Plastik – kertas – dipisaaah 
(nyanyikan dengan nada lagu Naik – Naik ke Puncak Gunung karya Ibu Sud)

Anda dapat pula melakukan sosialisasi melalui beberapa aktifitas games yang membuat anak mengenal bank sampah sekolah dengan lebih menyenangkan. 
Game ‘ Pemilah Super’ yang kami kembangkan ini dapat menjadi sebuah alternatif contoh.
Game ‘Pemilah Super’
  • Bentuklah kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa
  • Di satu sisi lapangan sekolah, berikan tiga buah kotak/kantung besar berisi beberapa jenis sampah yang tercampur – campur , misalnya : beberapa botol minuman, beberapa kardus bekas, beberapa kertas bekas, dan kaleng –kaleng wadah makanan.
  • Disisi lain lapangan, sediakan beberapa kotak/kantung untuk memilah, misalnya tiga wadah pemilahan terdiri dari wadah untuk plastik, satu wadah untuk kertas, dan satu wadah untuk kaleng. Tingkat kesulitan dapat ditambah dengan menambah beberapa jenis sampah yang berbeda.
  • Buat jalur dari satu sisi lapangan ke sisi yang lain. Anggota kelompok secara bergantian mengambil satu sampah yang tercampur kemudian berlari menuju tempat pemilahan sampah. Setelah satu anggota kelompok sampai dan menaruh sampah  di kantung yang tepat, satu anggota kelompok lain dapat mulai meneruskan berlomba.
  • Sekali games dapat dilakukan perlombaan untuk tiga kelompok.Kelompok yang tercepat dan paling tepat memilah, menjadi pemenang, dan mendapat gelar ‘Pemilah Super!’
Dengan game ini, siswa akan belajar memilah sambil bermain gembira. Memilah merupakan kebiasaan penting yang sangat bermanfaat dalam pelaksanaan operasional bank sampah nantinya. 
Anda dapat mengembangkan permainan – permainan lain yang berkaitan dengan konsep bank sampah sekolah: Reduce, Reuse dan Recyle. 
Bagi siswa sekolah menengah dapat dilakukan dengan metode ceramah melaui power point presentation. Tentu saja anda dapat menyelinginya dengan beberapa kegiatan ‘ice breaking’ untuk menarik perhatian. 
Bagi remaja, kegiatan itu dikatakan menarik bila viral di media sosial. Untuk itu anda dapat memberi beberapa contoh kegiatan yang berkaitan dengan bank sampah atau proyek mengurangi sampah plastik yang viral di media massa.
Salah satu yang dapat anda angkat adalah kisah dua kakak beradik, Melati Wijsen dan Isabel Wijsen, penggagas program ‘Bye Bye Plastic Bags’ di Bali. Proyek ini telah membawa mereka mendunia. Dengan contoh ini anda dapat menyisipkan kesan bahwa ‘Pemuda yang Peduli sampah itu Keren.’ Bahwa peduli pada sampah itu bukan hanya urusan petugas kebersihan di sekolah.
Sebagai contoh lain kiprah Dokter Gamal Albinsaid, misalnya, dapat menjadi contoh. Pemuda lulusan kedokteran itu telah berhasil mengembangkan bank sampah untuk biaya berobat bagi masyarakat di wilayah kota Malang, Jawa Timur. Klinik Asuransi Sampahnya begitu viral di berbagai media sosial dan pemberitaan di media massa. Berbagai penghargaan dalam dan luar negeri pun telah berhasil diraihnya.

Penting pula untuk memberi kesan kepada para remaja ini bahwa memilah sampah itu sebenarnya telah menjadi  gaya hidup di berbagai negara maju. Anda dapat tunjukkan bahwa masyarakat modern di Jepang, Singapura dan Australia telah terbiasa memilah sampah rumah tangga atau sampah sejenis sampah rumah tangga. Bahkan negara Swedia yang merupakan salah satu negara pengolah sampah terbaik di dunia telah berhasil membuat masyarakatnya sangat disiplin dalam memilah sampah dan kemudian memanfaatkannya menjadi sumber daya energi.
Dengan menunjukkan berbagai contoh semacam itu, diharapkan mereka tidak lagi mengganggap bahwa berurusan dengan sampah itu bukan kegiatan keren. Mereka pun akan lebih bersemangat terlibat dalam Bank Sampah Sekolah. Jangan lupa lakukan sosialisasi juga kepada rekan guru karyawan, komite sekolah dan orang tua wali kelas. 

Nah, sekarang Bank Sampah Sekolah anda sudah dapat dijalankan. Komitmen yang sangan kuat memang diperlukan dalam hal ini. Jangan beroientasi pada keuntungan material semata, tetapi lebih untuk sebuah usaha mengajarkan memilah sampah dan memanfaatkannya secara penerapan riil.

You Might Also Like

8 comments

  1. Wah benar-benar lengkap banget mengulas tentang bank sampah, mulai dari proposal, mengedukasi siswa, menimbang dan juga pencatatan transaksi bank sampah.

    Sampah memang menjadi masalah mbak, apalagi masyarakat seperti tidak perduli, buang sampah sembarangan, ada tanah kosong sedikit langsung buang sampah disitu, dalam seminggu sudah menggunung.

    Semoga dengan adanya bank sampah sekolah maka anak sekolah jadi sadar betapa pentingnya mengolah sampah. Padahal jika dipilah dan dikumpulkan, sampah terutama plastik bisa jadi nilai tambah ya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mas agus.
      Itu lihat sampah plastik botol minum aja tidak sampai setengah tahun sudah satu trek.

      Apalagi kalau milah kemasan plastiknya bisa bersih. Dihilangkan label dan tutupnya juga. Harganya bisa lebih tinggi per kilonya.

      Hapus
  2. Upaya yang bagus. Sampah di negeri ini memang perlu pengelolaan yang baik. Di Birmingham,Inggris, kanal mengalir di kota dan daerah pemukiman pebduduk, tapi hampir tidak terlihat sampah berapungan di permukaannya. Kecuali daun2 tua yang gugur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mudah mudahan sungai di sekitar kita kelak akan sebersih itu ya bund

      Hapus
  3. Wah keren bgt nih kalau dari sekolah udah diajari seperti ini, dulu jaman aku sekolah nggak ada acara kaya gini loh, atau karna dulu aku di kampung dan sampah di sana ga separah di kota besar ya.

    Di RW tempat tinggal di perumahanku juga diwajibkan setor sampah berupa kardus, botol bekas dll buat disetor ke bank sampah di kantor RW

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi aku jarang ada sampah botol bekas, karena kemanapun aku bawa minum, udah terbiasa sejak kecil kaya gitu, apalagi skrg aku punya anak kecil, makin disiplin bawa minum kemanapun. Sampah makeup dan skincare juga biasa aku kirim ke pengelola sampah makeup bekas.

      Hapus
    2. Kebiasaan yang bagus banget itu mbak.
      Walaupun kadang kelihatan sepele tetapi setiap upaya peduli sampah itu penting.
      Kalau untuk pengelola sampah make up bekas malah baru dengar ini aku mbak. Ide bagus banget itu ya
      Terimakasih sudah berkenan mampir kemari :)

      Hapus