Inovasi Perpustakaan Mendukung Pembelajaran Abad21

19.20


Beberapa dari kita mungkin masih teringat akan kesan perpustakaan sekolah sebagai sesuatu yang membosankan. Sebuah bangunan segiempat kecil, lusuh, di pojokan sekolah dan dipenuhi dengan buku-buku paket pelajaran berbagai mata pelajaran. Tetapi siswa generasi saat ini sudah berbeda, mereka masuk dalam era pembelajaran abad 21 yang sarat dengan kemajuan teknologi. Perpustakaan sekolah dalam hal ini harusnya menjawab tantangan ini untuk mendukung pembelajaran abad 21 yang dijalani para generasi milenial atau generasi Z , atau bahkan generasi Alpha.

Latar Belakang

Generasi milenial identik dengan generasi internet. Mereka memiliki keterampilan yang mumpuni untuk mengakses berabagai informasi dengan cepat melalui internet. Itulah sebabnya pembelajaran abad 21 di sekolah jangan hanya membekali siswa kemampuan akademik tapi juga mengasah softskill mereka, misalnya pendidikan karakter dan kewirausahaan. Mereka kelak akan berbaur dengan suatu periode masyarakat yang disebut masyarakat industri 5.0.
Beberapa contoh ciri dari masyarakat 5.0 adalah : 
  • Adanya kemudahan berintergrasi dengan internet pada banyak hal (internet on things/ioT)
  • Muncul teknologi Artificial Intelegence, misalnya adanya robot atau aplikasi.
  • Terbiasa dengan Big Data, memiliki kemampuan mengakses data besar dari berbagai sumber dan menyimpannya dalam bentuk digital.
  • Munculnya layanan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia di berbagai bidang.
Pelaku dunia pendidikan harusnya bisa mensikapi society 5.0 yang pertama diawali oleh Jepang ini dengan teknologi humanis. Teknologi humanis ini teknologi integrasi internet dan IT tapi yang tidak merugikan masyarakat. Demikian juga dunia perpustakaan juga tidak lepas dari kemajuan IT dan internet. Tapi sebaiknya teknologinya yang humanis. Yang tidak merugikan manusia dan tetap memanusiakan manusia. 

Pentingnya Inovasi Pada Perpustakaan

Perpustakaan harusnya juga beradaptasi dengan perubahan itu semua agar mampu mendukung seluruh siswa menjadi pemenang pada jamannya.
Menurut beberapa pakar motivasi, kalau ingin jadi pemenang beberapa hal ini bisa kita lakukan :
1. Memiliki motivasi berprestasi 
2. Mengikuti aturan yang dipersyaratkan dengan luwes dan terbaik
3. Berusaha monjolkan sesuatu yang paling unggul dan unik yang dimiliki
4. Selalu terbuka untuk berinovasi dengan inovasi yang sifatnya praktis dan teoritis
5. Berorientasi pada manfaat dari sesuatu yang mudah, ekonomis dan praktis.
ruang baca nyaman

Jelas bahwa inovasi merupakan sesuatu penting yang bisa dilakukan untuk mendukung generasi milenial ini agar lebih hebat nantinya di masa depan. Perpustakaan sebagai bagaian penting dari dunia pendidikan sebaiknya juga terus membuka diri untuk melakukan inovasi. Tidak harus langsung sekaligus banyak hal. Inovasi bisa dilakukan sedikit demi sedikit asalkan dalam mengembangkan inovasi, kita tidak asal saja. 

Menurut Dr. Sujarwo, M.Pd, Dekan FIP/PASCASARJANA UNY Inovasi yang baik bisa memiliki 4 ciri berikut ini:
  1. Memiliki ke khasan dalam ide, program,tatanan dan sistem.
  2. Ada unsur kebaharuan dan orisinalitas dalam ide,program,tatanan dan sistem.
  3. Memiliki unsur perencanaan yang baik, dalam ide, program,tatanan dan sistem
  4. Memiliki unsur arah yang jelas terarah baik awal ide maupun pengembangannya.
presentasi di perpustakaan

Pelaksanaan Inovasi Pengelolaan Perpustakaan.

Dr. Sujarwo, M.Pd kemudian memberi contoh beberapa hal yang dapat dilaksanakan ketika menerapkan inovasi di perpustakaan:
  • Perpustakaan sebaiknya mempunyai unggulan daya saing, misalnya dengan adanya  wifi dan tata letak menarik, memiliki big data pula. Big data disini maksudnya perpustakaan seharusnya memiliki berbagai jenis informasi yang sangat luas, tidak hanya berbentuk buku fisik, tetapi juga berbentuk berbagai jenis informasi digital. Tersedia sumber data e-book sebesar besarnya. Perpustakaan mengeksplore alamat-alamat aplikasi e book edukasi yang dapat dimanfaatkan siswa dan guru
  • Melakukan pelayanan berbasis IT - Contohnya perpustkaan dapat melakukan layanan secara daring dengan aplikasi layanan Ebook yang bisa dipinjam siswa dari rumah.
  • Perpustakaan sekolah melakukan penguatan mitra (akses) dengan saling belajar dan tukar menukar inovasi dan kebutuhan bahan ajar dari sekolah lain. Meminta akses mentoring (pendampingan); misalnya menyusun mou dengan kampus di yang dekat dengan sekolah untuk pendampingan pengelolaan perpustakaan sekolah.
  • Memberdayakan potensi, manfaatkan teman guru atau siswa yang pandai IT untuk mengajari atau membantu mengelola IT perpustakaan.
  • Memiliki sifat istiqomah; kalau ingin maju dalam inovasi layanan perpustakaan itu perlu istiqomah. Perpustakaan harusnya menjadi jantung sekolah, sebagai basis sumber belajar dan itu perlu keteguhan hati, sikap pantang menyerah dari semua pengurus perpustakaan sekolah.
  • Perpustakaan jangan jangan hanya nunggu ada siswa pinjam atau guru minta buku, lakukan berbagai jenis inovasi. Bisa dari bidang IT, kewirausahaan, budaya daerah atau jaringan internasional. Tonjolkan program ungulan yang unik dari perpustakaan sekolah kita. Misalnya ada perpustakaan yang memiliki beberapa komputer untuk ruang multimedia, ada perpustakaan yang memiliki pojok display promosi budaya daerah setempat seperti wayang atau jejamuan. Ada juga perpustakaan yang melakukan pendampingan pelatihan handicraft untuk kewirausahaan bagi siswa bersama dengan guru memanfaatkan buku atau informasi dari perpustakaan. Ada juga perpustakaan yang melakukan yang terkait dengan kegiatan pelestarian lingkungan hidup dan peduli sampah di sekitar sekolah. Pokoknya ada banyak hal inovatif yang bisa dicoba diterapkan di perpustakaan sekolah untuk mendukung kemajuan murid.
sebagai ruang multimedia

Mengapa harus inovatif?

Jawabannya adalah untuk menjawab tuntutan jaman. Masa depan murid-murid di sekolah kita harus lebih baik dari hari ini. Segala sesuatu harus diperbaiki secara terus menerus. Never ending growing. Intinya perpustakaan jangan hanya pada midset menunggu atau melayani saja. Dengan selalu berupaya inovatif, Perpustakaan sekolah akan mampu menjadi multi-source learning untuk menjadi jantungnya pembelajaran abad 21 di sekolah – sekolah seluruh Indonesia. Mari mulai upayakan sebuah hal inovatif di sekolah kita, sekecil apapun idenya.

Layout nyaman mendukung pembelajaran

You Might Also Like

16 comments

  1. Waktu SMP perpus sekolahku terbilang oke mbak, tiap istirahat aku selalu nongki di perpus, ga pernah jajan malah hihi

    Pas SMA perpusnya kaya gudang, kecil, sempit, usang, dipojokan, ga ada ruang baca pula, skolah negeri padahal, jadi perpus itu kesannya cuma buat formalitas doang, faedahnya nggak ada.

    Padahal jaman sekolah aku termasuk suka baca buku, aku malah sering ke perpus daerah dan rutin pinjam buku bacaan di sana.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak sayang sekali,tempat untuk perpustakaan sekolah itu kadang tidak diutamakan.
      Di sekolahan saya belum lama ini mendapat bangunan baru yang luas di tempat yang nyaman.
      Dulunya ya itu. Nylempit di pojokam,kumuh

      Hapus
  2. Setuju sih Bu guru, seharusnya perpustakaan sekolah zaman sekarang juga berinovasi seperti tata letak yang menarik dan juga ada WiFi. Tapi WiFi nya jangan malah buat akses situs terlarang sih.😂

    Kedua, kalo bisa memang buku perpustakaan juga dibikin format ebook, jadi misalnya siswa yang rumahnya jauh dari perpustakaan bisa meminjam buku lewat internet.

    Semoga dengan berbagai inovasi minat baca siswa meningkat, sehingga tingkat literasi juga naik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naaa ituu,masih belajar bagaimana caranya agar tidak digunakan untuk mengakses situs situs yang terlarang. Maklum namanya juga remaja ehehe rasa ingin tahu mereka sedang besar besarnya

      Hapus
  3. Perpustakaan sekolah yang sekarang seperti masih hampir sama dengan perpustakaan sekolah jaman dulu yang masih dipenuhi dengan rak-rak yang berisikan tumpukan buku tempatnya tidak nyaman hanya berbentuk kotak.

    BalasHapus
  4. Perpustakaan itu tempat favoritku dari zaman sekolah :). Untungnya sekolahku punya perpustakaan koleksinya banyak mba. Jadi kalo jam istirahat males ke kantin, aku bisa dipastikan di perpus Mulu, apalagi pake AC. Adem 😁.

    Sejak tamat kuliah ga pernah ke perpus lagi, tapi Krn aku memang suka buku dari dulu, di rumah skr aku bikin perpustakaan pribadi. Isinya semua koleksi buku2 ku 😁. Jadi kalo ditanya spot fav di rumah, udah pasti ruang perpustakanku.

    Tapi setuju, kalo perpus zaman skr harus inovatif dan ga cuma koleksi buku fisik. Tapi juga e-book. Jadi inget perpustakaan di LN yg pernah aku datangin, itu sampe punya data berita yg udah bertahun2 lalu. Bisa diliat secara online . Keren sih.. jadi kalo butuh info dan data tapi dari berita bertahun2 yg lalu, tetep bisa di retrieve

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaah keren yaa mbak fanny perpustakaan yang didatangi mbak fani di luar negeri. Semoga kelak perpustakaan - perpustakaan di Indonesia juga bisa seperti itu.

      Karena kalau sudah pada gemar membaca, rumah pun akan penuh buku seperti rumahnya mbak fany ini . Kereen

      Hapus
  5. kalau perpustakaan yang sudah menuju ke situ di kitaran lingkup sekolah masih minim mba wi...kecuali di perkotaan, atau minimal kabupaten. Meski belum secanggih dan selengkap perpusnas. Tapi bicara mengenai perpustakaan untuk era generasi alpha memang tak bisa lepas dari keberadaan ruang multimedia ya mba wi yang memungkinkan disambungkannya jaringan internet dan big data untuk keperluan penyimpanan buku dalam bentuk e-book. Tapi mbul pribadi sih (semasa sekolah) dan kini masih seneng baca lewat media fisik buku (kertas) yang bisa dipegang hihihi

    kalau baca lewat ebook entah knapa mata gampang sekali lelah dan akhirnya membacapun sering tak tuntas 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya pun juga begitu. Kurang marem rasanya kalau hanya lewat e-boook.
      Mata jadi lelah trus ngantuk berat. Padahal kalau baca yg buku fisik rasanya tidak sengantuk itu

      Hapus
    2. betul mba wi, sebenernya aku suka banget baca terutama kalau ebook itu ya dalam bentuk kumcer. beberapa ada yang jadi favoritku dan aku download pinjam di ipusnas. Tapi kadang ya agak terkendala sistem...kadang loading saat scroll halaman ke bawah. Tapi tetep sih perpus dengan ruang multimedia itu impian perpus di masa depan. Jadi bikin semangat siswa kalau perpusnya lengkap koleksinya...baik buku fiksi, nonfiksi, atau lainnya.

      Oh iya mbak wi, mbul pengen tanya-tanya masalah cerpen. Mbak wi mohon cek email ya. Mbul ada kirim email barusan. Makasih ^____^

      Hapus
  6. Diera teknologi seperti sekarang ini memang masih ada beberapa sekolah yang mempunyai perpustakaan yang terkesan monoton.


    Memamg seharusnya setiap sekolah apapun alasannya harus tetap menggalakkan yang namanya Perpustakaan. Jadi tak mesti harus buku fisik saja yang berada disana. Buku2 digitalpun perlu juga ditempatkan agar bisa setara dengan keadaan zaman atau pada masa era sekarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul bang satria, kalau monoton terus ,anak anak muda itu tidak akan mau mendekat. Apalagi mau baca buku di dalamnya

      Hapus
  7. Masih suka mikir apakah perpustakaan klasik akan bertahan dengan kemajuan jaman saat ini dmn buku2 dan referensi sudah berbentuk digital dan bisa diakses dari mana saja.

    Dulu suka banget ke perpustakan daerah buat baca. Kemudian saat SMA semua berubah saat koleksi "H*rlequeen" masuk heheehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dulu aku juga suka ke perpustakaan untuk baca buku bang.

      Tapi semuanya berubah sejak negara api menyerang, eh sejak ada novel wiro sableng, seringnya ke taman bacaan untuk nyewa.🤣

      Hapus
    2. Wedeew bacaannya pada menariik nih :)
      Tiap bacaan pasti ada seninya. Beberapa komik juga kami sediakan di perpustakkaan sekolah kami. Biar pada tertarik baca dulu.
      Tapi bukan e book sih. Masih berupa buku fisik

      Hapus
  8. Pernah menemui perpustakaan yang parah banget, pernah menemui juga yang bagus banget. Semua terintegrasi dengan internet. Memang semakin nyaman, lengkap, dan semakin canggih suatu perpustakaan, akan meningkatkan minat seseorang untuk datang ke perpustakaan tersebut.

    BalasHapus