Yang Mulia Raja Sars, Pangeran Corona dan Pasukan Covid

05.15

Dari balik pohon tertinggi di hutan, di balik rimbunan semak, terdengar seorang peri bercerita. Biar kukabarkan kisahnya kepadamu. Kisah tentang Yang Mulia Raja Sars, Pangeran Corona dan Pasukan Covid.

Terkisahlah,pada suatu saat di sebuah kerajaan virus yang permai. Yang dipimpin oleh seorang raja yang tua yang sangat dihormati rakyatnya, raja itu bernama Raja Tua Sars. Dijuluki seperti itu karena ia sudah lama menjadi raja dan tua tentu saja. Yang Mulia Raja Tua Sars berniat untuk menurunkan tahta kepada anak satu-satunya, Pangeran Corona.

Corona dinobatkan menjadi raja saat usianya yang masih muda. Bersama kedua sahabatnya Co dan Vid yang kembar, mereka adalah anak seorang panglima pada masa Raja Tua Sars. Walau kembar,tapi mereka berdua tak sama. Co lebih suka bercanda,seakan akan tak bisa serius,sementara Vid selalu serius menanggapi apapun Mereka berdua merupakan panglima baru yang dipilih oleh Corona. Yang akan memimpin pasukan menuju Bumi.

Setelah upacara penobatan selesai. Co dan Vid peri menemui Raja Corona. “Yang Mulia kami sudah siap menerima perintahmu,” kata Co dengan nada setengah bercanda setengah serius. 
“Aku sudah memberikan perintah pada kalian tadi,” jawab sang Raja Baru. 
“Benarkah? Kapan kau, maksudku Yang Mulia memberikan perintah?” Vid lalu menyenggol Co sambil berkata, “Kau tak ingat? Padahal Yang Mulia sudah mengatakan dengan keras tadi.” Co bingung,Raja sudah mengatakan dengan keras? Ia tetap bingung,Co mendesak Vid agar memberitahukan perintah apa itu. 
“Kumohon Panglima Satu Vid,aku sudah bersedia mengalah menjadi Panglima Dua,kumohon Panglima Satu Vid.” Kata Co dengan muka memelas. 
“Baiklah,akan kuberitahu. Kita mendapat perintah untuk berfoto bersama keluarga kerajaan.” Co lalu menjawab dengan agak kesal, “Jika perintahnya hanya itu kenapa tak kau beri tahu.” Lantas kemudian Vid menjawab, “Bercanda Panglima Co,walau sebenarnya itu tadi juga benar. Dengarkan Co aku tak ingin mengulang lagi. Kita harus memimpin pasukan untuk menyerang manusia. Bagaimana kau bisa melupakan hal sepenting ini,jika seperti ini aku takut kau akan menelantarkan pasukanmu nanti.

” Semua orang yang mendengar kalimat terakhir Vid tertawa,termasuk 3 orang yang baru saja masuk ruangan,yaitu raja tua,Permaisuri,dan Panglima yang lama,atau yang lebih dikenal sebagai ayah Co dan Vid. 
“Bertahun-tahun aku menjadi temannya aku belum pernah mendengar Vid berkata sebuah hal yang lucu,” kata raja Corona sambil nyengir,yang tak terlalu pantas bagi seorang raja. Lalu Panglima lama berkata, “Yang Mulia, saya sebagai ayahnya saja tidak pernah mendengar Vid berkata demikian, dan baru kali ini pula saya melihat Co tidak tertawa saat ada orang orang yang sedang bercanda.” Bukan hanya itu,sekali ini Co terlihat sangat malu saat menjadi pusat perhatian. 

Akhirnya,hari berganti. Rakyat memenuhi halaman istana. 
“Aku menunggu hari ini Pan,” kata seorang bapak-bapak pada temannya. “Ya,aku juga. Tapi aku tak terlalu yakin tentang ini, kurasa ini terlalu ambisius untuk seseorang yang semuda itu.” selagi mereka meneruskan pembicaraan mereka jutaan prajurit mulai memasuki halaman,tentu saja dipimpin oleh Panglima Co dan Vid. Setelah semua prajurit keluar rakyat bertepuk tangan. Kemudian raja Corona turun dan menghampiri keduanya,mereka berdua lalu berlutut. Lantas  raja menyentuh pundak Co dan Vid dengan sebilah pedang bertatahkan permata. “Dengan ini matahari dan bulan merestui perjalanan kalian,awan akan selalu menaungi perjalanan kalian,berangkatlah kalian akan berangkat menuju dunia manusia yang besar dan hina.” Co dan Vid berdiri kemudian memberi hormat kepada Raja. Berangkatlah mereka menuju dunia manusia. Iring-iringan itu terus disoraki rakyat bahkan para petinggi kerajaan ikut menyoraki. Co dan Vid telah mendapat misi yang besar,mereka akan membalas manusia yang semena-mena terhadap alam. Mereka seperti akan membalaskan dendam lautan akan minyak tumpah dan sampah,dendam langit akan polusi,dendam Tuhan akan hal-hal hina yang mereka lakukan.

Semakin jauh Co dan Vid melangkah,semakin tak terdengar sorak sorai. Sementara dari istana ujung pasukan sudah tak terlihat lagi,Raja Corona menghembuskan nafas sembari berdoa “Tuhan selalu bersama kalian.” 
Diamini semua virus yang mendengarnya. Saat hari mulai beranjak petang,halaman istana terlihat sepi dan damai. Para rakyat sudah pulang dari siang tadi. Sekarang,hanya terlihat remang-remang bayangan sinar mentari. Tapi, di ujung taman terlihat Raja Corona dan pengawalnya yang baru,Novel. Mereka sedang mengobrol,bersenandung,atau apapun yang mereka lalukan. Sayup-sayup terdengar mereka berbicara,ternyata mereka membahas tentang manusia. 
“Pengawalku,Novel. Apakah dua Panglima baruku itu berhasil menaklukan bangsa manusia? Apa yang akan mereka lakukan pada mereka?” 
Novel si pengawal menjawab, “Yang Mulia, aku yakin mereka pasti bisa. Tapi apa yang akan manusia lakukan pada mereka,akupun juga tak tahu.” Dan mereka berdua kembali diam.

Di jauh sana pasukan Co dan Vid mendirikan perkemahan,mereka beristirahat setelah sehari berjalan. “Besok kita pasti sudah mencapai gerbang terluar,sudah siapkan target?” tanya Vid. Lalu pemimpin pasukan 6 menjawab, “Sudah Panglima,orang-orang di sebuah wilayah bernama Wuhan.” Kemudian sambil mengangsurkan berkas ia berkata, “Jika kita berhasil,kita akan diberi lebih banyak berkas target oleh kerajaan.” Co dan Vid menganguk,kemudian Vid menunjuk pemimpin pasukan 34 untuk menyerang salah satu target. Setelah itu rapat dibubarkan semua pemimpin pasukan kembali ke barak masing-masing di tenda utama hanya tinggal Co,Vid,dan pemimpin pasukan 34. Mereka merundingkan cara agar bisa masuk ke tubuh target. Vid mencorat coret kertas sesekali meminta pendapat kepada pemimpin pasukan 34. Co sendiri dari tadi hanya diam,melamun kurasa. Vid menyadari Co dari tadi hanya diam menggodanya. “Hei,Co,kurasa kau merindukan Misty.” Tunggu,siapa Misty? Dia adalah seorang gadis manis yang kabarnya menjadi pujaan hati Co. Sementara itu yang digoda hanya cengar cengir. Lalu pemimpin pasukan 34 ikut ikutan menggoda, “jika kau rindu jujur saja jenderal Co.” 

Wajah Co memerah. “Tidak seperti itu pemimpin Row,” katanya. Sejurus kemudian pemimpin Row dan Vid kembali menggoda Co,mereka melupakan apa yang harus mereka rundingkan. Jika seperti ini mereka baru akan selesai keesokan harinya.

Perundingan itu memang benar-benar selesai keesokan harinya. Mereka memutuskan untuk mengirim setengah pasukan ketubuh seorang manusia,jika sudah berhasil memasukkan beberapa atau lebih tepatnya banyak. Pasukan virus yang berada didalam harus menyebar kesegala tempat di tubunya terutama paru-paru. Pagi-pagi sekali semua pasukan sudah bersiap melewati gerbang terluar,mereka semua akan berangkat ke Wuhan. Pasukan akan disebarkan disegala penjuru daerah di Wuhan. Semua pasukan bersiap berperang memasuki dunia manusia,semuanya membawa pedang dan tameng dan hati yang membara siap bertarung hidup mati. Satu persatu mereka melewati gerbang,dipimpin pemimpin Row dan  pasukannya lalu Co dan Vid diikuti semua prajurit.

Manusia tidak bisa melihat pasukan kerajaan virus masuk berbondong-bondong. Mereka keluar dari tubuh seekor kelelawar panggang,ada prajurit yang berkat, “Bagaimana mungkin manusia-manusia itu bisa memakan ini!?” lalu prajurit yang tak jauh darinya menyahut, “Jangankan kelelawar,ular dan kalajengking saja mereka makan. Memang sungguh aneh mereka.” perbincangan mereka disela oleh Vid. 
“Semua pasukan menyebar!” serunya. Lalu semua pemimpin pasukan dan seluruh pasukannya,menyebar rata keseluruh tubuh. Sementara itu Vid dan Co bersiap-siap melompat ke tempat target selanjutnya,mereka bersama pasukan 24 dengan pemimpinnya yang bernama Guard. Cara mereka berpindah tempat adalah dengan setuhan kulit manusia. Setiap kulit manusia itu menyentuh tempat yang ada pasukan virus,sudah pasti mereka terinfeksi. “Panglima Co dan panglima Vid,sepertinya disini sedang ada perayaan tahun baru,” kata pemimpin Guard,Co pun mrnjawab, “Ya,kurasa juga seperti itu pemimpin Guard. Ini akan jadi kesempatan bagus untuk kita.” “Pasti! Lihatlah! Itu target kita selanjutnya,” kata Vid dengan semangat. Bahkan mereka tadi belum genap 5 menit disana mereka sudah melompat lagi. 

Pasukan-pasukan lain juga seperti itu,mangsa terus datang kepada mereka. dengan cepat juga para pemimpi pasukan mengkoordinasi pasukannya untuk melompat. Target dengan cepat terselesaikan hanya dengan waktu beberapa hari.banyak target-target baru yang dikirim dari kerajaan. Diam-diam panglima lama merasa bangga dengan anak-anaknya,meski tak pernah disampaikan langsung olehnya. Diam-diam pula Raja Corona menambahkan makanan lebih untuk Co dan Vid,yang dibungkus rapi dalam kotak persegi berwarna abu-abu dengan kode SARS-CoV-2. Juga Co yang secara diam-diam memakai liontin dengan foto misty didalamnya,setiap kali ada yang bertanya, “Panglima apa yang kau pakai dilehermu?” ia selalu menjawab, “Eh,liontin,liontin apa?” padahal jelas-jelas tak ada yang bertanya pasal liontin.

Hari berganti hari. Orang yang ditargetkan semakin banyak, dari puluhan hingga ratusan. Di Wuhan sudah banyak warga yang sudah berhasil diserang oleh pasukan virus. Akhirnya kota itupun dikarantina. Tak ada yang boleh masuk dan keluar dari kota tersebut. Di kemudian hari,Panglima CO dan Panglima Vid mengadakan rapat dengan para pemimpin pasukan di sebuah undakan tangga. Tak ada yang menggangu mereka,karena saking kecilnya,tentu saja. 

“Semuanya,kita disebut-sebut sebagai virus baru. Apa pendapat kalian?” kata Co sambil memulai rapat. Kemudian terdengar riuh rendah dari segala penjuru. Semua mengatakan pendapatnya, hanya saja ada yang pelan seperti berbisik ada juga yang keras sekeras-keras mereka bisa. Mau mereka bicara berbisik-bisik,menjerit,memakai pengeras suara tak akan ada manusia yang mendengar ucapan mereka. Oleh karena itu mereka bisa dengan bebas memaki-maki manusia dari jarak dekat,tak ada yang melarang atau marah. 

Setelah mereka semua mengatakan pendapatnya,kurasa dapat di simpulkan seperti ini, “TERSERAH! KAMI TAK PEDULI KATA MANUSIA ITU!” kemudian setelah menyatakan pendapat,Vid membicarakan hal yang sesungguhnya. 
“Kita sudah diberi kepercayaan oleh Yang Mulia Raja Corona untuk meluaskan wilayah,jadi kita sekarang akan memutuskan pasukan mana yang akan tinggal dan pergi. Juga kita akan meluaskan wilayah keluar negeri ini,seperti negara Jepang,Amerika,dan...,” katanya panjang lebar dan lama. Pemimpin pasukan mendengarkan dengan seksama,beberapa kali menyela untuk bertanya. Rapat berjalan lancar,semuanya sudah dibagi. Negara-negara yang akan dikunjungi sudah dicatat. Alat trasportasi yaitu orang-orang yang berpergian sudah ditentukan. Yang berada di Wuhan ada pasukan 6,33,59,64,dan 86. Sementara Co dan Vid pergi dengan pasukan 3,11,24,45,dan 98 ke negara Jepang lalu ke Vietnam lantas terbang ke Amerika dan seterusnya.

Di dunia manusia,virus yang dinamai Covid-19 membuat kehebohan. Semua media meliput Wuhan yang diduga sebagai tempat berawalnya virus ini. Banyak orang yang belum tahu tentang virus ini. Televisi menyiarkan tentang Covid-19,internet juga banyak memberi informasi. Tapi Co dan Vid tidak peduli,mereka bersama pasukannya melintasi lautan dan awan. Mereka senang karena manusia tidak meremehkan mereka,juga karena mereka bisa menyebarkan pasukannya ke seluruh penjuru dunia. Hari sebelumnya mereka tak takut dengan yang namanya disinfektan,antiseptik,dan sabun cuci tangan karena manusia jarang menggunakannya. Tapi setelah Co,Vid,dan pasukannya datang manusia berbondong-bondong membeli dan menggunakannya. Lalu para prajurit yang sebelumnya tak takut dengan cairan-cairan itu mendadak kocar kacir dibuatnya. Co dan Vid sudah berusaha menghalau serangan cairan itu dengan menggunakan perisai. Tapi itu sia-sia,seperti huruf ‘E’ dalam kata teh. Banyak prajurit yang mati. Seketika banyak juga virus yang merasa sedih mereka kehilangan sanak saudara dan juga teman. 

Karena banyak prajurit yang mati,Co dan Vid mengirim surat ke Raja Corona yang isinya. “...Untuk Yang Mulia Raja Corona,” Tulis Vid. “Tolong kirimkan bala bantuan secepatnya,para prajurit berguguran berguguran,kekuatan sudah berkuran.” Lalu dilanjutkanya lagi, “Tertanda Co dan Vid.” Kemudian mereka berdua membuhkan tanda tangan. Surat itupun dimasukkan ke amplop,lalu mereka kirimkan melelui Tuan Kurir. Mereka berpesan agar mengirimkan surat ini secepatnya.Tuan Kurir mengangguk lalu meneruskan pekerjaannya. 

Beberapa hari kemudian surat itu sampai ketangan Raja Corona. Ia langsung memahami surat tersebut. Lantas Raja Corona mengirim 6 pasukan yang sudah disiapkan sebelumnya. Sehari,dua hari,akhirnya Bantuan yang diminta telah datang,mereka juga telah disebar kesegala penjuru. Hari ini Co,Vid,dan semua pasukan yang bersama mereka akan pergi ke Amerika. Mereka pergi menggunakan koper salah satu penumpang. Awalnya semua berjalan aman dan damai,hingga musuh itu datang,desinfektan.
Seluruh pasukan lari tunggang langgang,tapi mereka tak bisa lari terlalu jauh. Koper itu memang besar tapi semprotan desinfektan sangat cepat.mereka menghujani seluruh permukaan koper dan para prajurit dengan cepat. 
“BERLINDUNG!” teriak Co dan Vid bersamaaan, lalu para prajurit segera melindungi diri mereka dibalik perisai. Agaknya perisai itu sia-sia,setelah serangan desinfektan itu banyak prajurit yang mati termasuk pemimpin pasukan 3,Pemimpin Nat. Co lalu menyuruh pasukan 3 yang tersisa bergabung dengan pasukan 98 yang hanya tinggal tersisa kurang dari setengah pasukan. Mereka tetap melanjutkan perjalanan mereka,kali ini tak ada yang berbicara barang sepatah kata.

Beberapa saat mereka berada di Amerika,disana masih bersih dari virus. Yang dikemudia hari negara ini akan menjadi yang terbanyak di dunia. Co dan Vid merasa bangga dengan kemajuan ini, mereka berhasil menjajah Amerika dan seluruh dunia. Tapi masih ada beberapa negara yang saat itu belum terjangkit virus Covid 19. Salah satunya Indomie,eh maksudnya Indonesia. Vid yang tak tahu dimana Indonesia bertanya ke Co. 
“Aku juga tak tahu,apa mereka yang suka membuat meme corona?”
 Vid heran apa itu meme corona,ia pun bertanya balik, “Apa itu meme corona?” 
Co agak bingung menjawabnya, “Ehm, aku beberapa hari lalu melihat disalah seperti itu di perangkat milik manusia,disana ada gambar monster yang diberi tulisan ‘corona’ dan dibelakangnya ada gambar lagi dengan tulisan kerokan dan teh anget, apa itu semua?” 
Vid hanya menggeleng. 
“Entahlah,aku juga tak paham apa yang kau omongkan. Namun kurasa kita bisa mengirim banyak pasukan kesana.” 
Co diam saja tidak menanggapi,Vid tak mempedulikannya,ia sudah menelfon kesana kemari. Menanyakan para pemimpin pasukan. Lalu dia mendapati pemimpin pasukan 45 yang sedang menuju negara tersebut.

Bulan akhirnya berganti,persebaran virus corona sudah ke seluruh bumi. Setiap hari ada saja orang yang mati karena virus ini. Orang-orang memilih di rumah. Jalanan sepi. Hutan kembali tenang. Asap yang membumbung dari pabrik dan knalpot jelas berkurang. Manusia mengurangi kesibukan. Semua melambat. Tenang.

Lautan kembali biru,lumba-lumba dengan senag berenang. Langit kembali diliputi awan,burung-burung dengan damai melintas. Hutan mengeluarkan tunasnya,hingga monyet datang dan harimau berkeliran seenaknya. Co dan Vid merasa sangat bahagia akan hal ini. Meski tak tahu kapan misi ini akan berakhir. Paling tidak manusia sudah merasakan akibat perbuatan mereka. 

“Kau tahu Co,sebentar lagi dunia pasti bisa kita kuasai,” kata Vid sambil menerawang. 
Co menjawabnya, “ Pasti,kita sudah memberi pelajaran berharga ke manusia itu.” lalu dilanjutkannya lagi, “Kemudian kita akan pulang kembali.”

(Cerita anak saya aisy, ketika smp:)

You Might Also Like

0 comments