BUKAN KELAS BIASA

17.52


“Guru kok mulange gitu gitu wae berpuluh – puluh tahun. Mbuh kui gurune mudheng ora materi pelajarane. Sampek murid e podo turu ae nang kelas gak digagas blas,” jadi geli sendiri saat mendengar obrolan ini di pasar sambil nunggu parutan kelapa selesai dikerjakan. Tentu saja  saat itu yang sedang memakai kaos oblong tidak mengaku sebagai guru. Takut dibully. Ehehe. Tapi kemudian itu menjadi pemantik untuk sekedar instropeksi diri.

Walah jangan – jangan saya sama saja dengan model guru yang jadi bahan pembicaraan ibu – ibu tadi. Ibu – ibu yang resah anaknya tidak akan bisa menguasai ilmu pelajaran dengan baik karena gurunya yang mengajar dengan cara membosankan berpuluh-puluh tahun. Tidak menguasai materi pelajarannya dengan baik. Bahkan sampai tidak peduli saat sebagian besar muridnya tertidur di kelas.

Pembelajaran berbasis HOTS


Well, sebagai orang tua , saya rasa wajar – wajar saja jika sampai mengutarakan keluhan semacam itu ya. Semua orang tua pasti menginginkan hal yang terbaik untuk anaknya. Termasuk dalam hal mendapat pendidikan. Apalagi dalam tuntutan abad 21 ini, pendidikan anak itu tidak hanya sekedar pandai akademik semata. Persaingan kerja dan kesuksesan hidup sekarang ini tidak hanya melulu menanyakan berapa nilai akademiknya atau dari lulusan jurusan apa dia berasal. Sekarang ini ketrampilan memecahkan masalah,  berkomunikasi dan bekerja sama merupakan hal yang harusnya dikuasai oleh seorang individu. Dan itu diperoleh dari kegiatan pembelajaran berbasis pemikiran aras tinggi (HOTS based learning)

Bukannya pendidikan itu hanya di tangan guru semata. Orang tua, lingkungan dan bahkan sistem pemerintahan itu juga harusnya berperan serta dalam pendidikan anak – anak. Tetapi memang guru adalah salah satu yang menjadi key – menjadi kuncinya. Guru diminta untuk memikul tanggung jawab yang besar ini untuk mengajar dengan melibatkan HOTS di kelas- kelas mereka.  Dan itu sebenarnya memerlukan sebuah pendekatan yang holistik atau menyeluruh. Didukung oleh semua pihak, kemampuan diri si guru sendiri dan semua sumber belajar yang mendukung. Itulah yang saya tangkap dari presentasi Prof. Datuk Dr N. S. Rajendran sebagai salah satu key note speaker di Simposium Pembelajaran Bahasa Asing atau Aisofoll 10, tanggal 16 – 17 Oktober 2019 lalu.

Dr. Datuk Rajendran di Aisofoll 10

Dr. Rajendran berasal dari Unversiti Pendidikan Sultan Idris, Malaysia. Penelitian, buku – buku dan jurnal-jurnal nya sudah banyak yang menjadi bahan rujukan peneliti – peneliti lainnya. Beruntung sekali, saya dapat mengikuti kegiatan Aisofoll 10 ini di Hotel Grand Savero Bogor, sebuah hotel megah berbintang empat tepat di depan Kebun Raya Bogor yang termasyur itu. Penyampaiannya jelas dan didukung denga fakta-fakta dan contoh – contoh kasus di negaranya Malaysia. Kementrian pendidikan Malaysia juga mendorong guru – guru dan praktisi pendidikan di Malaysia untuk melibatkan pembelajaran berbasis HOTS atau critical thinking. 

Berkaitan dengan pembahasan tersebut, saya rasa kurikulum 2013 sudah cukup mencakup penguatan ketrampilan abad 21.  Mendorong guru melakukan proses pembelajaran yang mendorong siswa untuk berfikiran kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif (4C). Mungkin memang kurikulum ini bukan nya yang paling sempurna , tetapi saya rasa sudah cukup menjadi pijakan bagi guru untuk menjadikan kelasnya bukan sekedar kelas biasa yang sangat membosankan dan tanpa arti.
Salah satu aspek lagi tentang dukungan dari pemerintah, selain mengembangkan desain kurikulum yang sesuai, adalah dengan menciptakan iklim yang kondusif bagi guru untuk dapat mengembangkan pembelajaran di kelasnya dengan pembelajaran berbasis HOTS.

Yang sudah saya rasakan salah satunya adalah program Rumah Belajar yang dikembangkan oleh Pustekom Kemdikbud sejak sekitar 2011 lalu.

Apa itu Rumah Belajar?

Rumah Belajar merupakan sebuah portal yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran online yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik dan peserta didik dari berbagai jenjang, mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA/SMA. Portal Rumah Belajar merupakan portal pembelajaran yang menyediakan bahan beljar, fasilitas interaksi antar komunitas. Rumah Belajar ditujukan untuk siswa, guru , dan masyarakat luas.

Fitur Utama Rumah Belajar

Rumah belajar ini sangat mudah di akses. Begitu klik akan muncul fitur – fitur utama dari portal ini yaitu :
1. Sumber Belajar

Di bagian ini terdapat materi ajar bagi siswa dan guru berdasarkan kurikulum. Pengembangnya kan ahli dalam bidang pendidikan. Beberapa konten juga bisa diisi oleh guru, yang sebelumnya telah diuji dulu oleh pihak Pustekom. Tampilannya tidak hanya dalam bentuk teks saja lho. Ada bahan ajar yang disajikan dalam bentuk audio, gambar, animasi, permainan dalam bentuk game online, dan video.

Untuk yang PAUD misalnya, terdapat beberapa contoh cara hidup bersih, menjaga dri dan lingkungan serta lagu-lagu yang ceria.

Untuk SD, SMP atau SMA, ada berbagai sumber belajar untuk berbagai mata pelajaran. Untuk umum misalnya tentang cara menanam dan merawat aglonema atau teknik dasar fotografi.

2. Buku Sekolah Elektronik (BSE)
Disini terdapat berbagai buku sekolah dari berbagai jenjang yang sudah berstandart nasional yang bisa dibaca secara online. Siswa maupun guru juga bisa mengunduhnya secara gratis. Jadi tidak ada cerita tuh bingung mengajar karena tidak mampu beli buku pelajaran.

3. Bank soal
Fitur ini menyediakan kumpulan soal dari berbagai mata pelajaran. Bisa menggunakan soal yang sudah ada disitu, yang dibuat oleh guru lain,  atau bisa juga menggunakan soal yang diupload oleh guru itu sendiri.
Bisa digunakan untuk ulangan harian, remidi atau pengayaan. Siswa nanti bisa mengerjakan soal lewat gawainya masing-masing. Nantinya akan ada nilai dan pembahasan setelah mengerjakan.
Ini cocok sekali untuk mendukung konsep paperless – mengurangi penggunaan kertas- dan untuk persiapan agar siswa terlatih menghadapi soal online karena ujian nasional nantinya juga diselnggarakan secara online.

4. Laboratorium maya

Namanya juga laboratorium, ya isinya tentu saja adalah berbagai percobaan atau simulasi pemebelajaran. Hanya saja bisa dilakukan secara online. Bisa percobaan bidang kimia, fisika atau biologi.
Misalnya percobaan untuk mengetes larutan apa saja yang dapat mengidupkan bohlam kecil. Nanti siswa dapat menginput jenis larutannya satu persatu kemudian mengamati larutan mana saja yang dapat mengalirkan listrik sehingga membuat bohlam menyala. Menarik pastinya. Siswa tidak hanya belajar secara teoritis, tetapi juga dapat mengamati prakteknya.

5. Peta Budaya
Ini nih paling favorit saya. Disini secara gratis kita dapat berjalan – jalan mengamati beragam budaya dari wilayah Indonesia. Tidak hanya disajikan dalam bentuk teks, ada juga tampilan dalam bentuk gambar, video, animasi atau game. Cerita lebih lanjut fitur ini  baca disini  yaa.

6. Wahana Jelajah Angkasa

Siapa yang tidak ingin mengamati ribuan bintang dan puluhan planet di antara gugusan galaksi dengan teropong besar?
Di sini kita serasa mempunyai teleskop raksasa keren yang dapat membawa kita melihat planet, gugusan bintang, asteroid atau bahkan black hole. Bentuk tayangannya begitu riil, ada sensasi berbeda daripada melihat gambarnya di buku.

7. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
Fitur ini cocok untuk guru yang menginginkan kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan secara online.  Seorang guru dapat mengambil pelatihan yang terdiri dari rangkaian diklat sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Misalnya , saya pernah mengikuti diklat online kesiapsiagaan bencana dan diklat online di kegiatan PembaTIK. 

8. Kelas Maya
Kelas Maya itu semacam LMS – Learning Management System – yang dikembangkan secara khusus untuk memfasilitasi pembelajaran virtual antara siswa dan guru, di mana saja dan kapan saja. Jika sekolahnya sudah terdaftar, guru kemudian dapat mengatur untuk menyelenggarakan kelas pembelajaran online. Guru dapat melengkapi dengan e- modul dan penugasan. Siswa nanti mendaftar di kelas yang dibentuk oleh guru tersebut kemudaian dengan mudah mengaksenya di gawai mereka masing – masing.

Fitur Pendukung Rumah Belajar

Rumah Belajar juga dilengkapi denga beberapa fitur pendukung seperti : Karya Komunitas, Karya Guru , dan Karya Bahasa dan Sastra. Fitur pendukung ini memberi kaya bahan ajar tambahan yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk menerapkan pembelajar berbasis HOTS di kelasnya masing – masing.
Pada bagian karya sastra misalnya ada beberapa karya sastra berupa kumpulan cerpen, kumpulan puisi, cerita anak, dan ada juga kumpulan geguritan (puisi berbahasa Jawa). Karya sastra disini dapat dibaca secara online maupun diunduh secara gratis. Kelebihan dari mengakses karya sastra disini adalah isinya yang aman untuk dibaca oleh anak. Guru kemudian dapat memanfaatkan materi di fitur ini untuk dibahas di kelas atau sebagai bahan pengayaan.

Manfaat Rumah Belajar

Memang sumber dan sarana lain dari internet itu sekarang ini banyaak sekali pilihannya. Nah, Rumah Belajar ini menjadi salah satu alternatif pilihan yang terpercaya dan aman untuk anak-anak kita. Guru pun akan lebih mudah dan cepat mencari sumber belajar yang tepat untuk materi tertentu melalui portal ini. Guru akan jadi lebih kreatif dalam mengajar. Tidak hanya dengan cara itu itu saja. Tidak hanya dengan bahan pelajaran materi yang tanpa pengayaan. Dengan Rumah Belajar, kita dapat belajar di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja, dan kelas pun akan menjadi lebih hidup. Menjadi bukan sekedar kelas biasa.

Salam Belajar,




#bukansekedaroemarbakri
#day3

You Might Also Like

13 comments

  1. Mbak wali kelas anakku juga merekomendasikan Rumah Belajar ini. Senangnya ya ada fasilitas belajar yang bisa diakses dimana saja dan kapan saja seperti ini
    Semoga juga di pelosok negeri bisa dimanfaatkan ya.
    Lumayan, apps yang sejenis berbiaya lho jika berlangganan

    BalasHapus
  2. Menarik. Bisa bgt nih buat anakku. Fitur Rumah Belajar ada dimana? Bisa diinstall sendiri atau hrs daftar?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di install sendiri juga bisa bund, di google play ada. Menuju web langsung juga boleh

      Hapus
  3. wah isinya lengkap sekali, dari sekolah paling dasar samapai sekolah menengah. dan membantu sekali untuk orang tua biar nggak ketinggalan dengan materi anak di sekolah. dan praktis bisa dibawa kemana-mana. ini bentuknya web ya mbak? bukan aplikasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada versi aplikasinya juga kok bund. Di google play.

      Hapus
  4. Keren nih Rumah Belajar. Ada bank soal, jadi bisa latihan sendiri di rumah. Krn sukses engganya kan dari sering latihan.
    Makasih sharingnya...

    BalasHapus
  5. Keren sih aplikasi Ruang Belajar ini. Lengkap dan bermanfaat banget gak hanya untuk guru tapi buat murid juga. Untuk semua tingkatan pulaaa...

    BalasHapus
  6. Akan yuni coba rumah belajar ini untuk adik yuni deh. Dia sudah kelas 6 SD. Hehehe

    BalasHapus
  7. Saat ini, semua makin terbantu dengan kemajuan teknologi

    BalasHapus
  8. Pasti murid-muridnya Mbak senang punya seorang guru pembelajar. Yang tidak sekadar mengajar tapi juga berusaha meningkatkan skill mengajar dengan cara yg kreatif. Bagus juga ya portal Rumah Belajar ini. Saya belum pernah membukanya. Saya kira, guru-guru anak saya yg sekarang sedang belajar di ponpes pun mengakses ini karena sistem di sana pakai homeschooling yg juga bukan kelas biasa :)

    BalasHapus
  9. Makin banyak aplikasi pembelajaran yang sudah menyasar ke dunia maya, ya mbak.
    Moga murid dan guru makin terbantu dg adanya aplikasi ini.

    BalasHapus
  10. Ternyata sudah 8 tahun ya, Rumah Belajar eksis, tapi saya baru tahu sekarang. Padahal kalau tahu dari dulu, pasti bakal lebih seru nih nemenin belajar anak-anak.

    BalasHapus