Mencoba Blended Learning Berbantu Blog dan Rumah Belajar

06.23


Dalam pembelajaran abad 21, kreatifitas dan keterampilan berpikir kritis adalah hal penting yang perlu dikuasai oleh para murid. Beberapa penelitian menyatakan bahwa kreatifitas dan pemikiran kritis itu dapat ditumbuhkan dan ditajamkan melalui penerapan pembelajaran aktif yang kreatif. salah satunya adalah konsep Blended Learning menggunakan framework yang ditawarkan oleh Grahan (2006). Tetapi perlu diingat bahwa Blended Learning itu bukan melulu tentang teknologi semata, teknologi adalah sarana. Technology is not an end, it’s a mean.

Itulah yang saya tangkap dari pemaparan Prof. Dr. Muhammad Kamarul Kabilan dari Universiti Sains Malaysia di acara Simposium Pembelajaran Bahasa Asing yang diselenggarakan tahunan oleh Seameo Qitep in Language tanggal 16 – 17 Oktober lalu. Beliau kemudian menunjukkan contoh praktik pengalamannya dalam menerapkan Blended Learning yang beliau lakukan dalam bentuk kegiatan bernama PET102 (Oral Skills in TESOL).

Bapak Prof Kabilan menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online (daring) dengan berbantu FB Group. Di FB group itu pengajar bisa menyampaikan materi pembelajaran berupa teks,video atau gambar untuk dipelajari siswa secara mandiri. Bisa di mana saja. Di FB Group itu, siswa juga bisa berinteraksi dengan guru atau siswa lain atau membagikan karya project mereka. Bisa juga menjadi sarana penyimpan portofolio siswa. Dengan kegiatan tersebut, teramati para siswa merasa bahwa mereka telah bisa meningkatkan kreatifitas dan ketrampilan berfikir kritis mereka.

Apa itu Blended Learning?

Blended artinya campuran. Dalam beberapa referensi, Blended Learning mencampurkan program pendidikan formal dan non-formal, penggabungan antara kegiatan pembelajaran tatap muka (face to face classroom method) dengan pembelajaran berbasis teknologi online. Jadi bukan pembelajaran yang pure – terus menerus memakai sistem teknologi atau onine, bukan pula pembelajaran yang terus menerus mengandalkan kegiatan tatap muka.

Blended Learning dapat diawali dengan kegiatan pembelajaran tatap muka seperti dahulu. Walaupun terkesan kuno, pembelajaran tatap muka mempunyai kelebihan yaitu siswa bisa berinteraksi langsung dengan guru secara riil. Jika ada kesulitan bisa langsung bertanya. Hanya saja waktunya bisa saja terbatas, mudah membosankan dan tidak fleksibel. Inilah yang kemudian bisa dilengkapi saat fase pembelajaran daring, menggunakan teknologi.

Pembelajaran sistem daring lebih fleksibel dan menarik. Hanya saja bisa saja unsur distractor dari internet lebih besar. Saat membuka pembelajaran online, siswa begitu mudah tergoda membuka jendela lain untuk bermain game online atau chatting di media sosial. Saat berinteraksi dengan guru juga kadang tidak bisa langsung di jawab karena guru belum tentu selalu dalam keadaan daring.Nah, kelebihan dan kekurangan kedua metode itu bisa saling melengkapi dalam blended learning.

Blended Learning juga bergantian menggunakan metode pembelajaran invidual, kemudian bisa berganti menjadi metode diskusi kelompok kecil atau berpasangan. Akan lebih baik jika disertai kegiatan yang bersifat praktik atau project. Sehingga siswa tidak hanya belajar teori saja. Tetapi bisa juga praktik dalam konteks penerapan atau konteks sosial.

Blended Learning dengan Menggunakan Blog dan Rumah Belajar

Saya kemudian tertarik untuk menerapkan blended learning dengan berbantu media blog dan portal Rumah Belajar. Saya kebetulan suka menulis di blog. Saya merasa seperti memiliki lahan sendiri yang bisa saya atur sesuai kemauan saya. Serasa jadi editor, penulis , sekaligus tim kreatif dari sebuah lini penerbitan majalah.

Sementara Rumah Belajar yang digagas oleh Pustekon Kemdikbud, dapat digunakan sebagai sarana tambahan agar pembelajaran menjadi lebih kaya dan bermanfaat. Bisa juga membantu untuk tambahan materi bahan ajar melalui fitur Sumber Belajar ataupun sarana penilaian melalui fitur Bank Soal.

Saya mecoba Blended Learning untuk KD Making Appointment by Phone, membuat janji temu dalam bahasa Inggris. Sebuah KD yang terdapat dalam pembelajaran Bahasa Inggris program Lintas Minat kelas XI SMA.

Urutan Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

  • Guru menyapa, memberi salam dan mengabsen pesrta didik.
  • Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai
  • Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan latihan – latihan dan tugas dalam pembelajaran
  • Guru melakukan apersepsi dengan mengkaitkan pada masalah sekitar sambil menunjuk gambar dan mengumpan dengan pertanyaan-pertanyaan seperti,

 ‘Have you ever made a phone call? What do you usually arrange in a phone call?”
“Suppose you’re a bussinesman, you’re going to make a bussiness deal with the director of other company, what would you do?
Siswa menjawab secara lisan secara individual.

2. Kegiatan Inti (65 menit)
Mengamati 

  • Siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil berisi 4 anak per kelompok untuk berupaya menyelesaikan masalah yang dikemukakan di kegiatan pendahuluan. Semua kegiatan selanjutnya dalam kegiatan inti dilaksanakan secara berkelompok.
  • Peserta didik mendengar dan menonton video interaksi menelpon dan menerima telepon dari laman Rumah Belajar bagian kerjasama dengan TV-E tentang how to handle a call.  
  • Peserta didik mengamati kemudian menirukan beberapa kalimat yang diucapkan oleh pembicara di video.
  • Peserta didik menjawab pertanyaan singkat dari video tersebut secara lisan.

Menanya 

  • Dengan pertanyaan pengarah dari guru, siswa dipancing untuk mempertanyakan:
  • Cara menelpon dan menerima telepon dalam membuat perjanjian.
  • Perbedaan ungkapan yang dipakai untuk menelpon dan menerima telepon dalam membuat perjanjian dalam bahasa Inggris dengan Bahasa Indonesia.

Mengumpulkan Informasi  

  • Peserta didik dengan kelompoknya mengeksplorasi beberapa cara dan frasa yang sering dilibatkan dalam membuat janji melalui telepon dengan mendengarkan dialog di laman BBC Learning English.
  • Peserta didik  melengkapi dialog simulasi dan kemudian mempraktekkannya.
  • Sambil mengamati video, peserta didik mencatat frasa apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk menyusun dialog dalam menyelesaikan masalah yang dikemukakan di awal pelajaran.

Mengasosiasi

  • Peserta didik membaca kemudian membandingkan contoh contoh ungkapan untuk menelpon dan menerima telepon dalam membuat janji dari sumber lain yang telah dicari.

Mengkomunikasikan

  • Peserta didik menyusun dialog untuk menelpon dan menerima telepon dalam membuat janji dari situasi tertentu.
  • Setiap kelompok mengirim dua siswa perwakilan kelompoknya untuk mempaktekkan dialog untuk menelpon dan menerima telepon dalam membuat janji yang mereka buat.
  • Peserta didik dari kelompok lain memberi tanggapan ringkas secara lisan.
  • Guru memberi sedikit feedback lisan dari keseluruhan proses.

3. Kegiatan Penutup (15 menit)

  • Peserta didik secara lisan menyimpulkan ungkapan yang dipakai untuk menelpon dan menerima telepon dalam membuat janji.



  • Evaluasi pemahaman per individu:
  • Peserta didik mengerjakan latihan untuk mengecek pemahaman per invidu yang telah dibuat guru melalui Bank Soal Rumah Belajar.Bisa dikerjakan kapan saja di mana saja dalam rentang waktu yang ditetapkan guru. 

Kegiatan tindak lanjut:

  • Guru menjelaskan penugasan untuk kegiatan tindak lanjut : Di luar jam pelajaran, peserta didik membaca materi tambahan di blog milik guru : https://saungbelajaraisyah.blogspot.com/2019/07/making-appointment-by-phone-belajar.html

  • Penugasannya adalah, peserta didik membuat dialog pendek berdasar satu dari berbagai masalah yang dapat dipilih di blog. Penugasan berupa rekaman audio dari hp kemudian di submit lewat blog tersebut. Analisa dan evaluasi proses pemecahan masalah akan dilakukan di pertemuan berikutnya.

Guru menutup pembelajaran dengan ‘salam’.

Review Kegiatan

Pembelajaran menjadi tidak hanya terus menerus dengan metode ceramah. Siswa bekerja dalam kelompok maupun secara kegiatan invidual. Kegiatan tatap muka di kelas kemudian diperkaya dengan kegiatan pembelajaran dan penilaian secara online.

Penilaian secara online dapat diatur oleh guru melalui fitur Bank Soal di Rumah Belajar. Dan  dari blog milik guru , siswa dapat mengulang pembelajaran tentang ungkapan membuat janji temu dalam bahasa Inggris secara daring. Dari blog siswa dapat mengunduh materi Listening yang tadi dilakukan di kelas saat kegiatan pembelajaran face to face. Siswa juga dapat meng upload hasil praktik mereka melalui tautan Google Drive milik guru yang disematkan di blog.

untuk contoh lain kegiatan pembelajaran blended learning dengan media blog dan Rumah Belajar, anda dapat membaca di artikel : Menerapakan Blended Learning pada Pembelajaran Menulis Puisi

Dengan Blended Learning ini diharapkan siswa akan mendapat pengalaman belajar yang lebih kaya , lebih beragam dan lebih fleksibel. Hasil akhirnya semoga siswa belajar dengan hati yang lebih riang dan semangat. Karena seharusnya belajar itu menyenangkan, bukan?

Salam Belajar,





#blogjadibuku
#bukansekedaroemarbakri
#day4

You Might Also Like

9 comments

  1. Luar biasa nih, kreatif & inovatif banget👍👍

    BalasHapus
  2. Bagus Mbak idenya, blended learning. Cara konvensional aja, ya krtinggalan zaman. Tapi, melulu online, anak-anak jadi canggung berhadapan dengan orang ...

    BalasHapus
  3. Keren inovasinya mbak, digitalisasi memang sudah seperti kebutuhan ya termasuk untuk pendidikan.

    BalasHapus
  4. Wah bagus nih Bun konsep pembelajarannya. Semoga anak-anak jadi makin semangat belajarnya ya.

    BalasHapus
  5. Metode blended learning dan rasanya ini tidak membuat bosan. Pasti anak-anak juga semakin merasa asyik belajarnya.Cakep.

    BalasHapus
  6. Ini pas banget dengan materi pelatihan digital policy yang aku ikuti bersama Kominfo, bahwa ke depannya nanti kita berhadapan dengan digitalisasi pendidikan. Siap atau tidak siap. Akan tetapi, tidak bisa meninggalkan konvensional, karena unsur humanity. So, konsep blended learning ini oke banget..��

    BalasHapus
  7. Keren ya ide Blended Learning ini. Cara belajar mengajar yg sesuai banget dg perkembangan zaman. Bagusnya memang via blog dan portal belajar. via YouTube sih bisa juga tapi mungkin sesekali saja, ya :)

    BalasHapus
  8. Memang sekarang harus aktif dan kreatif dalam menerapkan pembelajaran

    BalasHapus