Membuat Video Pembelajaran untuk Siswa

21.35

Guru membuat video pembelajaran? Memangnya apa untungnya? Toh sehari hari kita sudah ketemu murid di kelas. Pembuatannya pun bukan mudah.
Tapi saya mau mencobanya dan ternyataa...



Background

Jadi begini, memang benar guru itu tugasnya mengajar di depan kelas. Sudah sejak dahulu kala ya begitulah kaidahnya. Bukan pula kita berniat mengubah pendapat itu. Pembelajaran tatap muka tetap ruh utamanya mengajar. Hanya saja keadaan kan berubah, teknologi berkembang, demikian pula persepsi murid atau anak yang kita hadapi. Mereka bersikap dan berpikir sesuai dengan jamannya. Itu juga sudah kodrat.

Kita mengajar anak-anak yang begitu pesat pengetahuan teknologinya. Katakanlah kita mengajar YouTube Generation. Kebanyakan dari mereka sudah terbiasa dengan tayangan lewat gawai mereka. Mengakses informasi lewat dunia maya juga begitu mudahnya. Jadi video pembelajaran bukanlah sesuatu hal yang baru bagi mereka. Inilah yang kemudian bisa menjadi celah untuk memperkaya pelajaran yang dilakukan secara tatap muka di kelas.

Memperkaya dan melengkapi lho! Bukannya menggantikan.

Itu hal yang saya tangkap dari konsep Flipped Classroom yang sudah mulai meluas penerapnnya di negara kita ini. Saat menjadi salah satu pembicara di simposium Aisofoll ke – 10 di Bogor pada bulan November 2019 lalu, saya mengamati bahwa pembicara-pembicara dari luar negeri sudah mengenal konsep Flipped Classroom ini sudah mulai beberapa waktu lalu. Blended Classroom atau Flipped Classroom membuat pembelajaran menjadi lebih kaya warna.

Ditambah lagi saat mengikuti kegiatan PembaTIK level 3, saya juga mendapat ilmu mengenai Flipped Classroom sekaligus belajar cara membuat video pembelajaran yang baik. Pelatihannya pun langsung praktek pembuatan secara berkelompok. Membuat wawasan saya tentang video pembelajaran semakin berkembang.

Makin yakin saya bahwa membuat video pembelajaran itu bukan kesia-sia an. Bukan pula untuk gaya-gaya an. Karena point utama dari pembuatan video ini adalah adalah untuk kebutuhan murid kita. Untuk mewarnai pembelajaran agar tidak membosankan, bahkan bisa jadi lebih efektif.

Video Pembelajaran dalam Flipped Classroom

Belum lama ini saya kerasukan buku ‘FLIP YOUR CLASSROOM: Reach Every Student in Every Class Everyday. Bukunya jelas banget mengupas tentang Flipped Classroom karena memang penulisnya adalah dua guru keren dari Amerika yang termasuk penginisiasi pendekatan ini. Buku ini masih asli berbahasa Inggris.  Belinya pun import dan muahaal :)

Tapi sepadan lah. Isinya tentang Flipped Classroom terasa riil, menceritakan bagaimana mereka menerapkannya di kelas. Tentang pemikiran dan pengalaman mereka saat berbagi dengan guru-guru lain. Bahasa penyampaiannya tidak terasa berat. Tidak terasa teoritis banget. Jadi makin mantap untuk mencoba si Flipped ini.

‘Flip’ dalam bahasa Indonesia bisa dikatakan semacam jungkir balik. Seperti gambar di cover bukunya itu. Maksudnya berubah paradigma untuk tidak melulu dengan pendekatan tatap muka. Di Flipped Classroom guru menggunakan beberapa teknik atau pendekatan, mengkombinasikan kegiatan tatap muka dengan kegiatan daring. Beberapa sarana daring yang saya coba adalah blog, podcast, dan video pembelajaran.

Siswa mengakses materi pembelajaran lewat HP
Tujuannya agar siswa sudah punya pemahaman awal dulu sebelum pembelajaran. Siswa membaca materi di blog atau melihat tayangan video di rumah sebelum pelajaran di mulai. Di kelas nanti bisa digunakan untuk intensif latihan soal atau speaking atau listening atau pratikum.

Video pembelajaran ini juga bermanfaat bagi siswa untuk pengayaan. Bisa dilihat lagi sepulang sekolah untuk mengingat pelajaran yang telah dipelajari. Beberapa anak memerlukan waktu lebih untuk bisa mencerna pelajaran secara sempurna. Nah, video pembelajaran akan membantu mereka untuk mengulang-ulang di mana saja, bahkan bisa sambil tiduran.

Kecepatan anak menangkap pelajaran memang bisa berbeda. Gaya anak belajarpun juga berbeda-beda. Flipped Classroom berusaha menjembatani semua perbedaan itu. Sesuai dengan slogannya, Bisa mencapai setiap murid, di setiap kelas, setiap hari – Reach every student in every class every day.

Dalam pengalaman saya, Flipped Classroom dengan berbantu video pembelajaran, podcast atau blog dapat membantu siswa yang sibuk. Iya, siswa itu ada juga lho yang sibuknya lebih dari gurunya.

Misalnya, siswa saya yang bernama Choiruddin, dia itu pradana Pramuka di sekolah. Kegiatannya semakin padat saat dia ditunjuk mengikuti jambore Pramuka di tingkat Propinsi. Karena dia menjadi terbaik di propinsi, dia kemudian mewakili ke Nasional dan menjadi juara Tergiat Nasional Putra. Setiap mau lomba itu, dia mengikuti pembekalan yang bisa berhari-hari. Belum lagi kegiatannya sebagai tim Paskibra dan OSIS.

Hana, siswa lainnya, seorang atlet pencak silat yang aktif ikut lomba atau tanding persahabatan. Atau Rofiq dan Nicholas yang serius sebagai atlet futsal. Sering mewakili sekolah dalam berbagai lomba. Memilih aktif di olah raga tertentu bukanlah hal yang buruk. Hanya konsekwensinya mereka akan sering tertinggal pelajaran. Dan masih ada beberapa siswa lain yang aktif organisasi atau kegiatan ekstrakurikuler.

Tentu siswa tersebut tidak adil kalau ditinggal begitu saja. Walaupun jujur, menerangkan kembali di depan kelas juga tidak menyenangkan. Siswa yang lain pun juga akan bosan. Flipped Classroom bisa menjadi solusi. Video pembelajaran bisa jadi salah satu medianya.

Cara Membuat Video Pembelajaran

Video pembelajaran bisa saja kita pilihkan dari berbagai sumber yang terpercaya. Ingat, dipilihkan. Jangan selalu mereka dibiarkan memilih begitu saja dari internet. Pilihan di internet yang milyaran itu bisa saja wasting time dan membingungkan. Dengan dipilihkan, bisa isinya sesuai dengan kurikulum dan bisa dipastikan aman bagi anak.

Membuat video sendiri juga bisa dijadikan alternatif. Setelah saya coba, ternyata banyak siswa menghargai usaha saya itu. Walaupun video saya masih wagu dan kurang kreatif ehehe..

Mereka menghargai bahwa saya telah berusaha lebih. Dan itu bertujuan untuk kepentingan mereka. itu kata mereka di polling yang saya berikan setelah mereka mengakses video pembelajaran yang saya buat. Beberapa dari mereka mengatakan bahwa video buatan gurunya sendiri itu bisa paling pas dengan materi pelajaran di kelas. Mereka pun bisa mem-pause atau mempercepat pemaparan sesuka mereka.

Lagipula Mereka juga mengkritik gaya saya yang masih terlihat kurang pede maksimal dan minta agar videonya diberi animasi agar lebih menarik. Oke deh, nak, bu gurumu ini akan belajar lebih banyak lagi.

Tahapan Membuat Video Pembelajaran

Tahap Pra – Produksi

Pada tahap ini pembuat video melakukan eksplorasi ide atau gagasan kemudian menyusunnya menjadi naskah video pembelajaran.  Menyesuaikan dengan materi pelajaran sesuai kurikulum dan alokasi waktu di kelas.

Tentukan juga tempat dan sarana untuk pengambilan gambar. Pilih tempat yang tidak gaduh, agar suara bisa tanpa banyak noise mengganggu. Pilih juga tempat yang terang, bila kita menggunakan cahaya alami. Bila di ruangan yang tidak terlalu terang lengkapi dengan lampu yang terang, lebih bagus dengan lampu sorot seperti yang ada di studio foto.

Alat alat yang diperlukan misalnya :

Kamera digital / HP

Kamera digital ini digunakan untuk mengambil gambar tayangan video. Kamera digital menghasilkan tayangan video yang lebih jelas daripada  kamera hp. Gambar video yang diambil dari handphone kadang tampak pecah jika dibuat pada video resolusi yang cukup tinggi. Tapi jika tidak ada kamera, kita bisa menggunakan handphone yang kita punya.

Tripod

Tripod digunakan untuk menyangga kamera digital agar gambar yang diambil stabil sehingga tayangan nantinya tidak banyak goyang, lebih nyaman dilihat. Tripod juga memudahkan saat shooting, tangan menjadi tidak mudah lelah. Sekolah kami mempunyai tripod yang dapat kami manfaatkan.

Clip on

Alat ini adalah alat untuk merekam suara berupa micropone kecil yang dapat diselipkan di saku atau dekat leher. Dengan clip on, suara akan lebih jernih, tidak terlalu terganggu dengan noise sekitar kita saat pengambilan video. Clip on disambungkan ke kamera digital atau handphone.
Kami memilih teknik terpisah. Gambar diambil dan disimpan di kamera digital, sedangkan suara diambil dengan clip on untuk disimpan di HP. Memang lebih ribet tetapi ada kelebihannya. Kelebihan dari teknik terpisah ini adalah audio bisa diedit tersendiri sehingga hasinya suara bisa lebih jernih.

Green Screen atau Blue Screen
Ini adalah layar kain berwarna biru atau hijau untuk background pengambilan gambar. Dengan memakai screen ini, nantinya background bisa diganti dengan gambar atau animasi yang sesuai.
Pilih gambar background untu animasi dari sumber yang free copyright agar kita bisa memakainya tanpa hak cipta. ,Misalnya dari pixabay atau pexel. Demikian juga kalau kita memilih gambar animasi.


Handphone/Laptop/PC
Sarana ini digunakan untuk mengedit gambar. Kalau saya, mengedit gambar dan suara yang sudah direkam dengan menggunakan aplikasi Kinemaster di handphone. Hasil videonya sudah cukup bagus walaupun memang belum bisa terbaik. Aplikasi ini cenderung lebih mudah diterapkan, bahkan untuk pemula seperti saya.

Tahap Produksi

Pada tahap ini mulai dilakukan pengambilan gambar untuk tayangan video. Pertama, kami menyiapkan alat-alat nya dahulu seperti kamera, tripod, clip on dan handphone. Pilih juga aplikasi editing video yang  akan diinstal di handphone atau komputer, misalnya KineMaster  atau  Camtasia.
Setelah alat siap, kami mencari lokasi pengambilan gambar.  Saya waktu itu memilih melakukan pengambalian gambar di ruang lab bahasa karena disitu suasana relatif tenang dan sedikit noise dari luar.

Pengambilan gambar dilakukan secara per potong-per potong scene tidak sekaligus 8 menit. Dengan pengambilan per scene, kami jadi lebih mudah menghafal materi yang harus diucapkan. Setiap scene hanya sekitar 1 – 2 menit saja.

Saya menggunakan teknik terpisah suara dan gambar. Gambar diambil dan disimpan di kamera digital , sedangkan suara diambil melalui clip on yang dihubungkan dengan handphone. Nanti keduanya akan di edit dan di mix melalui aplikasi KineMaster atau Camtasia. Saya menggunakan aplikasi Kinemaster untuk pembuatan video ini.

Tahap Pra Produksi

Editing

Pada tahap ini gambar dan suara yang sudah diambil di edit dan di mix pada aplikasi Kinemaster yang ada di handphone. Atur gambar dan suara guru agar berjalan harmonis dan sesuai dengan naskah.
Bisa juga kita tambahkan musik instrumentalia untuk mendukung tampilan. Tapi suara musik latar itu jangan sampai melebihi suara pembicara agar materi pelajaran tersampaikan lebih jelas.  Pastikan juga musik yang ditambahkan tidak mengandung unsur hak cipta atau copy right jika kita ingin mengupload video ke channel YouTube atau Portal Rumah Belajar. Di internet ada banyak layanan musik gratis yang bisa kita download, salah satunya ada di gallery musik YouTube yang free copyright atau bensound.com.

Rendering Video

 Rendering video adalah proses mengubah dan mengekspor video project di aplikasi KineMaster, menjadi satu file video yang utuh. Biasanya akan membutuhkan waktu lama. Untuk itu, pastikan dan cek terlebih dahulu kapasitas baterai smartphone penuh atau siapkan charger sebelum melakukan proses rendering video.

 Jika sudah yakin dan tidak ada lagi yang perlu diedit dalam video project, sekarang saatnya melakukan rendering. Selanjutnya akan tampil pilihan resolusi dan bitrate video yang akan direndering. Semakin tinggi resolusi dan bitrate maka semakin besar ukuran file video serta semakin lama waktu rendering yang dibutuhkan, namun kulitas video yang dihasilkan akan semakin bagus. Setelah resolusi dan bit rate dipilih maka tap menu “ekspor”. Format video hasil rendering adalah MP4.

Setelah proses rendering selesai maka nama file video akan tampil pada sebelah kanan atas dan file video hasil rendering sudah tersimpan di dalam smartphone kita. Pilih ikon “play” untuk menonton hasilnya.

Daan ini dia contoh video pembelajaran yang saya buat.

Satu video  Alhamdulillah bisa di setujui untuk ditayangkan di Portal Rumah Belajar; sebuah portal belajar online gratis milik Kemdikbud. Video pembelajaran yang ini untuk mendukung pelajaran materi Making Suggestions (Membuat saran).


Satu video lainnya saya upload di Youtube, tentang materi Making Appointment by Phone (Membuat Janji Temu Melalui Telepon)


Video saya masih perlu banyak perbaikan sih, tapi sudah cukup membantu untuk pembelajaran murid saya. Anda mau mencoba?

Ayo coba di buat lalu dicoba dipakai di pembelajaran. Bisa juga anda coba upload di Sumber Belajar Portal Rumah Belajar Kemdikbud. Bonusnya, video yang kita buat bisa juga dinilaikan untuk  penilaian kenaikan pangkat bagi guru PNS.

Contoh dan format laporan video pembelajaran dapat anda akses disini :

Klik di sini : Membuat Laporan Karya Inovatif Video Pembelajaran.html

Tapi tetap ide utama dari media video ini adalah : Reach every student, in every class, every day. Mendampingi setiap siswa, di setiap kelas, setiap hari.

  Salam Belajar,








You Might Also Like

31 comments

  1. Memang rumit bikin video dan butuh waktu lama. Tapi kelebihannya bisa di play berulang2 oleh siswa. Plus minus memang tapi ya kita sekarang ada era digital, memang harus menyesuaikan diri. Oya, salam kenal ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga juga, Putri. Iyess..guru memang perlu juga upgrade ilmu, untuk menyesuaikan diri dng kemajuan jaman

      Hapus
  2. Tulisan model ini layak dibaca secara teliti, izin shere ke grup MGMP ya miss, saya belum baca secara teliti karena tipe tulisan model ini yang saya cari dan bukan hanya baca tetapi dicoba, saya suka tulisan tutorial yang mendukung dunia pendidikan seperti ini.

    Saya pernah buat video pembelajaran, nda diedit segala langsung post karena tidak paham edit video, tetapi masalahnya bukan itu miss, dialek kedaerahan yang kental jadi tidak pede. Anak -anak bukan nonton dan memahami bahan yang saya sampaikan tetapi mereka komentar "sumber air su dekat" kwkwk. thanks miss, saya akan pelajari tutorial ini lebih teliti lagi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe..saya juga logatnya jawa masih medok itu :)
      Trus saya jelaskan ke siswa kalo maaf bu guru masih belajar, yg penting bisa membantu pelajaran kalian. Dan mereka bisa menerima, malah memberi masukan.
      Itu aplikasinya juga dipilihkan murid kok bang :))

      Hapus
  3. Masya Allah keren Mbak Dewi, bisa membuat video pembelajaran sendiri. Pasti rasanya senang dan puas ya. Apalagi bisa masuk ke portal rumah belajar. Sukses ya Mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih mba ulfah. Itu ngeditnya masih dibantu kok mbak. Malah kadang murid yang ngajari ehehe

      Hapus
  4. Belajar zaman now itu keren banget, ya. Kalo dulu sekolah bawa HP disita, sekarang malah dipakai pembelajaran.
    Tetiba pengin jadi muridmu, mbak hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwk..tidak selalu dibolehkan pakai hp kok mba'. Hanya kalau pas diperlukan saja. Misalnya untuk mengakses materi dari internet atau mengerjakan soal secara daring

      Hapus
  5. Keren, ini mah gurunya kreatif banget. Semoga terus menginspirasi banyak orang ya mbak��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.. Ini muridnya yg lebih kreatip kok mba'. Editing nya kadang dibantu murid malahan :)

      Hapus
  6. Paling tidak siswanya menghargai apa yang sudah dipersiapkan sang guru untuk pembelajaran mereka, itu sudah alhamdulillah sekali ya bu. Siswanya pasti juga lebih senang lihat video pembelajaran. Secara hari gini apa-apa sudah serba digital. Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak, ternyata siswa lebih menghargai kalau gurunya terlihat mau belajar.

      Hapus
  7. Waah, kereen! Sekarang guru sudah mulai merambah video sebagai bahan pengajaran ya.
    Sepertinya murid akan mudah mencerna, karena memang sudah zamannya yang serba digital ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih, guru harus terus belajar. Agar selaras dengan gaya belajar murid sekarang

      Hapus
  8. Kreatif sekali Mba. Coba dulu saya sewaktu SMA ada model pembelajaran lewat video seperti ini, lebih fun dan mudah dipahami. Beruntung sekali siswa sekarang semua sudah serba digital dan memiliki dengan guru kreatif seperti Mba Dewi. Semoga tulisan membuat video pembelajaran ini bisa menginspirasi guru guru lain ya Mba. Aminn

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini sudah jadi program yang meluas kok mbak.. Sudah banyak guru guru lain yang mencoba. Dan semoga ke depannya makin banyak lagi guru lain yang mencoba. Instruksi dari 'mas menteri pendidikan', guru harus lebih kreatif mengikuti perkembangan jaman.

      Hapus
  9. Salu sama Mbak Dewi.
    Senang dan bangga pada guru yang terus meng-update diri dengan era terkini termasuk sistem pembelajaran yang sesuai untuk siswa yang diajarnya.
    Semoga bisa menginspirasi guru-guru lainnya. Dan saya setuju dengan berbagai materi pendukung siswa akan punya banyak sumber untuk bahan belajarnya
    Reach every student, in every class, every day!
    Semangat dan selalu sukses ya Mbak!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih semangatnyaa mbak dian. Ini saya juga masih taraf belajar kok. Banyak guru lain yang juga sudah mulai menerapkan pembelajaran dengan Flipped classroom ini. Masih harus mengupgrade diri lebih lagi nih saya :)

      Hapus
  10. JAdi guru zaman now memang dituntut untuk selalu menciptakan inovasi baru. Justru kegiatan seperti ini bukan cuma sekadar mengajar saja, tapi juga menjadi teladan. Bahwa guru juga terus meng-upgrade wawasan dan mengaplikasikannya. Barrakallah, semoga sukses ya Mbak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin..terimakasih dukungannya mbak ati :)
      Iya nih mbak, guru harus juga semangat untuk mengupgrade diri. Dan ajaibnya murid malah siap membantu, memberi masukan, dan makin semangat mengikuti pelajaran.

      Hapus
  11. Wah keren bu guru ini. Aku malah gak bisa ngedit video loh. Biasanya dibantuin anak lanang. Emang ya mba jadi guru itu harus selalu update Dan upgrade diri hehe.. semangat terus ya Bu guru

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sstt..saya juga belum mahir banget kok mbak. Wong ini ngeditnya masih dibantu murid lho :)
      Mereka itu lebih pinter dalam hal mengeksplore gawai. Saya masih perlu belajar banyak nih

      Hapus
  12. Izin simpan tulisan ini untuk anak-anak saya ya mbak. Biar kalau ada tugas presentasi dan dokumentasi mereka bisa belajar dari artikel detil dan lengkap ini. Thanks nanti mamaknya ikut belajar juga, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Monggo mbak sita. Ini gurunya juga masih taraf belajar kok :)

      Hapus
  13. Wah menarik sekali mbak ulasannya, kebetulan saya juga pernah buat video pembelajaran, tapi saya pake power point sajadan suara saya dijadikan video, karena saya tidak pede pada waktu itu berdiri di depan hahaha... Mungkin pada dasarnya introvert ya heheh. Kalau boleh tau, itu micnya beli dimana ya mbak, karena saya ingin beli juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beli online mbak..banyak pilihan. Kalau bisa pilih yg panjang kabelnya. Lebih gampang diatur.
      Pakai powerpoint atau sparkol juga oke kok mbak. Ayo kita latihan mbuat lagi :)

      Hapus
  14. sumpah sekolahnya keren banget mba! salut banget kalo menerapkan metode pembelajaran gini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uwaaaw..terimakasih apresiasinya . Masih belajar kok ini bang

      Hapus
    2. tapi udah sangat luar biasa mba, sbg seorang guru emg harus kreatif utk ikut perkembangan jaman

      Hapus
  15. Maasyaa Allaah.. Keren, mbak Dewi..

    UNNES 97 bukan, ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa aku PBI Unnes 97 .. apakah kita seangkatan yaa
      Wadeew jadi malu, baru belajar iniih.

      Hapus