Contoh Ide Penelitian di Bidang Bahasa untuk Best Practice & PTK ; Inspirasi dari AISOFOLL 10

00.57

Tugas guru utamanya memang mengajar, tetapi salah satu yang kini harus ditingkatkan adalah kemampuan guru untuk membuat karya penelitian. Bisa dituangkan dalam bentuk Best Practice maupun dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas. Ide nya bisa apa saja yang terjadi di kelas. Tidak harus yang super keren. Berpikiran seperti  itu lama-lama malah akan menutup ide – ide yang akan muncul.  Akhirnya tidak akan pernah menulis!


Sesi foto bersama presenter dan key note speakers AISOFOLL 10
Itulah setidaknya yang terjadi pada saya. Sudah hampir empatbelas tahun jadi guru, saya belum pernah berusaha melakukan penelitian. Masalahnya ya itu tadi. Saya terlalu lama menimbang ide untuk teknik belajar apa yang paling keren untuk dijadikan bahan penelitian.

Hingga akhirnya saya mengikuti sebuah miniworkshop NEEW untuk guru tentang multiliterasi di UNS. Bapak Prof Handoyo Puji Widodo, Phd yang menjadi salah satu pembicara menjelaskan bahwa ide penelitian itu bisa yang sederhana saja. Salah satunya dengan Photovoice. Beliau kemudian memberi referensi teori yang jelas dengan beberapa sumber jurnal internasional yang terpercaya.
Saya kemudian mencobanya, dan ternyata asal mengikuti alur, menuangkan dalam penelitian itu bisa seperti bercerita saja. Apalagi target saya adalah praktik baik pengajaran (Best Practice).

Keberuntungan berikutnya adalah ketika penelitian ini malah memenangkan dana hibah dari SEAMEO QITEP in Languange Regrants 2018. Keberuntungan lain adalah ketika terpilih menjadi peserta AISOFOLL ke 10 pada bulan Oktober 2019 lalu.

Be Creative Teacher

Di AISOFOLL ini banyak sekali ide penelitian dari pembicara lain yang dapat saya pelajari. Menurut saya, hampir semua penelitian yang di presentasikan itu intinya adalah ‘Be Creative Teacher’. Jadilah guru yang kreatif – yang mampu mengajak siswa menuju ke level pemikiran aras tinggi (HOTS).

Dr. Jo-Ann Netto-Shek, dari Nanyang Technological University, Singapore, mengatakan bahwa dengan pengajaran yang kreatif, pemikiran siswa itu akan meningkat ke arah pemikiran kritis dan juga kreatif. Jangan mengajar bahasa hanya untuk sekedar membaca tahu isinya, arti vocabulary nya, atau hanya tahu cara membacanya. Buatlah kegiatan yang kreatif untuk bisa fluent / lancar dalam menggunakan bahasa itu sesuai konteksnya.
Dr. Rainer E Wicke, keynote speaker AISOFOLL 10

Seorang pembicara lain dari Jerman yang merupakan perwakilan dari Goethe Institute, Dr Rainer E.Wicke,  memberi pandangan bahwa pengajaran bahasa secara kreatif itu penting. Creative Languange Teaching itu merupakan sarana untuk meningkatkan prestasi di bidang bahasa. Guru itu sebagai monitoring saja bukan lagi controlling.

Bapak Reiner yang sudah berpengalaman mengajar di berbagai negara ini memang menyadari bahwa creative language teaching itu bisa saja proses yang tidak mudah bagi siswa atau guru itu sendiri, jadi ‘don’t expect too much at the beginning’. Jangan berharap terlalu banyak saat akan memulainya. Hasil pencapaian yang meningkat itu sesungguhnya hasil dari proses. Jadi jangan takut memulai, enjoy the process!.

Contoh Penelitian di Bidang Bahasa

Menggunakan kolase gambar dan foto untuk menulis kreatif

Berikut ini sharing contoh-contoh inspirasi penelitian di bidang bahasa terinspirasi dari AISOFOLL 10:
Mr. Rainer mencontohkan untuk memotivasi siswa dalam menulis cerita kreatif dengan menggunakan real picture. Pertama beliau menyuruh siswa untuk mengambil gambar jendela dari kejauhan. Ide besarnya adalah : Window is a Window.
Pesentasi project Window is a Window

Setelah itu siswa saling menceritakan dengan temannya tentang gambar jendela yang dia ambil. Mr. Rainer kemudian menyediakan potongan – potongan gambar berbagai objek yang dia gunting dari majalah atau koran. Potongan – potongan gambar itu ditempel sebagai kolase di samping foto jendela. Dari inspirasi jendela dan kosakata dari benda-benda yang di kolase itu, siswa membuat kalimat-kaimat untuk dirangkai menjadi cerita.

Menerapkan Photovoice sebagai teknik untuk menulis eksposisi

Photovoice pada dasarnya hampir mirip dengan metode Mr. Reiner diatas. Hanya saja tidak berupa kolase. Photovoice menggunakan satu foto yang diambil oleh siswa untuk kemudian dijadikan bahan tulisan.
Photovoice menganggap gambar mempunyai suara yang bisa membawa perubahan. Gambar bisa diamati dengan pertanyaan-pertanyaan disingkat SHOWED:
Presentasi Photovoice Project

  1. What do you see here?
  2. What is really happening here?
  3. How does this relate to our live?
  4. Why does the situation, concern, or strength exist?
  5. What can we do about it?

Setelah tulisan jadi, tulisan dan foto kemudian di eksebisi atau semacam pameran untuk khalayak ramai. Sebisa mungkin melibatkan para pembuat keputusan sehingga suara di foto itu bisa di dengar luas. Pembahasan tentang Photovoice dapat anda baca Klik Disini

Flipping Movies for Dynamic Engagement

Penelitian ini menggunakan model Flipped Classroom yang menggabungkan kegiatan Face To Face (tatap muka antar guru dan murid secara langsung), dengan kegiatan pembelajaran daring berbasis komputer. Materinya menggunakan film berbahasa Inggris, pilih film yang pengucapannya tidak terlalu rumit dan mengandung unsur nilai moral yang baik. Tujuan utama nya adalah untuk meningkatkan keterlibatan siswa agar lebih dinamis saat belajar Bahasa Inggris.
Poster Film Gifted Hands dari google.com

Urutannya adalah sebagai berikut :
Pre-Movie
Berupa kegiatan di luar kelas. Siswa diberi link video terkait dengan film yang akan dilihat. Misalnya sebagai contoh, film yang akan dilihat 'Gifted Hands', pada kegiatan pre-movie ini siswa diberi link untuk mengamati video 'Dr. Ben Carson's Gifted Hands documentary. Tujuannya agar siswa menjadi terbiasa dengan target vocabulary dan memahami pengenalan isu yang akan diangkat dalam film tersebut.

Movie Day
Ini merupakan kegiatan menonton film di dalam kelas. Suasana dibuat seperti dalam gedung film yang gelap dan dingin. Boleh juga siswa mencatat. Film dilengkapi dengan caption dan di pause setiap sepuluh menit digunakan guru untuk menanyakan beberapa pertanyaan untuk memastikan pemahaman siswa.

Post-movie
Ini merupakan kegiatan mengerjakan tugas di luar kelas. Tugasnya di susun untuk mengasah kosakata, menggunakan kosakat itu sesuai konteks, dan mengembangkan keterampilan mendengarkan. Siswa akan dapat mengerjakan sesuai kecepatan dan target masing-masing.

Extensions and Creativity
Setelah semua siklus kegiatan diatas, siswa melakukan In-class Workshops. Siswa didorong melakukan project yang dinamis dan kreatif berkaitan dengan film yang dilihat. Project dapat berupa membuat dokumentary, merancang dan menyelenggarakan sebuah kegiatan, melakukan kampanye, atau berakting dalam role playing.
Sebagai contoh, setelah kegiatan dengan film Gifted Hands, diadakan penyelenggaraan sebuah kegiatan culture day dengan menggunakan kutipan-kutipan Carson, laporan pada isu utama di film tersebut, melakukan interview dengan para dokter, dan membuat replika sederhana dari bagian scene film tersebut.

Menggunakan teknik Srapbooking untuk menyusun teks Biografi

Menulis di kertas begitu saja bisa membosankan. Untuk menarik perhatian, siswa diajak menulis teks biografi tentang tokoh-tokoh terkenal dengan membuat scrapbook.
Membuat scrapbook nya cukup dengan menggunakan bahan-bahan sisa di sekitar siswa. Bentuk scrapbook lebih menarik daripada menulis di selembar kertas. Bagaimana cara menyusun sebuah scrapbook dapat anda amati melalui beberapa video tutorial di internet.

Mengadakan project menulis di blog bagi siswa dan FB group

Setiap siswa membuat sebuah blog. Link blog dikirim kepada guru. Dalam blog tersebut siswa memposting beberapa hal terkait KD yang sedang dipelajari. Sebagai contoh, dalam mengajar KD tentang ungkapan apreciation, siswa bisa membuat postingan di blognya. Bisa berupa ringkasan pelajaran, tulisan membuat dialog ungkapan apreciation, menanyangkan komik buatannya yang mengguanakan ungkapan apreciation, atau membuat link tayangan video mereka.
Untuk memudahkan sharing informasi di blog mereka, ada FB group kelas. Di FB group itu, siswa membagikan tautan menuju tiap postingan di blog nya. Diskusi juga bisa terjadi lebih leluasa di FB group ini.

Mengintegrasikan Teknologi Augmented Reality untuk pembelajaran

Contoh dari penelitian ini adalah, pengembangan seperangkat media yang diberi mana ABC Kartei untuk pembelajaran Budaya Jerman Indonesia. Media ABC Kartei itu terdiri dari kartu-kartu dengan penanda (marker) untuk dapat diakses secara digital berikut dengan panduan penggunaannya.
Teman sekamar saya waktu kegiatan PembaTIK level 3 lalu juga pernah menerapkan metode AR ini untuk belajar kosakata bahasa inggris. Namanya ibu Asih dari SMP N 1 Selomerto. Beliau orangnya sangat kreatif dengan menggunakan media ini. Contoh media AR yang dia buat dapat anda amati di tautan Youtube nya :


Itulah beberapa contoh project penelitian yang bisa anda jadikan inspirasi. Beberapa terlihat sederhana, bukan? Hanya bedanya mereka menuliskannya. Maka jadilah sebuah laporan penelitian. Berikut contoh – contoh lain inspirasi penelitian:
  • Membuat Digital Storytelling Project untuk meningkatkan skills productive siswa.
  • Meningkatkan HOTS siswa dengan permaianan ‘I am The Expert’
  • Penerapan HOTS untuk meningkatkan ketrampilan menulis menggunakan ‘Mind Mapping’
  • Project ‘Cartoonize Your Holiday’ untuk meningkatkan pembelajaran berbasis HOTS
  • Menggunakan Google Classroom dalam Flipped Classroom Model
  • Memanfaatkan SAC (Smart Apps Creator) dalam Blended Learning.
  • Meningkatkan keterampilan menulis dalam materi Decrire Une Personne melalui media Kahoot
  • Menerapkan Process Approach dalam Writing untuk meningkatkan HOTS
  • Menerapkan CLCs (Critical Literature Circles) untuk meningkatkan pemikiran kritis
  • Menerapkan Metacognitive Strategies untuk meningkatkan pemikiran aras tinggi pada siswa
  • Menggunakan Creative Questions untuk mengembangkan ketrampilan berpikir kritis
  • Melibatkan ketrampilan membuat pertanyaan terbuka dalam menstimulasi Students’ Thinking
  • Menerapakan blended learning pada pembelajaran menulis puisi

Semoga dengan beberapa contoh diatas anda dapat terinspirasi membuat penelitian Best Practice atau Penelitian Tindakan Kelas. Kunci dari membuat penelitian adalah pelaporan yang sistimatis, dengan dokumentasi yang jelas, dan yang penting jujur. Penelitian tidak usah dibuat-buat dan jangan copy paste saja dari berbagai sumber. Selamat menulis laporan.

      Salam Belajar,


You Might Also Like

8 comments

  1. Waaoo, puyeng juga mba hahahaha.
    Fix deh, saya gagal jadi guru hahaha.
    Saya kurang pandai mentransfer ilmu nih :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe.. mbak rey kan udah jadi blogger idolakuh .
      Ini tulisannya sedang ilmiah mode on nih mba rey :)

      Hapus
  2. Mbak Dewi aku tersepona kagetdg tulisannya, lalu ak kaget lihat AR nya.
    Adakan seminar menulis dg pembicara Dewi Apriliana kyknya byk yg daftar mba, saya bagian pendaftaran ya mau, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. AR nya siapa duluu dong ehehe.. mbak Asih Prihatin gitu loh. Yang temanku sekamar ituuu pas PembaTIK :)
      Pembicaranya itu ya Mbak Duta Asih dong.. So proud of u sist.. keep creating awesome content yaa

      Hapus
  3. Duh kalo para guru matematika ikut ini, yakin deh banyak siswa jadi cinta matematika :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa aja Bang Day ini.. Mungkin memang pelajaran bidang bahasa lebih mudah dibuat berwarna, biar muridnya tidak mudah bosan.

      Hapus
  4. Mantab mbak... Mbak punya pasion di pekerjaannya.... nice

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasiiii.. makin jadi semangat ni dapat kunjungan dari mas amar ma'ruf.

      Hapus